26.7 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Suguhkan Permainan Tradisional yang Tak Dikenal Anak-anak

ADA permaianan unik dalam menyambut HUT ke-96 Kota Tebingtinggi yang berlangsung di Lapangan Merdeka Srimersing Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi, Rabu (19/6) kemarin. Ya, permaianan dengan menggunakan dua batang kayu pendek yang disebut patok lele.

PATOK LELE: Siswa pelajar saat mengikuti lomba patok lele  memeriahkan HUT -96 Kota Tebingtinggi.//Sopian/sumut pos
PATOK LELE: Siswa pelajar saat mengikuti lomba patok lele dalam memeriahkan HUT ke-96 Kota Tebingtinggi.//Sopian/sumut pos

Permainan Patok Lele berkisar 30 tahun silam memang sangat terkenal di kalangan anak-anak saat itu. Kini, permainan itu kembali muncul yang dimainkan murid Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Tebingtinggi memeriahkan perlombaan menyambut HUT ke-96 Kota Tebingtinggi.

Munculnya ide permianan patok lele ini tercetus dari Dinas pendidikan Kota Tebingtinggi dan Wali Kota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan. Mereka sepertinya ingin menghidupkan kembali olahraga tradisional di kalangan anak-anak pelajar di Kota Tebingtinggi.

Salah seorang juri Arbiyadi, guru olahraga dari SMP Negeri 6 Kota Tebingtinggi kepada Sumut Pos mengatakan bahwa permainan ini memang sudah lama ditinggalkan oleh anak-anak, bahkan para anak-anak ketika diberitahukan adanya perlombaan olahraga patok lele se pelajar SD dan SMP di Kota Tebingtinggi sangat kebingungan dan asing mendengar perkataan patok lele. “Apa itu pak olahraga patok lele, kami baru sekali ini mengetahui adanya olahraga patok lele,”bilang Arbiyadi menceritakan kebingunan pelajar SMP Negeri 6 itu, Rabu (19/6).

Dalam perlombaan patok lele ini menggunakan dua batang kayu bulat berukuran 10 centimeter dan 30 centimeer sebagai pemukulnya. Dalam olahraga ini diikuti tim putra dan putri yang terbagi dalam lima orang dari setiap sekolah SD dan SMP. Untuk poin, kata Arbiyah setiap nilai yang dikumpulan sesuai dengan hasil perlombaan satu tim. Seperti apabila berhsil menangkap batang kayu yang dipukul dengan satu tangan nilainya 30, bila tertangkap dua tangan nilainya 10, serta apabila regu tim jaga berhasil melempar batang kayu ke induk kayunya di dekat lobang tanah, maka nilainya juga 10. “Sistem permainan dibagi dalam tiga metode, satu metode songket patok lele, patok layang dan patok lele dari lobang d itanah,” paparnya.

Satu peserta asal sekolah SMP Negeri 6 Kota Tebingtinggi berhasil sebagai juara pertama setingkat SMP untuk tim putri. Marlina, seorang pemenang olahraga ini mengungkapkan bahwa patok lele seumur hidupnya baru kali ini mengenalnya. Selama ini Marlina mengaku tidak mengetahui nama permainan patok lele apalagi untuk mencoba peramainan tersebut.

“Setelah dijelaskan oleh guru olahraga, kami sedikit mengerti apa namanya patok lele, tetapi permainan ini sangat unik dan tidak pernah muncul di televisi atapun media cetak,”bilang Marlina.

Kata Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi mengatakan selain patok lele, ada juga olahraga tardisional lainnya yang juga diperlombakan. Seperti lomba terompah batok kelapa, enggrang, gerobak sodar (Bilon) dan bedil bulu (karet diikat menggunakan bulu ayam). (ian)

ADA permaianan unik dalam menyambut HUT ke-96 Kota Tebingtinggi yang berlangsung di Lapangan Merdeka Srimersing Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi, Rabu (19/6) kemarin. Ya, permaianan dengan menggunakan dua batang kayu pendek yang disebut patok lele.

PATOK LELE: Siswa pelajar saat mengikuti lomba patok lele  memeriahkan HUT -96 Kota Tebingtinggi.//Sopian/sumut pos
PATOK LELE: Siswa pelajar saat mengikuti lomba patok lele dalam memeriahkan HUT ke-96 Kota Tebingtinggi.//Sopian/sumut pos

Permainan Patok Lele berkisar 30 tahun silam memang sangat terkenal di kalangan anak-anak saat itu. Kini, permainan itu kembali muncul yang dimainkan murid Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Tebingtinggi memeriahkan perlombaan menyambut HUT ke-96 Kota Tebingtinggi.

Munculnya ide permianan patok lele ini tercetus dari Dinas pendidikan Kota Tebingtinggi dan Wali Kota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan. Mereka sepertinya ingin menghidupkan kembali olahraga tradisional di kalangan anak-anak pelajar di Kota Tebingtinggi.

Salah seorang juri Arbiyadi, guru olahraga dari SMP Negeri 6 Kota Tebingtinggi kepada Sumut Pos mengatakan bahwa permainan ini memang sudah lama ditinggalkan oleh anak-anak, bahkan para anak-anak ketika diberitahukan adanya perlombaan olahraga patok lele se pelajar SD dan SMP di Kota Tebingtinggi sangat kebingungan dan asing mendengar perkataan patok lele. “Apa itu pak olahraga patok lele, kami baru sekali ini mengetahui adanya olahraga patok lele,”bilang Arbiyadi menceritakan kebingunan pelajar SMP Negeri 6 itu, Rabu (19/6).

Dalam perlombaan patok lele ini menggunakan dua batang kayu bulat berukuran 10 centimeter dan 30 centimeer sebagai pemukulnya. Dalam olahraga ini diikuti tim putra dan putri yang terbagi dalam lima orang dari setiap sekolah SD dan SMP. Untuk poin, kata Arbiyah setiap nilai yang dikumpulan sesuai dengan hasil perlombaan satu tim. Seperti apabila berhsil menangkap batang kayu yang dipukul dengan satu tangan nilainya 30, bila tertangkap dua tangan nilainya 10, serta apabila regu tim jaga berhasil melempar batang kayu ke induk kayunya di dekat lobang tanah, maka nilainya juga 10. “Sistem permainan dibagi dalam tiga metode, satu metode songket patok lele, patok layang dan patok lele dari lobang d itanah,” paparnya.

Satu peserta asal sekolah SMP Negeri 6 Kota Tebingtinggi berhasil sebagai juara pertama setingkat SMP untuk tim putri. Marlina, seorang pemenang olahraga ini mengungkapkan bahwa patok lele seumur hidupnya baru kali ini mengenalnya. Selama ini Marlina mengaku tidak mengetahui nama permainan patok lele apalagi untuk mencoba peramainan tersebut.

“Setelah dijelaskan oleh guru olahraga, kami sedikit mengerti apa namanya patok lele, tetapi permainan ini sangat unik dan tidak pernah muncul di televisi atapun media cetak,”bilang Marlina.

Kata Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi mengatakan selain patok lele, ada juga olahraga tardisional lainnya yang juga diperlombakan. Seperti lomba terompah batok kelapa, enggrang, gerobak sodar (Bilon) dan bedil bulu (karet diikat menggunakan bulu ayam). (ian)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/