AEK KANOPAN, SUMUTPOS.CO – Minyak tanah oplosan merenggut nyawa Kolel Rizki (4) warga Simpang Empat, Desa Kuala Beringin, Kecamatan Kualuh Hulu, Labura. Bocah malang itu menjadi korban kebakaran bersama ayahnya, Wahab Parapat.
Kejadian berlangsung Jumat (22/8) malam. Ayah dan bocah malang itu terbakar setelah lampu teplok yang dihidupkan Wahab meledak dan minyak tanah tercurah ke tubuh mereka berdua.
Saat api mulai menjilati tubuh keduanya, Wahab langsung keluar dari gubuknya dan mencoba mencari pertolongan. Sementara Kolel Rizki yang bersamanya menjaga kebun langsat terus dijilati api.
Tak jauh dari lokasi kejadian, oppung korban Mudin Parapat (60) melihat keduanya tengah dijilati api. Secepatnya Mudin menghampiri korban dan membawanya meminta pertolongan kepada warga, wargapun segera membawa keduanya ke rumah sakit Radiva Aek Kanopan, namun sesampai di rumah sakit Radiva, Kolel meninggal dunia sekitar pukul 11.55 WIB.
“Kolel meninggal akibat luka bakar, memasang lampu teplok di ladangnya saat menjaga buah langsat di kebun,” ucap Lilik (50), warga setempat, Senin (25/8).
Lilik menduga, minyak tanah yang dituangkan korban ke lampu teplok adalah minyak tanah oplosan bercampur dengan bensin. “Sebab begitu disulut api ke lampu teplok langsung menyambar dan meledak,” katanya.
Bagian Administrasi Rumah Sakit Radiva, Lastri Sitorus mengatakan pasien korban luka bakar bernama Kolel meninggal dunia sesampai di rumah sakit. “Belum sempat dirawat, akibat tubuh Kolel mengalami luka bakar 100 persen. Sementara ayahnya Wahab Parapat hanya mengalami luka bakar 30 persen,” ujar Lastri.
Mendengar Kolel telah meninggal dunia, jenazahnya dibawa keluarganya pulang. “Selanjut kami tidak mengetahui kemana di bawa pak Wahab itu,” katanya. (st/smg/bd)