27.8 C
Medan
Saturday, April 27, 2024

Cabai Merah di Sumut Surplus 41.950 Ton

BATUBARA, SUMUTPOS.CO- Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara mengklaim produksi cabai merah di Provinsi Sumut capai 146.182 ton. Sementara itu, kebutuhan masyarakat 104.230 ton. Dengan kata lain, Sumut surplus 41.950 ton cabai merah.

Penjabat (Pj) Gubernur Sumut, Hassanudin, berpesan perlu tetap diwaspadai, mulai dari stabilitas harga dan ketersediaannya.

“Dari lumbung-lumbung cabai Sumut mampu memproduksi 146.182 ton dengan jumlah kebutuhan masyarakat 104.230 ton, kita masih surplus 41.950 ton, namun ini harus tetap dijaga, apalagi untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru 2024,” sebut Hassanudin, usai panen raya cabai merah di Desa Lubuk Cuik, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batubara, Rabu (25/10) kemarin.

Untuk diketahui, lumbung-lumbung produksi cabai merah di Sumut, yakni Karo, Batubara, Simalungun, Tapanuli Utara, Langkat, Dairi, Toba. Kemudian, Humbanghasundutan, Mandailingnatal dan Padangsidimpuan.

Hassanudin menjelaskan bahwa, cabai menjadi salah satu komoditi yang paling dibutuhkan oleh masyarakat, sekaligus penyebab tingginya inflasi di Indonesia. Walau kawasan sentra produksi cabai merah Sumut seperti namun perlu tetap diwaspadai mulai dari stabilitas harga dan ketersediaannya.

Untuk itu, Hassanudin berharap, petani cabai di Desa Lubuk Cuik dapat terus meningkatkan produksi tanaman cabai. Saat ini luas lahan cabai di Desa Lubuk Cuik dan desa sekitarnya 630,52 Ha, dengan produksi 12-15 ton/ha.

“Saat panen puncak bisa mencapai 40-50 ton/hari, kita harapkan harga dan ketersediaan cabai untuk masyarakat Sumut cukup,” kata mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.

Disisi lain, Hassanudin mendukung pembangunan rumah produksi pasta cabai merah di Desa Tanah Itam Hilir, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batubara. Diharapkan program hilirisasi dengan membangun rumah produksi tersebut menjadi solusi terbaik bagi semua pihak.

“Masyarakat selaku konsumen tidak menjerit saat harga melambung tinggi. Begitu juga petani tidak mengeluh saat harga anjlok,” kata Hassanudin.

Dalam kunjungan tersebut, Hassanudin juga menyerahkan bantuan dari Pemprov Sumut kepada tiga ketua kelompok tani budidaya cabai, yakni Ketua Kelompok Tani Sepakat Irwansyah berupa pupuk organik 16.000 kg, benih cabai 40 sachet dan 80 mulsa gulung.

Ketua Kelompok Tani Makmur Salidi, berupa pupuk organik 12.000 kg, 30 sachet bibit cabai dan 60 mulsa gulung dan Ketua Kelompok Tani Mekar Indah Wardi, berupa pupuk organik 12.000 kg, benih cabai 30 sachet dan 60 mulsa gulung. Total pupuk 40.000kg, 100 sachet benih cabai dan 200 gulung mulsa, serta Hand Sprayer Electrick untuk masing-masing kelompok tani.

Sementara itu, Bupati Batubara Zahir mengatakan, Desa Lubuk Cuik merupakan desa penghasil cabai merah terbesar kedua di Sumut, setelah Kabupaten Karo. Hasil produksnyai tidak saja dipasarkan ke wilayah Batubara tapi juga di luar Batubara seperti Medan, Pekan Baru Riau, Padang, Dumai dan Batam.

Untuk itu, katanya, perlunya membangun Rumah Produksi Pasta Cabai Merah, karena ketika cabai ini panen harganya tidak langsung anjlok, akibat dimainkan oleh para tengkulak.

“Tahun ini juga melalui Kementrian Koperasi dan UMKM akan dibangun pabrik pasta cabai, alatnya sedang diproses, untuk pabriknya sendiri baru dimulai November hingga Desember selesai, sekarang sudah sampai 70%. Jadi ketika panen raya petani bisa merasakan harga yang stabil, karena pabrik pasta cabai menjamin itu, Doakan ini segera diresmikan,” ucapnya.

Turut hadir Sekdakab Batubara Norma Deli Siregar, Forkopimda Batubara, Kadis Kominfo Sumut Ilyas Sitorus, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura Sumut Rajali dan Kepala Desa se-Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batubara.(gus/ram)

BATUBARA, SUMUTPOS.CO- Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara mengklaim produksi cabai merah di Provinsi Sumut capai 146.182 ton. Sementara itu, kebutuhan masyarakat 104.230 ton. Dengan kata lain, Sumut surplus 41.950 ton cabai merah.

Penjabat (Pj) Gubernur Sumut, Hassanudin, berpesan perlu tetap diwaspadai, mulai dari stabilitas harga dan ketersediaannya.

“Dari lumbung-lumbung cabai Sumut mampu memproduksi 146.182 ton dengan jumlah kebutuhan masyarakat 104.230 ton, kita masih surplus 41.950 ton, namun ini harus tetap dijaga, apalagi untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru 2024,” sebut Hassanudin, usai panen raya cabai merah di Desa Lubuk Cuik, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batubara, Rabu (25/10) kemarin.

Untuk diketahui, lumbung-lumbung produksi cabai merah di Sumut, yakni Karo, Batubara, Simalungun, Tapanuli Utara, Langkat, Dairi, Toba. Kemudian, Humbanghasundutan, Mandailingnatal dan Padangsidimpuan.

Hassanudin menjelaskan bahwa, cabai menjadi salah satu komoditi yang paling dibutuhkan oleh masyarakat, sekaligus penyebab tingginya inflasi di Indonesia. Walau kawasan sentra produksi cabai merah Sumut seperti namun perlu tetap diwaspadai mulai dari stabilitas harga dan ketersediaannya.

Untuk itu, Hassanudin berharap, petani cabai di Desa Lubuk Cuik dapat terus meningkatkan produksi tanaman cabai. Saat ini luas lahan cabai di Desa Lubuk Cuik dan desa sekitarnya 630,52 Ha, dengan produksi 12-15 ton/ha.

“Saat panen puncak bisa mencapai 40-50 ton/hari, kita harapkan harga dan ketersediaan cabai untuk masyarakat Sumut cukup,” kata mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.

Disisi lain, Hassanudin mendukung pembangunan rumah produksi pasta cabai merah di Desa Tanah Itam Hilir, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batubara. Diharapkan program hilirisasi dengan membangun rumah produksi tersebut menjadi solusi terbaik bagi semua pihak.

“Masyarakat selaku konsumen tidak menjerit saat harga melambung tinggi. Begitu juga petani tidak mengeluh saat harga anjlok,” kata Hassanudin.

Dalam kunjungan tersebut, Hassanudin juga menyerahkan bantuan dari Pemprov Sumut kepada tiga ketua kelompok tani budidaya cabai, yakni Ketua Kelompok Tani Sepakat Irwansyah berupa pupuk organik 16.000 kg, benih cabai 40 sachet dan 80 mulsa gulung.

Ketua Kelompok Tani Makmur Salidi, berupa pupuk organik 12.000 kg, 30 sachet bibit cabai dan 60 mulsa gulung dan Ketua Kelompok Tani Mekar Indah Wardi, berupa pupuk organik 12.000 kg, benih cabai 30 sachet dan 60 mulsa gulung. Total pupuk 40.000kg, 100 sachet benih cabai dan 200 gulung mulsa, serta Hand Sprayer Electrick untuk masing-masing kelompok tani.

Sementara itu, Bupati Batubara Zahir mengatakan, Desa Lubuk Cuik merupakan desa penghasil cabai merah terbesar kedua di Sumut, setelah Kabupaten Karo. Hasil produksnyai tidak saja dipasarkan ke wilayah Batubara tapi juga di luar Batubara seperti Medan, Pekan Baru Riau, Padang, Dumai dan Batam.

Untuk itu, katanya, perlunya membangun Rumah Produksi Pasta Cabai Merah, karena ketika cabai ini panen harganya tidak langsung anjlok, akibat dimainkan oleh para tengkulak.

“Tahun ini juga melalui Kementrian Koperasi dan UMKM akan dibangun pabrik pasta cabai, alatnya sedang diproses, untuk pabriknya sendiri baru dimulai November hingga Desember selesai, sekarang sudah sampai 70%. Jadi ketika panen raya petani bisa merasakan harga yang stabil, karena pabrik pasta cabai menjamin itu, Doakan ini segera diresmikan,” ucapnya.

Turut hadir Sekdakab Batubara Norma Deli Siregar, Forkopimda Batubara, Kadis Kominfo Sumut Ilyas Sitorus, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura Sumut Rajali dan Kepala Desa se-Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batubara.(gus/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/