28.9 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Setahun Jembatan Tak Diperbaiki, Warga Desa Pandiangan Geruduk Kantor Bupati Dairi

ASPIRASI: Masyarakat Desa Pandiangan, Kecamatan Lae Parira diterima Asisten Pemerintahan Pemkab Dairi untuk menyampaikan aspirasi terkait jembatan penghubung di desa mereka yang setahun putus akibat banjir bandang tahun 2018 yang tak kunjung diperbaiki. 
RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
ASPIRASI: Masyarakat Desa Pandiangan, Kecamatan Lae Parira diterima Asisten Pemerintahan Pemkab Dairi untuk menyampaikan aspirasi terkait jembatan penghubung di desa mereka yang setahun putus akibat banjir bandang tahun 2018 yang tak kunjung diperbaiki. RUDY SITANGGANG/SUMUT POS

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Kecewa karena setahun jembatan menuju desa mereka putus, warga Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira, berunjukrasa ke Kantor Bupati Dairi, Senin (25/11).

Warga yang didominasi kaum ibu-ibu ini menerobos masuk ke kompleks Kantor Bupati dan menuju Pendopo Bupati. Kedatangan mereka pun langsung dihadang petugas Satpol PP.

Selanjutnya, warga pun diterima Asisten 1 Pemerintahan, Ramland Sitohang didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dairi, Bahagia Ginting.

Dalam pertemuan tersebut, perwakilan dari warga Dontoni Panjaitan (54), Jasmer Sihite (60), Rainim boru Purba serta Tohonan Sihombing mengungkapkan bahwa jembatan menuju desa mereka putus saat banjir bandang yang terjadi pada 18 Desember 2018.

Meski setahun terputus, jembatan penghubung ke perkampungan mereka tak kunjung mendapat perbaikan dari Pemkab Dairi. Sehingga warga merasa bahwa Bupati Eddy KA Berutu kurang peduli dengan apa yang mereka alami.

Disebutkan warga, jembatan sementara terbuat dari batang kelapa mengancam keselamatan pengguna jalan karena sekarang batang kelapa sudah busuk. Warga sangat resah, sebab jalan itu merupakan akses vital dan jalan protokol satu-satunya menuju desa mereka.

“Kami para orangtua sangat resah bilamana jembatan batang kelapa itu runtuh dan makan korban jiwa. Sebab, jalan itu sudah sering makan korban. Pengendara mobil maupun sepeda motor sering terjebak di jembatan darurat itu,”ungkap Rainim.

Apalagi lanjut Rainim selaku Ketua Organisasi Perempuan Desa Pandiangan, menjelang Natal yang akan tiba. Infrastruktur jalan ke desa mereka harus layak dan bisa dilalui warga perantau yang akan pulang kampung.

Menanggapi keluhan warga, Ramland Sitohang mengaku akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada Bupati Dairi.

Sementara terkait bencana banjir bandang yang mengakibatkan jembatan putus dibenarkan Kepala BPBD, Bahagia Ginting. Dikatakannya, banjir bandang tahun 2018 menimpa Kecamatan Silima Pungga-Pungga telah merusak sejumlah fasilitas jalan dan jembatan serta areal pertanian termasuk infrastruktur di Desa Pandiangan.

Pasca kejadian itu, lanjut Bahagia, BPBD telah melakukan pendataan untuk perbaikan. Tetapi karena keterbatasan anggaran, BPBD terpaksa memprioritaskan mana yang segera ditangani.

Kepada warga, Bahagia berjanji akan mengusulkan dan menyakinkan Bupati Dairi, sehingga pada Januari tahun 2020 mendatang akan melakukan pembangunan secara permanen.

Bahagia pun berjanji akan menurunkan utusan untuk melihat kondisi jembatan untuk melakukan penanganan sementara, agar akses pada lubur Natal dan Tahun Baru berjalan lancar.

Mendapat jawaban itu, warga berharap agar Pemkab Dairi memenuhi janji-janjinya dan jembatan permanen segera dibangun. (rud/han)

ASPIRASI: Masyarakat Desa Pandiangan, Kecamatan Lae Parira diterima Asisten Pemerintahan Pemkab Dairi untuk menyampaikan aspirasi terkait jembatan penghubung di desa mereka yang setahun putus akibat banjir bandang tahun 2018 yang tak kunjung diperbaiki. 
RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
ASPIRASI: Masyarakat Desa Pandiangan, Kecamatan Lae Parira diterima Asisten Pemerintahan Pemkab Dairi untuk menyampaikan aspirasi terkait jembatan penghubung di desa mereka yang setahun putus akibat banjir bandang tahun 2018 yang tak kunjung diperbaiki. RUDY SITANGGANG/SUMUT POS

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Kecewa karena setahun jembatan menuju desa mereka putus, warga Desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira, berunjukrasa ke Kantor Bupati Dairi, Senin (25/11).

Warga yang didominasi kaum ibu-ibu ini menerobos masuk ke kompleks Kantor Bupati dan menuju Pendopo Bupati. Kedatangan mereka pun langsung dihadang petugas Satpol PP.

Selanjutnya, warga pun diterima Asisten 1 Pemerintahan, Ramland Sitohang didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dairi, Bahagia Ginting.

Dalam pertemuan tersebut, perwakilan dari warga Dontoni Panjaitan (54), Jasmer Sihite (60), Rainim boru Purba serta Tohonan Sihombing mengungkapkan bahwa jembatan menuju desa mereka putus saat banjir bandang yang terjadi pada 18 Desember 2018.

Meski setahun terputus, jembatan penghubung ke perkampungan mereka tak kunjung mendapat perbaikan dari Pemkab Dairi. Sehingga warga merasa bahwa Bupati Eddy KA Berutu kurang peduli dengan apa yang mereka alami.

Disebutkan warga, jembatan sementara terbuat dari batang kelapa mengancam keselamatan pengguna jalan karena sekarang batang kelapa sudah busuk. Warga sangat resah, sebab jalan itu merupakan akses vital dan jalan protokol satu-satunya menuju desa mereka.

“Kami para orangtua sangat resah bilamana jembatan batang kelapa itu runtuh dan makan korban jiwa. Sebab, jalan itu sudah sering makan korban. Pengendara mobil maupun sepeda motor sering terjebak di jembatan darurat itu,”ungkap Rainim.

Apalagi lanjut Rainim selaku Ketua Organisasi Perempuan Desa Pandiangan, menjelang Natal yang akan tiba. Infrastruktur jalan ke desa mereka harus layak dan bisa dilalui warga perantau yang akan pulang kampung.

Menanggapi keluhan warga, Ramland Sitohang mengaku akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada Bupati Dairi.

Sementara terkait bencana banjir bandang yang mengakibatkan jembatan putus dibenarkan Kepala BPBD, Bahagia Ginting. Dikatakannya, banjir bandang tahun 2018 menimpa Kecamatan Silima Pungga-Pungga telah merusak sejumlah fasilitas jalan dan jembatan serta areal pertanian termasuk infrastruktur di Desa Pandiangan.

Pasca kejadian itu, lanjut Bahagia, BPBD telah melakukan pendataan untuk perbaikan. Tetapi karena keterbatasan anggaran, BPBD terpaksa memprioritaskan mana yang segera ditangani.

Kepada warga, Bahagia berjanji akan mengusulkan dan menyakinkan Bupati Dairi, sehingga pada Januari tahun 2020 mendatang akan melakukan pembangunan secara permanen.

Bahagia pun berjanji akan menurunkan utusan untuk melihat kondisi jembatan untuk melakukan penanganan sementara, agar akses pada lubur Natal dan Tahun Baru berjalan lancar.

Mendapat jawaban itu, warga berharap agar Pemkab Dairi memenuhi janji-janjinya dan jembatan permanen segera dibangun. (rud/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/