MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) mendata sejumlah titik rawan macet di Sumut pada di arus mudik dan balik libur Hari Raya Idul Fitri mendatang. Titik rawan kemacetan terdata di Binjai, Medan dan Pelabuhan Belawan.
“Total ada 74 Lokasi kerawanan macet di Sumut. Di Binjai ada 3 lokasi, Pelabuhan Belawan 5 lokasi, Kota Medan 17 lokasi, dan lainnya tersebar di beberapa kota/kabupaten,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, dalam Rakor Lintas Sektoral Ops Ketupat Toba 2019 dalam agenda Kesiapan Pengamanan Idul fitri 1440 H di Sumut yang bertempat di Aula Catur Prasetya lantai 4 Mapolda Sumut, Jumat (24/5).
Untuk titik-titik pasar tumpah terdata ada sebanyak 103 lokasi di seluruh provinsi Sumut. Sementara untuk masjid dengan kapasitas 400-1000 jamaah terdata ada sebanyak 2.199 lokasi. “Seluruh titik ini harus diantisipasi, mulai dari keamanan dan potensi kemacetan,” ungkapnya.
Untuk aksi kriminalitas masih menjadi perhatian polisi ada Kota Medan. Gangguan keamanan yang berpotensi terjadinya di antaranya pencurian pemberatan (curat), curanmor, dan narkoba. “Ukuran Sumut adalah Kota Medan. Karena apa yang terjadi di kewilayahan, hulunya itu Kota Medan,” sebutnya.
Dalam rapat koordinasi itu, ancaman bencana alam masih akan terjadi di wilayah Pantai Barat. Masyarakat diimbau agar lebih berhati-hati. “Kemudian personil aghar tidak slow respon terhadap ancaman teror dan penyebaran radikalisme di wilayah Sumut,” sebutnya.
Dalam pengamanan Hari Raya Idul Fitri ini, Poldasu mengerahkan 7.760 personel yang tersebar di seluruh jajaran. Beberapa instansi terkait yang akan ikut membantu seperti TNI, Satpol-PP, Pemadam kebakaran, SAR, dan pramuka.
Masalah lain yang dihadapi dalam Hari Raya Idul Fitri kali ini di antaranya beberapa ruas jalan yang masih rusak untuk dilewati kendaraan bermotor. “Ancaman gangguan terorisme setiap yang perlu diwaspadai oleh semua pihak,” sebut Tatan.
Data intelijen yang dikumpulkan Polda Sumut, ada beberapa poin yang menjadi perhatian. Di antaranya aksi teror, bencana alam, dan aksi unjuk rasa serta demo yang menjurus ke anarkis. “Ini yang kita antisipasi, agar nantinya tidak terjadi dan menganggu kenyamanan perayaan Hari Raya Idul Fitri nantinya,” pungkas Tatan.
Pekan Ini, Sopir Akan Dites Urine
Untuk keamanan transportasi angkutan jalan menjelang Hari Raya Idul Fitri 2019, pengecekan kendaraan akan mulai dilakukan pada 29 Mei mendatang. Selain itu, seluruh sopir bus AKDP dan AKAP bakal dites urine, dalam rangka memastikan kesehatan mereka.
Koordinator Posko Pemantauan dan Pengawasan Angkutan Lebaran 2019 Dinas Perhubungan Sumatera Utara, Agustinus Panjaitan, mengatakan pengecekan kendaraan dan tes urine sopir angkutan akan melibatkan instansi terkait. Seperti Balai Kesehatan, Balai Pengelola Transportasi Darat, BNN, Polda Sumut dan lainnya.
“Tes urine diberlakukan ke seluruh sopir, sebelum mengangkut penumpang pada arus mudik dan arus balik Lebaran,” katanya menjawab Sumut Pos, Minggu (26/5).
Menurut dia, kebanyakan para sopir mengaku memakai narkoba sebagai pelecut tenaga selama mengemudi. Karena itu pihaknya melibatkan BNN untuk melakukan tes urine di seluruh terminal, supaya tidak lagi ada kejadian kecelakaan dikarenakan pemakaian narkoba.
Dishub Sumut juga akan melakukan monitoring tarif berdasarkan ketentuan yang lama. Sebab setiap tahun didapati keluhan masyarakat atas penerapan tarif dari pihak perusahaan transportasi. “Terlebih kita prediksi jumlah penumpang via jalan (darat) dan laut akan meningkat. Prediksi kita naik 3-4 persen tahun ini untuk jalan, dan laut sampai 10 persen,” sambungnya.
Untuk jumlah armada selama Lebaran, Dishub menegaskan tidak ada kendala. Armada tercukupi selama arus mudik dan arus balik.
“Hitungan kita ada 740-an unit bus yang siap melayani penumpang. Kapasitas kursi 1,4 juta lebih perhari. Jadi masih sangat memadailah,” katanya.
Salah satu pemicu lonjakan penumpang via jalan dan laut meningkat, menurutnya karena tingginya harga tiket pesawat menjelang Lebaran 2019. “Angkutan laut yang pada tahun lalu menurun, tahun ini diprediksi meningkat karena tumpahan dari via udara. Ternyata tarif batas bawah dan batas atas belum signifikan untuk tiket pesawat. Masih di atas Rp2 jutaan,” katanya.
Kemenhub Diminta Koordinasi
Untuk mengantisipasi lonjakan arus mudik Lebaran, DPRD Sumut meminta Kementerian Perhubungan, untuk berkoordinasi dengan seluruh stakeholder yang ada di Sumatera Utara.
“Kemenhub melalui balai di Sumatera Utara diminta rapat koordinasi dengan Dishub provinsi, kabupaten/kota, Ditlantas Polda, hingga polres-polres beserta seluruh stakeholder perhubungan darat,” ucap ketua komisi D DPRD Sumut yang mengawasi tentang Perhubungan, Sutrisno Pangaribuan.
Menurut Sutrisno, jalur darat merupakan jalur yang paling sering dan paling banyak digunakan oleh masyarakat dalam melakukan mudik. “Demikian juga dengan perhubungan laut, udara, dan kereta api hingga pengelola jalan tol, semua harus terkoordinasi untuk memastikan kelancaran arus mudik,” ujarnya.
Selain alat transportasi yang aman dan nyaman, Sutrisno juga menyebutkan pentingnya sarana dan prasarana lainnya untuk kenyamanan masyarakat selama perjalanan mudik. Salah satunya adalah penyediaan posko-posko mudik di sejumlah titik yang rentan kemacetan.
“Posko mudik harus tersebar di titik-titik kemacetan, untuk memantau penumpukan kendaraan pada arus mudik. Sekaligus sebagai rest area untuk para pengendara yang kelelahan,” terangnya.
Tenaga Kesehatan dan Jasa Raharja juga diharapkan selalu sedia proses arus mudik tahun ini. Selain itu, pihak kepolisian diharapkan selalu berjaga mengantisipasi kemacetan dan tingginya tingkat kecelakaan sepanjang arus mudik.
“Untuk persiapan seluruh stakeholder itu, komisi D akan mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Senin, 27 Mei 2014, pukul 14.00 wib,” tutupnya. (dvs/prn/mag-1)