SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) meresmikan Pabrik Pengemasan Teh Retail di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Kamis (25/5). Aksi korporasi ini merupakan bentuk keseriusan perusahaan untuk membawa industri teh kembali berjaya, baik di dalam maupun luar negeri.
Acara diawali pemanjatan doa dan diselingi penyerahan bantuan kepada masyarakat sekaligus santunan untuk anak yatim piatu. Simbolisasi peresmian pabrik ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Direktur PTPN IV Sucipto Prayitno bersama jajaran komisaris serta perwakilan pemerintah daerah.
Pada kesempatan ini, Sucipto mengungkap rasa syukur atas catatan fantastis yang dibukukan PTPN IV sejak beberapa tahun terakhir. Termasuk kesuksesan perusahaan dalam mengoptimalkan kebun dan pabrik teh.
Sejak dua dekade belakangan, belum ada satu pun produk teh Indonesia yang mampu menembus standar kandungan antrakuinon yang dipatok Eropa, yakni di bawah 0,02 part per million (ppm). Namun berkat kemauan didukung strategi yang tepat, PTPN IV akhirnya berhasil memenuhi standar setelah kadar antrakuinonnya hanya tercatat 0,01 ppm pada 2022 lalu.
Tidak sekadar berhasil menunjukkan kualitasnya di pangsa Eropa, perkebunan dan pabrik teh PTPN IV juga menyandang predikat terbaik di segmen dalam negeri. Dulu, industri teh lokal cenderung berkiblat ke PTPN VIII di Jawa Barat. Tapi sejak beberapa waktu terakhir, situasi berbalik. Sekarang, PTPN IV menjadi pusatnya.
Segala pencapaian ini, kata Sucipto, tidak datang begitu saja. Melainkan buah dari kerja keras serta konsistensi seluruh komponen perusahaan. Melalui peresmian Pabrik Pengemasan Teh Retail tersebut, Sucipto berharap keberadaan PTPN IV bisa terus memberikan yang terbaik bagi masyarakat Kabupaten Simalungun.
“Ini menggambarkan bahwa kita sungguh-sungguh menjaga heritage atau warisan yang sudah kita peroleh dari pendahulu kita berpuluh-puluh tahun atau mungkin ratusan tahun lalu, dan ini akan kita jaga seterusnya ke depan,” ujar Sucipto disambut tepuk tangan meriah.
Pabrik teh yang terletak di Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara ini sebenarnya sudah ada sejak zaman kolonial tahun 1926 silam. Ia mulai berproduksi empat tahun berikutnya, tepatnya pada 1930. Setelah dinasionalisasi pascakemerdekaan RI, pabrik ini memproduksi teh hitam.
Seiring perkembangan, PTPN IV kemudian meluncurkan dua produk teh dengan kualitas dan kemasan yang lebih baik dan modern.
Keduanya adalah Tobasari Tea dan Butong Tea. Guna mengoptimalkan potensi, perusahaan menempuh aneka cara. Termasuk melalui penyesuaian dan inovasi.
Menurut Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan PTPN IV Riza Fahlevi Naim, ada ragam faktor yang membulatkan tekad perusahaan membangun Pabrik Pengemasan Teh Retail. Di antaranya karena peluang profit yang tersaji berkat pergeseran selera konsumsi masyarakat.
Kini, lebih banyak konsumen lokal yang menaruh perhatian lebih terhadap sisi kesehatan. Di tengah tren yang berlangsung, produk teh pun muncul sebagai pilihan karena manfaatnya bagi tubuh. Demi menggapai peluang itu, PTPN IV menempuh langkah strategis, termasuk dengan melengkapi infrastruktur.
Selama ini, teh kualitas terbaik yang diproduksi PTPN IV cenderung dipasarkan ke luar negeri atau berorientasi ekspor. Tapi kini, produk teh unggulan perusahaan juga hadir di dalam negeri demi menjawab kebutuhan konsumen domestik.
Selain faktor profit, pendirian Pabrik Pengemasan Teh Retail juga diharap mampu membangkitkan geliat perekonomian setempat serta menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat di Kabupaten Simalungun.
“Memang pada tahap awal skala produksi kita terbilang masih kecil. Namun kita optimistis dengan adanya perubahan pola dan tingkat permintaan, Insyaallah pabrik ini kelak akan berkembang besar,” ujar Riza.
Kepala Bagian Optimalisasi Anak Perusahaan dan Aset PTPN IV Muzani menjelaskan empat unit mesin yang ada di Pabrik Pengemasan Teh Retail ini. Mesin yang pertama berfungsi memproduksi teh seduh dengan volume 100-250 gram per kemasan, sedangkan kapasitas produksinya sekitar 8-10 pouch per menit.
Kemudian, mesin kedua juga memproduksi teh seduh. Namun yang ini ukuran volumenya 500-1.000 gram dengan kapasitas produksi 6-8 pouch per menit. Setelah itu, mesin ketiga berguna memproduksi teh celup non amplop berkapasitas 50-60 teabag per menit. Sedangkan mesin yang keempat juga memproduksi teh celup amplop, namun kapasitasnya 40-50 teabag per menit.
“Secara keseluruhan, pabrik ini bisa memproduksi total 1 juta-1,2 juta kemasan per tahun, dengan kata lain berkisar 90 ribu-100 ribu kemasan per bulan. Nah ini akan kita pasarkan ke masyarakat, terutama di Kabupaten Simalungun,” ujar Muzani.
Pada kesempatan ini, Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Simalungun Esron Sinaga menyampaikan apresiasi dari masyarakat sekaligus rasa terima kasih mereka kepada PTPN IV.
Menurut Esron, perusahaan ini tidak hanya telah berkontribusi besar bagi masyarakat maupun pemerintah daerah. Namun juga memberi kebanggaan tersendiri untuk Indonesia, terkhusus bagi Kabupaten Simalungun.
“Kita patut bangga karena teh terbaik tumbuh dari tanah Simalungun. Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih dan semoga PTPN IV semakin maju pada masa mendatang,” ujarnya.
Acara peresmian Pabrik Pengemasan Teh Retail PTPN IV ini dihadiri tokoh masyarakat, Camat, Danramil, Kapolsek, Komisaris Utama PTPN IV Dahlan Harahap, Komisaris Independen PTPN IV Atas Wijayanto, Komisaris PTPN IV Arief Budiono, Komite Dewan Komisaris PTPN IV Aswer, Eddy TC. Barus dan Lidang Panggabean, SEVP Operation II PTPN IV Joni Raja Siregar, Ketua P3RI Cabang PTPN IV Mahyuzar Maimun serta Kepala Bagian, Manajer Unit Group I, II III dan IKBI PTPN IV. (ila)