32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Siswa SMA Dirampok, Pacarnya Diperkosa

 

Foto: Susilawady/Metro Asahan Kapolres Asahan, AKBP Budi Suherman, didampingi penyidik PPA menginterogasi ketiga pria yang diduga sebagai pelaku perampokan disertai pemerkosaan ABG, Kamis (26/6/2014).
Foto: Susilawady/Metro Asahan
Kapolres Asahan, AKBP Budi Suherman, didampingi penyidik PPA menginterogasi ketiga pria yang diduga sebagai pelaku perampokan disertai pemerkosaan ABG, Kamis (26/6/2014).

KISARAN, SUMUTPOS.CO – Nasib apes menimpa Budi (17). Siswa salah satu SMA di Kisaran itu menjadi korban perampokan oleh tiga pria, di Jalan Lintas Kisaran-Bandar Pasir (BP) Mandoge, persis di kawasan Bukit Katarina, Kelurahan Sei Renggas, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kamis (26/6) dinihari. tiga pelaku menjarah harta benda Budi. Selain itu, mereka juga memperkosa pacar Budi berinisial AA (16). Setelah beraksi, tiga pelaku melarikan diri.

Informasi dihimpun, peristiwa berawal saat Budi dan pacarnya AA mengendarai sepedamotor melintas di kawasan Bukit Katarina. Tiba-tiba keduanya dicegat tiga pria pengendara dua unit sepedamotor. Kemudian salah seorang pria menodongkan senjata tajam ke leher Budi sembari meminta diam jika ingin selamat.

“Diam saja kau kalau mau selamat,” kata seorang pelaku seperti ditirukan Budi, saat ditanyai wartawan.

Budi melanjutkan, setelah menodongkan pisau pelaku langsung mengambil dua unit handphone. Sementara AA pacarnya ditarik dua pelaku lainnya ke arah semak-semak yang gelap.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi disemak-semak itu karena lokasinya gelap. Selain itu aku tidak bisa berbuat apa-apa karena seorang pelaku terus mengancamkan pisau,” aku Budi.

Dia mengungkapkan, setelah 15 menit beraksi ketiga pelaku langsung pergi meninggalkan lokasi. Saat itu, posisinya berada di pinggir jalan, sedangkan pacarnya dibiarkan pelaku di semak-semak.

“Waktu pelaku pergi, AA berteriak sambil menangis memanggilku. Aku datang, dan AA mengaku sudah diperkosa dua orang pelaku,” sebutnya.

Budi menuturkan, setelah mendengar pengakuan AA, dia langsung pergi mencari bantuan warga. Bersama warga, dia ikut mengejar ketiga pelaku.

Dan saat berada di Jalinsum Simpang Kedai Leidang, mereka menemukan ketiga pria yang diduga pelaku perampokan itu.

“Tapi waktu kami tanyai, ketiga pria itu tidak mengaku. Lalu sempat kami lucuti celana mereka. Tapi tetap tidak mengaku. Sementara dari pinggang salah seorang pelaku yang ciri-cirinya aku kenali ditemukan sendok makan jenis nikel. Aku pastikan dia yang menodongkan pisau ke leher sebelah kiriku,” ujar Budi.

Selanjutnya, karena ketiga pria itu tidak mengaku, warga langsung menggiring ke Sei Renggas untuk terus diinterogasi, bahkan karena mereka tetap tidak mau mengaku, emosi warga tersulut dan langsung memukuli ketiganya hingga babak belur.

Saat ketiga pria itu dipukuli warga, personel Polres Asahan yang ketepatan melintas di lokasi, langsung mengamankan ketiga pria itu dan membawanya ke Mapolres Asahan.

Kapolres Asahan, AKBP Budi Suherman saat ditemui mengakui, ketiga pria yang diduga pelaku perampokan dan pemerkosaan itu diserahkan warga.

Menurut pengakuan korban bernama Budi dan AA, mereka mengenali ciri-ciri pelaku sehingga ketika berhasil diamankan dari kawasan Simpang Kedai Leidang langsung dipukuli warga.

Ketiga pria itu masing-masing, Andi Rianto (21) dan Misrianto (33), warga Dusun IX Desa Sidua-dua Kecamatan Kwalu Selatan, serta Syaiful Indra Hasibuan (35), warga Desa Gunting Saga.

“Memang mereka tidak mengakui perbuatannya. Tapi saat ditannya untuk apa sendok nikel yang ditemukan di pinggang Syaiful, jawaban mereka berbeda dan berbelit-belit,” katanya.

Sementara Syaiful Indra Hasibuan dan dua rekannya saat ditanyai, membantah sudah melakukan perampokan disertai pemerkosaan.

“Tidak benar kami merampok dan memperkosa. Kedatangan kami ke Kisaran hanya untuk menemui teman di daerah Sentang. Tapi karena tidak bertemu, kami pergi ke arah terminal Madya Kisaran. Karena batal berkaraoke, kami memutuskan pulang dan dicegat delapan warga termasuk Budi di kawasan Simpang Kedai Leidang,” kata Hasibuan diamini rekannya.

Ditanya untuk apa membawa sendok makan jenis nikel, Hasibuan menjawab karena sepedamotornya sering banjir sehingga diipergunakan untuk menyetel karburator sepedamotor.

Sedangkan jawaban Andi Rianto temannya berbeda dengan Hasibuan. Andi mengaku sendok itu dipergunakan sebagai alat memperbaiki lampu sepedamotor yang sering kontak-kontak. Lain dengan Misrianto, dia hanya diam ketika ditanya untuk apa sendok makan nikel itu.

Pantauan di ruang Unit PPA, kedua korban masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik setelah diambil visum di RSUD Kisaran, sedangkan ketiga pelaku yang diduga melakukan tindak kejahatan perampokan disertai pemerkosaan menunggu giliran diperiksa penyidik dan akan dilakukan penahanan. (sus/smg)

 

Foto: Susilawady/Metro Asahan Kapolres Asahan, AKBP Budi Suherman, didampingi penyidik PPA menginterogasi ketiga pria yang diduga sebagai pelaku perampokan disertai pemerkosaan ABG, Kamis (26/6/2014).
Foto: Susilawady/Metro Asahan
Kapolres Asahan, AKBP Budi Suherman, didampingi penyidik PPA menginterogasi ketiga pria yang diduga sebagai pelaku perampokan disertai pemerkosaan ABG, Kamis (26/6/2014).

KISARAN, SUMUTPOS.CO – Nasib apes menimpa Budi (17). Siswa salah satu SMA di Kisaran itu menjadi korban perampokan oleh tiga pria, di Jalan Lintas Kisaran-Bandar Pasir (BP) Mandoge, persis di kawasan Bukit Katarina, Kelurahan Sei Renggas, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kamis (26/6) dinihari. tiga pelaku menjarah harta benda Budi. Selain itu, mereka juga memperkosa pacar Budi berinisial AA (16). Setelah beraksi, tiga pelaku melarikan diri.

Informasi dihimpun, peristiwa berawal saat Budi dan pacarnya AA mengendarai sepedamotor melintas di kawasan Bukit Katarina. Tiba-tiba keduanya dicegat tiga pria pengendara dua unit sepedamotor. Kemudian salah seorang pria menodongkan senjata tajam ke leher Budi sembari meminta diam jika ingin selamat.

“Diam saja kau kalau mau selamat,” kata seorang pelaku seperti ditirukan Budi, saat ditanyai wartawan.

Budi melanjutkan, setelah menodongkan pisau pelaku langsung mengambil dua unit handphone. Sementara AA pacarnya ditarik dua pelaku lainnya ke arah semak-semak yang gelap.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi disemak-semak itu karena lokasinya gelap. Selain itu aku tidak bisa berbuat apa-apa karena seorang pelaku terus mengancamkan pisau,” aku Budi.

Dia mengungkapkan, setelah 15 menit beraksi ketiga pelaku langsung pergi meninggalkan lokasi. Saat itu, posisinya berada di pinggir jalan, sedangkan pacarnya dibiarkan pelaku di semak-semak.

“Waktu pelaku pergi, AA berteriak sambil menangis memanggilku. Aku datang, dan AA mengaku sudah diperkosa dua orang pelaku,” sebutnya.

Budi menuturkan, setelah mendengar pengakuan AA, dia langsung pergi mencari bantuan warga. Bersama warga, dia ikut mengejar ketiga pelaku.

Dan saat berada di Jalinsum Simpang Kedai Leidang, mereka menemukan ketiga pria yang diduga pelaku perampokan itu.

“Tapi waktu kami tanyai, ketiga pria itu tidak mengaku. Lalu sempat kami lucuti celana mereka. Tapi tetap tidak mengaku. Sementara dari pinggang salah seorang pelaku yang ciri-cirinya aku kenali ditemukan sendok makan jenis nikel. Aku pastikan dia yang menodongkan pisau ke leher sebelah kiriku,” ujar Budi.

Selanjutnya, karena ketiga pria itu tidak mengaku, warga langsung menggiring ke Sei Renggas untuk terus diinterogasi, bahkan karena mereka tetap tidak mau mengaku, emosi warga tersulut dan langsung memukuli ketiganya hingga babak belur.

Saat ketiga pria itu dipukuli warga, personel Polres Asahan yang ketepatan melintas di lokasi, langsung mengamankan ketiga pria itu dan membawanya ke Mapolres Asahan.

Kapolres Asahan, AKBP Budi Suherman saat ditemui mengakui, ketiga pria yang diduga pelaku perampokan dan pemerkosaan itu diserahkan warga.

Menurut pengakuan korban bernama Budi dan AA, mereka mengenali ciri-ciri pelaku sehingga ketika berhasil diamankan dari kawasan Simpang Kedai Leidang langsung dipukuli warga.

Ketiga pria itu masing-masing, Andi Rianto (21) dan Misrianto (33), warga Dusun IX Desa Sidua-dua Kecamatan Kwalu Selatan, serta Syaiful Indra Hasibuan (35), warga Desa Gunting Saga.

“Memang mereka tidak mengakui perbuatannya. Tapi saat ditannya untuk apa sendok nikel yang ditemukan di pinggang Syaiful, jawaban mereka berbeda dan berbelit-belit,” katanya.

Sementara Syaiful Indra Hasibuan dan dua rekannya saat ditanyai, membantah sudah melakukan perampokan disertai pemerkosaan.

“Tidak benar kami merampok dan memperkosa. Kedatangan kami ke Kisaran hanya untuk menemui teman di daerah Sentang. Tapi karena tidak bertemu, kami pergi ke arah terminal Madya Kisaran. Karena batal berkaraoke, kami memutuskan pulang dan dicegat delapan warga termasuk Budi di kawasan Simpang Kedai Leidang,” kata Hasibuan diamini rekannya.

Ditanya untuk apa membawa sendok makan jenis nikel, Hasibuan menjawab karena sepedamotornya sering banjir sehingga diipergunakan untuk menyetel karburator sepedamotor.

Sedangkan jawaban Andi Rianto temannya berbeda dengan Hasibuan. Andi mengaku sendok itu dipergunakan sebagai alat memperbaiki lampu sepedamotor yang sering kontak-kontak. Lain dengan Misrianto, dia hanya diam ketika ditanya untuk apa sendok makan nikel itu.

Pantauan di ruang Unit PPA, kedua korban masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik setelah diambil visum di RSUD Kisaran, sedangkan ketiga pelaku yang diduga melakukan tindak kejahatan perampokan disertai pemerkosaan menunggu giliran diperiksa penyidik dan akan dilakukan penahanan. (sus/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/