26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pangdam: Jaga Kerukunan Umat Beragama

desi/sumut pos BATU PERTAMA: Pangdam I/BB Mayjen TNI Edy Rahmayadi saat meletakkan batu pertama tanda pembangunan masjid di Siosar, Karo.
desi/sumut pos
BATU PERTAMA: Pangdam I/BB Mayjen TNI Edy Rahmayadi saat meletakkan batu pertama tanda pembangunan masjid di Siosar, Karo.

SUMUTPOS.CO- Beberapa bulan lalu peletakan batu pertama pembangunan Gereja GBKP di Siosar, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, telah dilakukan Panglima TNI Jenderal DR Moeldoko. Waktu itu, dijanjikan pula pembangunan masjid untuk 200 warga Muslim di wilayah relokasi pengungsi bencana Gunung Sinabung itu. Pembangunan masjid ini diperuntukkan bagi warga dari 3 desa, yakni Bekerah, Simacem, dan Suka Meriah.

Dan pembangunan ini mulai direalisasikan, ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan mesjid oleh Pangdam I/BB Mayjen TNI Edy Rahmayadi, Sabtu (25/7).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Danrem 023/KS Kolonel Inf Fachri, Bupati Karo Terkelin Brahmana SH, Ketua MUI Karo, Moderamen GBKP, tokoh agama Islam, tokoh masyarakat dan adat Karo, para kepala SKPD, dan camat di jajaran Pemkab Karo, serta pengungsi dari Desa Bekerah, Simacem, dan Suka Meriah.

Lebih lanjut Pangdam menyampaikan, masjid yang dibangun di Siosar ini diharapkan dapat meningkatkan keimanan warga Muslim sekitar, dan menjadi dasar pembangunan moral serta spiritual warga.

“Saya belum lama kembali dari Papua. Papua merupakan daerah yang mayoritas Nasrani. Dan selama saya bertugas di sana, saya mengetahui toleransi beragama sangat bagus. Orang-orang Papua tidak menghiraukan agama. Untuk itu masalah yang terjadi sedang diselidiki. Saya berharap, kejadian di Papua tidak terjadi di Siosar ini. Warga Muslim dan Nasrani harus saling menjaga kerukunan umat beragama, dan saling menghormati agar dapat hidup bersama di Siosar,” tutur Edy.

Pada kesempatan tersebut, Pangdam juga menyampaikan, tugas utamanya mendatangi Siosar adalah memastikan pembangunan 370 rumah di Siosar dilaksanakan tepat waktu, karena direncanakan usai melaksanakan perayaan Hari Kemerdekaan, pada 17 Agustus mendatang, Presiden Joko Widodo akan kembali berkunjung ke Karo, dan akan melihat langsung relokasi pengungsi di Siosar. Diharapkan pada waktu Presiden datang berkunjung, semua rumah sudah selesai dibangun dan ditempati.

Pembangunan di Siosar sudah menjadi master plan. Hasil rapat dengan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, juga dinyatakan akan dibentuk organisasi formal dalam percepatan penanganan erupsi Gunung Sinabung, yang dipimpin pejabat TNI. Fasilitas sosial, seperti rumah peribadatan, sekolah, Puskesmas, dan lainnya akan disiapkan.

Pangdam juga meminta kepada Bupati Karo membantu TNI dalam proses penyelesaian rumah bagi 370 pengungsi, dan pembebasan lahan untuk pertanian para pengungsi yang saat ini mengalami kendala. “Masalah APL jangan hanya diproses, tolong dipercepat. Kalau warga Kacinambun memang memiliki suratnya, tidak masalah. Jika tidak punya, langsung diproses. Bagi warga Karo lebih penting kebun daripada rumah. Karena orang Karo memang terkenal akan mata pencahariannya sebagai petani. Diberikan rumah tapi tidak ada kebun maka mereka akan tetap ribut,” jelas Edy.

Menjawab permintaan Pangdam, Terkelin menyatakan, Pemkab Karo segera mendata lahan-lahan di APL untuk dapat ditindaklanjuti. (des/saz)

desi/sumut pos BATU PERTAMA: Pangdam I/BB Mayjen TNI Edy Rahmayadi saat meletakkan batu pertama tanda pembangunan masjid di Siosar, Karo.
desi/sumut pos
BATU PERTAMA: Pangdam I/BB Mayjen TNI Edy Rahmayadi saat meletakkan batu pertama tanda pembangunan masjid di Siosar, Karo.

SUMUTPOS.CO- Beberapa bulan lalu peletakan batu pertama pembangunan Gereja GBKP di Siosar, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, telah dilakukan Panglima TNI Jenderal DR Moeldoko. Waktu itu, dijanjikan pula pembangunan masjid untuk 200 warga Muslim di wilayah relokasi pengungsi bencana Gunung Sinabung itu. Pembangunan masjid ini diperuntukkan bagi warga dari 3 desa, yakni Bekerah, Simacem, dan Suka Meriah.

Dan pembangunan ini mulai direalisasikan, ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan mesjid oleh Pangdam I/BB Mayjen TNI Edy Rahmayadi, Sabtu (25/7).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Danrem 023/KS Kolonel Inf Fachri, Bupati Karo Terkelin Brahmana SH, Ketua MUI Karo, Moderamen GBKP, tokoh agama Islam, tokoh masyarakat dan adat Karo, para kepala SKPD, dan camat di jajaran Pemkab Karo, serta pengungsi dari Desa Bekerah, Simacem, dan Suka Meriah.

Lebih lanjut Pangdam menyampaikan, masjid yang dibangun di Siosar ini diharapkan dapat meningkatkan keimanan warga Muslim sekitar, dan menjadi dasar pembangunan moral serta spiritual warga.

“Saya belum lama kembali dari Papua. Papua merupakan daerah yang mayoritas Nasrani. Dan selama saya bertugas di sana, saya mengetahui toleransi beragama sangat bagus. Orang-orang Papua tidak menghiraukan agama. Untuk itu masalah yang terjadi sedang diselidiki. Saya berharap, kejadian di Papua tidak terjadi di Siosar ini. Warga Muslim dan Nasrani harus saling menjaga kerukunan umat beragama, dan saling menghormati agar dapat hidup bersama di Siosar,” tutur Edy.

Pada kesempatan tersebut, Pangdam juga menyampaikan, tugas utamanya mendatangi Siosar adalah memastikan pembangunan 370 rumah di Siosar dilaksanakan tepat waktu, karena direncanakan usai melaksanakan perayaan Hari Kemerdekaan, pada 17 Agustus mendatang, Presiden Joko Widodo akan kembali berkunjung ke Karo, dan akan melihat langsung relokasi pengungsi di Siosar. Diharapkan pada waktu Presiden datang berkunjung, semua rumah sudah selesai dibangun dan ditempati.

Pembangunan di Siosar sudah menjadi master plan. Hasil rapat dengan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, juga dinyatakan akan dibentuk organisasi formal dalam percepatan penanganan erupsi Gunung Sinabung, yang dipimpin pejabat TNI. Fasilitas sosial, seperti rumah peribadatan, sekolah, Puskesmas, dan lainnya akan disiapkan.

Pangdam juga meminta kepada Bupati Karo membantu TNI dalam proses penyelesaian rumah bagi 370 pengungsi, dan pembebasan lahan untuk pertanian para pengungsi yang saat ini mengalami kendala. “Masalah APL jangan hanya diproses, tolong dipercepat. Kalau warga Kacinambun memang memiliki suratnya, tidak masalah. Jika tidak punya, langsung diproses. Bagi warga Karo lebih penting kebun daripada rumah. Karena orang Karo memang terkenal akan mata pencahariannya sebagai petani. Diberikan rumah tapi tidak ada kebun maka mereka akan tetap ribut,” jelas Edy.

Menjawab permintaan Pangdam, Terkelin menyatakan, Pemkab Karo segera mendata lahan-lahan di APL untuk dapat ditindaklanjuti. (des/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/