25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Wajah Lama Dapat Nomor Jadi

Perang Bintang

Menyikapi persaingan di daerah pemilihan Sumut II ini, pengamat politik dari UMSU Arifin Saleh Siregar menilai, bakal terjadi ‘perang bintang’ di Dapil Sumut 2 ini. Para petahana bakal bersaing mempertahankan kursinya dengan para caleg baru. “Pertarungan caleg di Dapil 2 ini juga cukup ketat. Selain itu, ada dominasi Partai Gerindra. Caleg-caleg yang sudah dikenal luas baik petahana maupun pendatang baru banyak yang ikut bertarung di Dapil tersebut. Lihat saja Gus Irawan dari Gerindra, Saleh P Daulay dari PAN, Iskan Qolba dari PKS, dan  Rambe Kamarulzaman dari Golkar,” kata Arifin kepada Sumut Pos, Kamis (26/7).

Dia juga menyebutkan, munculnya nama Sihar Sitorus yang diusung PDI Perjuangan juga akan menambah sengitnya persaingan di dapil ini. Menurut Arifin, langkah diambil Sihar Sitorus dengan maju sebagai bacaleg di Dapil Sumut 2 ini sudah tempat. Karena, mantan Cawagubsu itu memiliki elaktabiltas baik di Sumut. Dengan begitu, bisa membawa dirinya melenggang ke Senayan pada Pemilu 2019 nantinya.

Ditambah lagi, Sihar juga masih memiliki pendukung yang loyal saat Pilkada Sumut lalu. Hal ini, menjadi poin penting membuat PDIP mencalonkan Sihar Sitorus di Pileg 2019. “Artinya, popularitas dan elektabilitas yang diperolehnya ketika Pilgubsu kemarin bisa menjadi modal besar untuk mengantarkannya menjadi politisi Senayan,” kata Dekan FISIP UMSU itu.

Menurut kacamata politiknya, langkah yang diambil Sihar ini sama seperti para pendahulu yang sebelumnya juga kalah di Pilgubsu tapi sukses melenggang ke Senayan. Seperti Tri Tantonomo, Gus Irawan, dan Fadli Nurzal. “Apalagi, jeda waktu Pilgubsu dengan Pileg tidak begitu lama sehingga memori atau ingatan masyarakat terhadap Sihar masih sangat kuat,” ucap Arifin.

Ditambah lagi, Dapil Sumut 2 ini bias dikatakan sebagai kampung halaman bagi Sihar. Sehingga dia sudah memiliki kantong-kantong suara sendiri. “Dia memang berasal dari salah satu daerah yang masuk Dapil itu, yaitu Tapanuli Utara. Kemudian, aktivitas usaha atau perusahaannya juga berada di kawasa Dapil 2, yakni di Palas dan Paluta,” ungkap Arifin.

Meski begitu, kata Arifin, bukan berarti Sihar dapat dengan mudah melenggang ke Senayan. Karena, selain bersaing dengan bacaleg dari parpol lain, ia juga harus mempu bersaing dengan sesama caleg PDIP. Terutama di sana juga ada nama tokoh elit PDIP, Trimedya Panjaitan.

“Nah, Kalau Trimedya masih maju dari dapil 2, tentu saja persaingan mereka akan ketat. Apalgi prediksi kursi PDIP dari dapil 2 itu paling dapat 1 saja. Artinya, kursi itulah yang akan mereka perebutkan. Makanya, ini menarik untuk ditunggu,” tandasnya.(prn/gus)

Perang Bintang

Menyikapi persaingan di daerah pemilihan Sumut II ini, pengamat politik dari UMSU Arifin Saleh Siregar menilai, bakal terjadi ‘perang bintang’ di Dapil Sumut 2 ini. Para petahana bakal bersaing mempertahankan kursinya dengan para caleg baru. “Pertarungan caleg di Dapil 2 ini juga cukup ketat. Selain itu, ada dominasi Partai Gerindra. Caleg-caleg yang sudah dikenal luas baik petahana maupun pendatang baru banyak yang ikut bertarung di Dapil tersebut. Lihat saja Gus Irawan dari Gerindra, Saleh P Daulay dari PAN, Iskan Qolba dari PKS, dan  Rambe Kamarulzaman dari Golkar,” kata Arifin kepada Sumut Pos, Kamis (26/7).

Dia juga menyebutkan, munculnya nama Sihar Sitorus yang diusung PDI Perjuangan juga akan menambah sengitnya persaingan di dapil ini. Menurut Arifin, langkah diambil Sihar Sitorus dengan maju sebagai bacaleg di Dapil Sumut 2 ini sudah tempat. Karena, mantan Cawagubsu itu memiliki elaktabiltas baik di Sumut. Dengan begitu, bisa membawa dirinya melenggang ke Senayan pada Pemilu 2019 nantinya.

Ditambah lagi, Sihar juga masih memiliki pendukung yang loyal saat Pilkada Sumut lalu. Hal ini, menjadi poin penting membuat PDIP mencalonkan Sihar Sitorus di Pileg 2019. “Artinya, popularitas dan elektabilitas yang diperolehnya ketika Pilgubsu kemarin bisa menjadi modal besar untuk mengantarkannya menjadi politisi Senayan,” kata Dekan FISIP UMSU itu.

Menurut kacamata politiknya, langkah yang diambil Sihar ini sama seperti para pendahulu yang sebelumnya juga kalah di Pilgubsu tapi sukses melenggang ke Senayan. Seperti Tri Tantonomo, Gus Irawan, dan Fadli Nurzal. “Apalagi, jeda waktu Pilgubsu dengan Pileg tidak begitu lama sehingga memori atau ingatan masyarakat terhadap Sihar masih sangat kuat,” ucap Arifin.

Ditambah lagi, Dapil Sumut 2 ini bias dikatakan sebagai kampung halaman bagi Sihar. Sehingga dia sudah memiliki kantong-kantong suara sendiri. “Dia memang berasal dari salah satu daerah yang masuk Dapil itu, yaitu Tapanuli Utara. Kemudian, aktivitas usaha atau perusahaannya juga berada di kawasa Dapil 2, yakni di Palas dan Paluta,” ungkap Arifin.

Meski begitu, kata Arifin, bukan berarti Sihar dapat dengan mudah melenggang ke Senayan. Karena, selain bersaing dengan bacaleg dari parpol lain, ia juga harus mempu bersaing dengan sesama caleg PDIP. Terutama di sana juga ada nama tokoh elit PDIP, Trimedya Panjaitan.

“Nah, Kalau Trimedya masih maju dari dapil 2, tentu saja persaingan mereka akan ketat. Apalgi prediksi kursi PDIP dari dapil 2 itu paling dapat 1 saja. Artinya, kursi itulah yang akan mereka perebutkan. Makanya, ini menarik untuk ditunggu,” tandasnya.(prn/gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/