30.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Gejala Stroke, Psikolog Sebut Gatot Terindikasi Lemah Mental

Gubsu, Gatot Pujonugroho dan istri mudanya Evy Susanti resmi ditahan KPK, Senin (3/8/2015) malam.
Gubsu, Gatot Pujonugroho dan istri mudanya Evy Susanti resmi ditahan KPK, Senin (3/8/2015) malam.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho menghadapi persoalan yang cukup berat. Selain berstatus tersangka dan ditahan KPK dalam kasus suap hakim PTUN, Gatot juga berhadapan dengan penyidik kejaksaan agung untuk perkara dugaan korupsi bansos.

Selain itu, pria kelahiran Magelang 1962 itu juga pasti memikirkan nasib istri mudanya, Evy Susanti, yang kini berada dalam tahanan KPK sebagai tersangka kasus suap hakim PTUN Medan.

Nah, berdasar kajian psikologis, tampaknya Gatot tergolong sosok yang mentalnya tidak kuat dalam menghadapi persoalan yang membelitnya itu.

“Siapa pun yang berada dalam tahanan, dia akan mengalami tekanan psikologis yang berat, yang bisa berdampak pada kondisi kesehatan fisiknya. Tergantung, ada yang kuat mentalnya, ada yang lemah,” ujar psikolog kondang A.Kasandra Putranto, kepada koran ini di Jakarta, kemarin (27/8).

Psikolog yang juga aktif di Bagian Pengembangan Profesi dan Keilmuan Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (APSIFOR) itu tidak secara spesifik mengulas kasus yang dihadapi Gatot. Alasannya, sebagai pakar psikologi forensik, dia dilarang memberikan komentar tanpa didahului pemeriksaan langsung terhadap yang bersangkutan.

Pendiri perusahaan psikolog klinis dan forensik ‘Kasandra & Associates’ itu hanya memberikan ulasan secara umum.

“Jadi, secara umum, jika mentalnya lemah, seseorang yang ditahan akan sulit konsentrasi. Dia sulit fokus ke masalah yang dihadapi, tapi yang ditanyakan malah kondisi orang-orang terdekatnya, pasangan hidupnya, anak-anaknya, ibunya, dan seterusnya,” ujar Kasandra, yang juga staf pengajar di sejumlah perguruan tinggi di Jakarta itu.

Bagi yang mentalnya kuat, lanjutnya, gangguan yang dialami paling banter dia mengalami susah tidur dan susah makan.

Diberitakan sebelumnya, saat menjalani pemeriksaan di KPK oleh penyidik kejagung dalam kasus bansos, Gatot mengeluhkan sakit di bagian belakang kepalanya. Kepala Sub Direktorat Penyidikan Tindak Pidana Khusus Kejagung Sarjono Turin, Kamis (26/8), menyebut Gatot mengalami “penyempitan”. Biasanya, secara medis, kata “penyempitan” pembuluh darah di bagian belakang kepala identik dengan gejala stroke.

“Yang bersangkutan merasa sakit, ada penyempitan. Kami meminta dokter KPK untuk memeriksa. Kemudian dokter menyatakan Gatot harus dirujuk ke salah satu dokter spesialis,” terang Turin.

Sedang mantan pengacara Gatot, Razman Arif Nasution, pernah cerita politikus PKS itu tidak fokus pada kasus hukum yang dihadapi. Saat bertemu di tahanan, Razman juga cerita Gatot lebih sering tanya kondisi Evy. Razman bahkan berkali-kali mengingatkan Gatot agar fokus dan tegar menghadapi dua kasus hukumnya itu. (sam)

Gubsu, Gatot Pujonugroho dan istri mudanya Evy Susanti resmi ditahan KPK, Senin (3/8/2015) malam.
Gubsu, Gatot Pujonugroho dan istri mudanya Evy Susanti resmi ditahan KPK, Senin (3/8/2015) malam.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho menghadapi persoalan yang cukup berat. Selain berstatus tersangka dan ditahan KPK dalam kasus suap hakim PTUN, Gatot juga berhadapan dengan penyidik kejaksaan agung untuk perkara dugaan korupsi bansos.

Selain itu, pria kelahiran Magelang 1962 itu juga pasti memikirkan nasib istri mudanya, Evy Susanti, yang kini berada dalam tahanan KPK sebagai tersangka kasus suap hakim PTUN Medan.

Nah, berdasar kajian psikologis, tampaknya Gatot tergolong sosok yang mentalnya tidak kuat dalam menghadapi persoalan yang membelitnya itu.

“Siapa pun yang berada dalam tahanan, dia akan mengalami tekanan psikologis yang berat, yang bisa berdampak pada kondisi kesehatan fisiknya. Tergantung, ada yang kuat mentalnya, ada yang lemah,” ujar psikolog kondang A.Kasandra Putranto, kepada koran ini di Jakarta, kemarin (27/8).

Psikolog yang juga aktif di Bagian Pengembangan Profesi dan Keilmuan Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (APSIFOR) itu tidak secara spesifik mengulas kasus yang dihadapi Gatot. Alasannya, sebagai pakar psikologi forensik, dia dilarang memberikan komentar tanpa didahului pemeriksaan langsung terhadap yang bersangkutan.

Pendiri perusahaan psikolog klinis dan forensik ‘Kasandra & Associates’ itu hanya memberikan ulasan secara umum.

“Jadi, secara umum, jika mentalnya lemah, seseorang yang ditahan akan sulit konsentrasi. Dia sulit fokus ke masalah yang dihadapi, tapi yang ditanyakan malah kondisi orang-orang terdekatnya, pasangan hidupnya, anak-anaknya, ibunya, dan seterusnya,” ujar Kasandra, yang juga staf pengajar di sejumlah perguruan tinggi di Jakarta itu.

Bagi yang mentalnya kuat, lanjutnya, gangguan yang dialami paling banter dia mengalami susah tidur dan susah makan.

Diberitakan sebelumnya, saat menjalani pemeriksaan di KPK oleh penyidik kejagung dalam kasus bansos, Gatot mengeluhkan sakit di bagian belakang kepalanya. Kepala Sub Direktorat Penyidikan Tindak Pidana Khusus Kejagung Sarjono Turin, Kamis (26/8), menyebut Gatot mengalami “penyempitan”. Biasanya, secara medis, kata “penyempitan” pembuluh darah di bagian belakang kepala identik dengan gejala stroke.

“Yang bersangkutan merasa sakit, ada penyempitan. Kami meminta dokter KPK untuk memeriksa. Kemudian dokter menyatakan Gatot harus dirujuk ke salah satu dokter spesialis,” terang Turin.

Sedang mantan pengacara Gatot, Razman Arif Nasution, pernah cerita politikus PKS itu tidak fokus pada kasus hukum yang dihadapi. Saat bertemu di tahanan, Razman juga cerita Gatot lebih sering tanya kondisi Evy. Razman bahkan berkali-kali mengingatkan Gatot agar fokus dan tegar menghadapi dua kasus hukumnya itu. (sam)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/