25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Promosi Danau Toba Harus Continue

SITUS WISATA : Wisatawan mancanegara dan lokal tampak mengunjungi situs wisata bersejarah di Huta Siallagan, berada di Desa Ambarita, Kecamatan Simanindo,Samosir. Huta Siallagan terletak 150 m dari pinggiran Danau Toba, Pulau Samosir bagian Timur, berjarak 3 km dari Tuktuksiadong (pusat perhotelan) atau 5 km dari huta/kampung Tomok. [Foto: Dhev Fretes Bakkara]
SITUS WISATA : Wisatawan mancanegara dan lokal tampak mengunjungi situs wisata bersejarah di Huta Siallagan, berada di Desa Ambarita, Kecamatan Simanindo,Samosir. Huta Siallagan terletak 150 m dari pinggiran Danau Toba, Pulau Samosir bagian Timur, berjarak 3 km dari Tuktuksiadong (pusat perhotelan) atau 5 km dari huta/kampung Tomok. [Foto: Dhev Fretes Bakkara]
PARAPAT – Tokoh masyarakat Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Marhasak Silalahi berharap kepada Pempropsu, tujuh pemkab kawasan Danau Toba, Simalungun, Samosir, Humbahas, Tobasa, Dairi, Karo dan Taput, tidak berhenti mempromosikan wisata Danau Toba.

“Pasca Festival Danau Toba (FDT) 2013 di Samosir, kini Da nau Toba kembali sunyi dari pengunjung lokal dan mancanegara,” ujar pria ramah, bersahabat dan murah senyum ini kepada METRO, Kamis ( 26/9).

Menurut tokoh Silahisabungan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon ini, kawasan wisata kebanggaan nasional Parapat kembali seperti hari-hari sebelumnya. “Tidak ada kegiatan wisata yang mengeliat,” katanya.

Oleh sebab itu, saatnya pempropsu dan tujuh pemkab kawasan Danau Toba duduk satu meja, membuat konsep terpadu, untuk ditawarkan ke pemerintah pusat. “Kita tak perlu berteriak-teriak seperti sekarang ini, tapi tidak punya solusi mengatasi permasalahan yang kini dihadapi Danau Toba,” ujar tokoh adat dan pemerhati sosial di Girsang Sipangan Bolon.

Dia mengaku tidak bisa dipisahkan dari kawasan Danau Toba. Selain asli kelahiran Parapat, ia juga besar dan menetap di Jalan Haranggaol, Kelurahan Tigaraja, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, bersama keluarganya (istri dan anaknya), yang kesehariannya sebagai pedagang suvenir di Parapat. “Oleh sebab itu, kita siap membantu pemerintah mengatasi dan mengembangkan promosi Danau Toba ke depan,” ujarnya.

Dia menambahkan, untuk mengatasi permasalahan transportasi yang sering mengalami kendala, sebenarnya mudah. “Sekarang yang dipertanyakan, apakah pempropsu, melalui Dinas Parisiwata sudah punya konsep mengatasi kemacetan lalu lintas. Saya yakin, mereka tidak punya,” katanya dengan raut wajah pesimis.

Demikian juga kerja sama antar daerah kawasan supaya ditingkatkan. Termasuk perbaikan infrastruktur jalan, jalinsum Medan – Parapat, pemugaran Terminal Sosor Sabah.

Dia menyebutkan, setiap hari libur umum, Polantas diminta mengawasi arus lalu lintas. Bila ada kendaraan yang terjebak macet dan tabrakan, harus cepat ditarik ke pinggir jalan, sehingga tidak terjadi kemacetan berjam-jam. (th/dro)

SITUS WISATA : Wisatawan mancanegara dan lokal tampak mengunjungi situs wisata bersejarah di Huta Siallagan, berada di Desa Ambarita, Kecamatan Simanindo,Samosir. Huta Siallagan terletak 150 m dari pinggiran Danau Toba, Pulau Samosir bagian Timur, berjarak 3 km dari Tuktuksiadong (pusat perhotelan) atau 5 km dari huta/kampung Tomok. [Foto: Dhev Fretes Bakkara]
SITUS WISATA : Wisatawan mancanegara dan lokal tampak mengunjungi situs wisata bersejarah di Huta Siallagan, berada di Desa Ambarita, Kecamatan Simanindo,Samosir. Huta Siallagan terletak 150 m dari pinggiran Danau Toba, Pulau Samosir bagian Timur, berjarak 3 km dari Tuktuksiadong (pusat perhotelan) atau 5 km dari huta/kampung Tomok. [Foto: Dhev Fretes Bakkara]
PARAPAT – Tokoh masyarakat Parapat, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Marhasak Silalahi berharap kepada Pempropsu, tujuh pemkab kawasan Danau Toba, Simalungun, Samosir, Humbahas, Tobasa, Dairi, Karo dan Taput, tidak berhenti mempromosikan wisata Danau Toba.

“Pasca Festival Danau Toba (FDT) 2013 di Samosir, kini Da nau Toba kembali sunyi dari pengunjung lokal dan mancanegara,” ujar pria ramah, bersahabat dan murah senyum ini kepada METRO, Kamis ( 26/9).

Menurut tokoh Silahisabungan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon ini, kawasan wisata kebanggaan nasional Parapat kembali seperti hari-hari sebelumnya. “Tidak ada kegiatan wisata yang mengeliat,” katanya.

Oleh sebab itu, saatnya pempropsu dan tujuh pemkab kawasan Danau Toba duduk satu meja, membuat konsep terpadu, untuk ditawarkan ke pemerintah pusat. “Kita tak perlu berteriak-teriak seperti sekarang ini, tapi tidak punya solusi mengatasi permasalahan yang kini dihadapi Danau Toba,” ujar tokoh adat dan pemerhati sosial di Girsang Sipangan Bolon.

Dia mengaku tidak bisa dipisahkan dari kawasan Danau Toba. Selain asli kelahiran Parapat, ia juga besar dan menetap di Jalan Haranggaol, Kelurahan Tigaraja, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, bersama keluarganya (istri dan anaknya), yang kesehariannya sebagai pedagang suvenir di Parapat. “Oleh sebab itu, kita siap membantu pemerintah mengatasi dan mengembangkan promosi Danau Toba ke depan,” ujarnya.

Dia menambahkan, untuk mengatasi permasalahan transportasi yang sering mengalami kendala, sebenarnya mudah. “Sekarang yang dipertanyakan, apakah pempropsu, melalui Dinas Parisiwata sudah punya konsep mengatasi kemacetan lalu lintas. Saya yakin, mereka tidak punya,” katanya dengan raut wajah pesimis.

Demikian juga kerja sama antar daerah kawasan supaya ditingkatkan. Termasuk perbaikan infrastruktur jalan, jalinsum Medan – Parapat, pemugaran Terminal Sosor Sabah.

Dia menyebutkan, setiap hari libur umum, Polantas diminta mengawasi arus lalu lintas. Bila ada kendaraan yang terjebak macet dan tabrakan, harus cepat ditarik ke pinggir jalan, sehingga tidak terjadi kemacetan berjam-jam. (th/dro)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/