31.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Tambang Emas Martabe Komit Perkuat Petani Lokal

Foto: Dame/Sumut Pos
Senior Manager Community PT Agincourt Resources, Pramana Triwahjudi, saat menjadi pembicara dalam orientasi lanjutan bagi media tentang pertambangan Indonesia dan dunia yang digelar PT Agincourt Resources di Parapat, Senin (11/3/2019).

PARAPAT, SUMUTPOS.CO – Sejak beroperasi penuh tahun 2013 hingga kini, Tambang Emas Martabe yang dikelola PT Agincourt Resources di Batangtoru, Tapanuli Selatan, telah turut serta menggerakkan perekonomian masyarakat Batangtoru, hingga Kota Padangsidimpuan dan Kabupaten Tapanuli  Selatan. Umur Tambang Emas Martabe sendiri diprediksi hingga tahun 2033. Berpeluang beroperasi lebih lama jika ditemukan cadangan deposit emas lainnya yang layak ditambang.

Lantas, bagaimana perekonomian masyarakat setempat nantinya, jika misalnya 15 tahun lagi Tambang Emas Martabe ditutup karena mineral berharga di bumi Batangtoru tidak lagi layak tambang?

“Ya, Tambang Emas Martabe telah menyikapi hal itu. Karena itu perusahaan komit menyejahterakan masyarakat desa lingkar tambang selama perusahaan tambang beroperasi. Sekaligus menyiapkan masyarakat untuk mandiri pascapenutupan tambang di masa mendatang., dengan berperan serta mengembangkan ekonomi lokal,” kata Senior Manager Community PT Agincourt Resources, Pramana Triwahjudi, dalam orientasi lanjutan bagi media tentang pertambangan Indonesia dan dunia yang digelar PT Agincourt Resources selaku pengelola Tambang Emas Martabe di Parapat, Senin (11/3/2019) lalu.

Pengembangan ekonomi lokal, menurut Pramana, dilakukan dengan memperhatikan jenis mata pencaharian masyarakat sehari-hari. “Misalnya, dari 12 desa lingkar tambang di Kecamatan Batangtoru dan 3 desa di Kecamatan Muara Batangtoru yang berpopulasi sekitar 23 ribu penduduk, ternyata 77 persen di antaranya adalah petani. Selebihnya pedagang 13 persen, dan sektor jasa 10 persen. Melihat komposisi itu, kita memprioritaskan program unggulan di bidang pertanian,” jelas Pramana.

Pilihan itu diambil untuk menghindari masyarakat ‘terkejut badan’ jika dilatih dengan program unggulan yang bukan bidangnya sehari-hari.

Di bidang pertanian, Tambang Emas Martabe memfasilitasi program penangkaran padi seluas 7 hektare, pengembangan beras organik seluas 4 hektare, budidaya jagung pipil seluas 28 hektare, dan sistem budidaya beras konvensional.

“Banyak hal yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh petani Batangtoru, namun sekarang jadi program unggulan di sana. Misalnya program pertanian beras organik, terbukti hasil panen bisa dua kali lipat dibanding budidaya beras yang mereka gunakan sebelumnya. Selain itu, petani bisa menjual beras organik dengan harga dua kali lipat dibanding beras biasa. Konsepnya zero chemical, dipadu kemasan yang baik. Jadi petani mendapat keuntungan dua kali lipat hanya dengan memperbaiki sistem pertanian dan pemasaran,” katanya.

Foto: Dame/Sumut Pos
DISKUSI PANEL: Tiga dari empat pembicara dalam orientasi lanjutan bagi media tentang pertambangan Indonesia dan dunia yang digelar PT Agincourt Resources di Parapat, Senin (11/3/2019) lalu, saat diskusi panel. Dari kiri: Guru Besar Teknik Pertambangan ITB, Prof Dr. Ir. Irwandy Arief, MSc, mantan Direktur Teknik Lingkungan Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Mangantar S Marpaung, dan Senior Manager Community PT Agincourt Resources, Pramana Triwahjudi. Dan Cepi Septiadi (kanan) selaku moderator.

Untuk pembibitan padi, petani juga dilatih budidaya yang baik. Misalnya jika saat padi ditanam ada padi yang tumbuh lebih tinggi  dibanding ‘teman-temannya’, petani harus mencabut dan membuangnya. Tujuannya, agar bibit yang dihasilkan tidak rusak dan tidak terkontaminasi bibit jenis lain. Nantinya, bibit itu dijual dengan menyertakan sertifikat baku mutu.

Tambang Emas Martabe juga melatih petani membudidayakan tanaman holtikultura sesuai daya dukung daerah setempat. Antara lain penanaman semangka seluas 0,5 hektare, pisang seluas 2 hektare, kunyit seluas 5 hektare, kelapa hibrida 1.000 pohon, dll. Penanaman holtikultura ini difokuskan di dua desa lingkar tambang, sebagai Kawasan Rumah Pangan Lestari untuk mewujudkan penganekaragaman pangan.

Selain pertanian, Tambang Emas Martabe juga memandirikan masyarakat dengan pengembangan perikanan. Yakni budidaya lele sebanyak 20 kolam, budidaya ikan tawar, dan penangkaran ikan jurung.

“Selebihnya, kami mengembangkan sejumlah UKM, yakni Minimarket Sahata, Rumah Kue Bagasta, Rumah Kompos Comapro, dan mendampingi hingga terbentuk 6 koperasi.  Kami juga melatih warga di bidang manajemen keuangan, mekanik LV, pallete craft, dll. Selain itu, kita melatih potensi usaha baru di bidang produk palet, serbuk palet, dan batik,” jelasnya.

Selain bidang pertanian, Tambang Emas Martabe juga memandirikan masyarakat di bidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur publik, dan identitas sosial dan budaya.

“Mungkin hasilnya belum terlalu signifikan. Tapi semua itu adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap dinamika kehidupan masyarakat. Proyek tanggung jawab sosial perusahaan ini memberi nilai tambah di wilayah di mana kami bekerja, mengembangkan bisnis jangka panjang yang berkelanjutan. Kami berharap, semua program ini bermanfaat bagi banyak orang dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera Utara,” kata Pramana. (mea)

Foto: Dame/Sumut Pos
Senior Manager Community PT Agincourt Resources, Pramana Triwahjudi, saat menjadi pembicara dalam orientasi lanjutan bagi media tentang pertambangan Indonesia dan dunia yang digelar PT Agincourt Resources di Parapat, Senin (11/3/2019).

PARAPAT, SUMUTPOS.CO – Sejak beroperasi penuh tahun 2013 hingga kini, Tambang Emas Martabe yang dikelola PT Agincourt Resources di Batangtoru, Tapanuli Selatan, telah turut serta menggerakkan perekonomian masyarakat Batangtoru, hingga Kota Padangsidimpuan dan Kabupaten Tapanuli  Selatan. Umur Tambang Emas Martabe sendiri diprediksi hingga tahun 2033. Berpeluang beroperasi lebih lama jika ditemukan cadangan deposit emas lainnya yang layak ditambang.

Lantas, bagaimana perekonomian masyarakat setempat nantinya, jika misalnya 15 tahun lagi Tambang Emas Martabe ditutup karena mineral berharga di bumi Batangtoru tidak lagi layak tambang?

“Ya, Tambang Emas Martabe telah menyikapi hal itu. Karena itu perusahaan komit menyejahterakan masyarakat desa lingkar tambang selama perusahaan tambang beroperasi. Sekaligus menyiapkan masyarakat untuk mandiri pascapenutupan tambang di masa mendatang., dengan berperan serta mengembangkan ekonomi lokal,” kata Senior Manager Community PT Agincourt Resources, Pramana Triwahjudi, dalam orientasi lanjutan bagi media tentang pertambangan Indonesia dan dunia yang digelar PT Agincourt Resources selaku pengelola Tambang Emas Martabe di Parapat, Senin (11/3/2019) lalu.

Pengembangan ekonomi lokal, menurut Pramana, dilakukan dengan memperhatikan jenis mata pencaharian masyarakat sehari-hari. “Misalnya, dari 12 desa lingkar tambang di Kecamatan Batangtoru dan 3 desa di Kecamatan Muara Batangtoru yang berpopulasi sekitar 23 ribu penduduk, ternyata 77 persen di antaranya adalah petani. Selebihnya pedagang 13 persen, dan sektor jasa 10 persen. Melihat komposisi itu, kita memprioritaskan program unggulan di bidang pertanian,” jelas Pramana.

Pilihan itu diambil untuk menghindari masyarakat ‘terkejut badan’ jika dilatih dengan program unggulan yang bukan bidangnya sehari-hari.

Di bidang pertanian, Tambang Emas Martabe memfasilitasi program penangkaran padi seluas 7 hektare, pengembangan beras organik seluas 4 hektare, budidaya jagung pipil seluas 28 hektare, dan sistem budidaya beras konvensional.

“Banyak hal yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh petani Batangtoru, namun sekarang jadi program unggulan di sana. Misalnya program pertanian beras organik, terbukti hasil panen bisa dua kali lipat dibanding budidaya beras yang mereka gunakan sebelumnya. Selain itu, petani bisa menjual beras organik dengan harga dua kali lipat dibanding beras biasa. Konsepnya zero chemical, dipadu kemasan yang baik. Jadi petani mendapat keuntungan dua kali lipat hanya dengan memperbaiki sistem pertanian dan pemasaran,” katanya.

Foto: Dame/Sumut Pos
DISKUSI PANEL: Tiga dari empat pembicara dalam orientasi lanjutan bagi media tentang pertambangan Indonesia dan dunia yang digelar PT Agincourt Resources di Parapat, Senin (11/3/2019) lalu, saat diskusi panel. Dari kiri: Guru Besar Teknik Pertambangan ITB, Prof Dr. Ir. Irwandy Arief, MSc, mantan Direktur Teknik Lingkungan Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Mangantar S Marpaung, dan Senior Manager Community PT Agincourt Resources, Pramana Triwahjudi. Dan Cepi Septiadi (kanan) selaku moderator.

Untuk pembibitan padi, petani juga dilatih budidaya yang baik. Misalnya jika saat padi ditanam ada padi yang tumbuh lebih tinggi  dibanding ‘teman-temannya’, petani harus mencabut dan membuangnya. Tujuannya, agar bibit yang dihasilkan tidak rusak dan tidak terkontaminasi bibit jenis lain. Nantinya, bibit itu dijual dengan menyertakan sertifikat baku mutu.

Tambang Emas Martabe juga melatih petani membudidayakan tanaman holtikultura sesuai daya dukung daerah setempat. Antara lain penanaman semangka seluas 0,5 hektare, pisang seluas 2 hektare, kunyit seluas 5 hektare, kelapa hibrida 1.000 pohon, dll. Penanaman holtikultura ini difokuskan di dua desa lingkar tambang, sebagai Kawasan Rumah Pangan Lestari untuk mewujudkan penganekaragaman pangan.

Selain pertanian, Tambang Emas Martabe juga memandirikan masyarakat dengan pengembangan perikanan. Yakni budidaya lele sebanyak 20 kolam, budidaya ikan tawar, dan penangkaran ikan jurung.

“Selebihnya, kami mengembangkan sejumlah UKM, yakni Minimarket Sahata, Rumah Kue Bagasta, Rumah Kompos Comapro, dan mendampingi hingga terbentuk 6 koperasi.  Kami juga melatih warga di bidang manajemen keuangan, mekanik LV, pallete craft, dll. Selain itu, kita melatih potensi usaha baru di bidang produk palet, serbuk palet, dan batik,” jelasnya.

Selain bidang pertanian, Tambang Emas Martabe juga memandirikan masyarakat di bidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur publik, dan identitas sosial dan budaya.

“Mungkin hasilnya belum terlalu signifikan. Tapi semua itu adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap dinamika kehidupan masyarakat. Proyek tanggung jawab sosial perusahaan ini memberi nilai tambah di wilayah di mana kami bekerja, mengembangkan bisnis jangka panjang yang berkelanjutan. Kami berharap, semua program ini bermanfaat bagi banyak orang dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera Utara,” kata Pramana. (mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/