30 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Kasipidum Siap Biayai Anak Fauzan Asal Kasusnya Tidak Diblow Up

Azhariah alias Aha , istri Brigadir Fauzan (pakai jilbab), mengadu ke .
Azhariah alias Aha , istri Brigadir Fauzan (pakai jilbab), mengadu ke .

SUMUTPOS.CO – Di tengah duka yang mendalam atas kematian suaminya, Brigadir Iqbal Fauzan alias Fauzan (30) yang bertugas di Polres Langkat, Jumat (19/9) lalu, Azhariah alias Aha (32) sempat diminta petinggi Kejari Stabat agar kematian Fauzan tak melibatkan institusinya.

Karena masih dalam keadaan sedih bercampur bingung, semula Aha mendiamkan saja permintaan itu. Dia memilih mengurus jasad suaminya. Setelah segala administrasi di rumah sakit selesai, jasad Fauzan diboyong pulang menuju rumah orangtuanya di Kec. Besitang.

Di tengah perjalanan, keluarga sempat merasa aneh. Sebab dari mulut Fauzan keluar cairan kekuning-kuningan bercampur darah. Keganjilan lain yang ditemukan keluarga saat memandikannya, ada memar bintik merah di tangannya. Di bagian pinggang belakang didapati dua bekas lebam seperti bekas pukulan benda tumpul.

Berbagai kejangalan tadi dikumpulkan keluarga. Saat itu Aha, sempat menanyakan kepada rekan suaminya, Brigadir Zafrulah atau Mamek, di mana seragam polisi suaminya. Namun, Mamek menjawab tidak tahu.

Setelah Fauzan dikebumikan keesokannya, beber Aha lagi, sekitar pukul 22.00 WIB, Aha dihubungi istri Mamek, mengaku kalau mereka hendak datang. Namun tak ditanggapi Aha.

Tiga hari kemudian, istri Mamek mengirim SMS ke Aha. Isinya, “K’ udah gmana keadaan kk? K’ org Kasipidum mau jumpa sma kk. Smlam org itu dtng ke rumah kami K’ mreka minta tolong supaya aq ngasi tau sms kk kalo org itu mau jumpa sma kk. Kira2 kpan kmi bsa jumpai kk? Jgnlah kk putus langsung hubungan kekeluargaan kita ya k.”

Oleh Aha, SMS yang diterimanya ini pun diteruskan pada keluarganya yang lain. Akhirnya salah seorang kerabat dekat Aha menghubungi handphone Mamek untuk menanyakan maksud dan tujuan kedatangan Mamek yang katanya bersama Kasipidum tersebut.

“Waktu itu aku langsung menghubungi Mamek menanyakan cerita yang sebenarnya, aku bilang sama Mamek aku mau tau cerita yang sebenarnya,” ujar Syamsul Harahap kerabat dekat Aha yang ikut mendampinginya ke Polres Langkat.

Cerita Syamsul, saat itu Mamek mengatakan sebelum kejadian mereka masuk ke salah satu tempat hiburan malam di Medan. Cerita Mamek, mereka (Fauzan dan Mamek-red) diajak oleh Kasipidum dan Kasidatun karokean.

Saat karokean tadi, Mamek mengaku sempat OD alias ketinggian. Oleh Fauzan dirinya sempat ditampari hingga siuman. Karena itulah mengapa bagian pelopak mata dan wajah Mamek terlihat bekas memar dan lebam-lebam.

Nah, setelah itu, menurut Mamek, Faujan diberi satu butir pil ekstasi oleh Kasipidum itu. Baru lima menit lagi, satu butir lagi disorong ke mulut Fauzan, katanya.

Syamsul mengaku curiga karena cerita Mamek kepadanya berubah-ubah. Pada keterangan pertama Mamek mengatakan kalau Faujan hanya menelan satu butir ekstasi. “Tapi belakangan Mamek mengatakan dua butir, jadi keterangannya nggak ada yang memuaskan,” ujar Syamsul.

Selain penjelasan Mamek yang berubah-ubah, Syamsul juga makin curiga saat Mamek menyebut Kasipidum mau bertanggung jawab atas kejadian ini. Menurut Mamek, Kasipidum siap menanggung semua biaya sekolah anak almarhum dari mulai sekarang hingga tamat kuliah.

“Waktu itu aku sempat tanya sama Mamek, memangnya uang Kasipidum itu ada berapa miliar. Katanya Rp5 miliar ada, jadi biaya itulah yang nantinya buat membiayai anak Faujan sampai tamat kuliah, asalkan masalah ini tak lagi dibesar-besarkan. Jadi pertanyaannya kenapa Kasipidum begitu peduli dengan kasus ini? Memangnya ada apa di balik ini semua?” tanya mantan Ketua DPD KNPI Langkat itu.

Yang disayangkan pihak keluarga, sampai saat ini pihak kepolisian juga terkesan cuek akan kematian Fauzan. ”Kita menunggu reaksi pihak kepolisian, tapi kayaknya mereka tenang-tenang saja, padahal yang meninggal ini polisi. Kami harapkan tanpa kami mintapun harusnya dilakukan pengusutan atau penyelidikan, tapi ini tidak, makanya hari ini kami mendatangi Polres Langkat untuk mendesak Kapolres menyelidiki kasus ini,” ujar Syamsul.

Kapolres Langkat AKBP Dwi Asmoro yang ditemui wartawan mengaku akan memulai penyelidikan dari awal. “Ya kita akan menyelidiki hal ini secepatnya, kalau memang nanti harus dibutuhkan otopsi, mau tidak mau akan kita lakukan, tapi kita lihat dululah nanti seperti apa. Memang saat kejadian yang bersangkutan (Brigadir Fauzan) tidak ada izin dari pimpinannya pergi ke luar wilayah, padahal di saat bersamaan sedang dilakukan pelatihan Dalmas ketika itu. Jadi secepatnya kita selidiki kasus ini,” tegasnya.

Daat dihubungi kembali pada malamnya sekitar pukul 21.00 WIB, AKBP Dwi Asmoro mengaku belum bisa berkomentar jauh. “Ini masih kita selidiki, masih dalam tahap saksi awal. Saya juga datang ke pemakamannya, tapi saat itu pihak keluarga tidak cerita apa-apa. Nah, setelah belakangan ada hal-hal lain, tentunya kita tidak bisa berburuk sangka dulu. Kita selidiki, kita periksa saksi-saksi awal. Nah, kalau memang nanti ada mengarah ke sana (keterlibatan petinggi Kejari Stabat, red) pasti kita periksa,” jelasnya.(smg/deo)

Azhariah alias Aha , istri Brigadir Fauzan (pakai jilbab), mengadu ke .
Azhariah alias Aha , istri Brigadir Fauzan (pakai jilbab), mengadu ke .

SUMUTPOS.CO – Di tengah duka yang mendalam atas kematian suaminya, Brigadir Iqbal Fauzan alias Fauzan (30) yang bertugas di Polres Langkat, Jumat (19/9) lalu, Azhariah alias Aha (32) sempat diminta petinggi Kejari Stabat agar kematian Fauzan tak melibatkan institusinya.

Karena masih dalam keadaan sedih bercampur bingung, semula Aha mendiamkan saja permintaan itu. Dia memilih mengurus jasad suaminya. Setelah segala administrasi di rumah sakit selesai, jasad Fauzan diboyong pulang menuju rumah orangtuanya di Kec. Besitang.

Di tengah perjalanan, keluarga sempat merasa aneh. Sebab dari mulut Fauzan keluar cairan kekuning-kuningan bercampur darah. Keganjilan lain yang ditemukan keluarga saat memandikannya, ada memar bintik merah di tangannya. Di bagian pinggang belakang didapati dua bekas lebam seperti bekas pukulan benda tumpul.

Berbagai kejangalan tadi dikumpulkan keluarga. Saat itu Aha, sempat menanyakan kepada rekan suaminya, Brigadir Zafrulah atau Mamek, di mana seragam polisi suaminya. Namun, Mamek menjawab tidak tahu.

Setelah Fauzan dikebumikan keesokannya, beber Aha lagi, sekitar pukul 22.00 WIB, Aha dihubungi istri Mamek, mengaku kalau mereka hendak datang. Namun tak ditanggapi Aha.

Tiga hari kemudian, istri Mamek mengirim SMS ke Aha. Isinya, “K’ udah gmana keadaan kk? K’ org Kasipidum mau jumpa sma kk. Smlam org itu dtng ke rumah kami K’ mreka minta tolong supaya aq ngasi tau sms kk kalo org itu mau jumpa sma kk. Kira2 kpan kmi bsa jumpai kk? Jgnlah kk putus langsung hubungan kekeluargaan kita ya k.”

Oleh Aha, SMS yang diterimanya ini pun diteruskan pada keluarganya yang lain. Akhirnya salah seorang kerabat dekat Aha menghubungi handphone Mamek untuk menanyakan maksud dan tujuan kedatangan Mamek yang katanya bersama Kasipidum tersebut.

“Waktu itu aku langsung menghubungi Mamek menanyakan cerita yang sebenarnya, aku bilang sama Mamek aku mau tau cerita yang sebenarnya,” ujar Syamsul Harahap kerabat dekat Aha yang ikut mendampinginya ke Polres Langkat.

Cerita Syamsul, saat itu Mamek mengatakan sebelum kejadian mereka masuk ke salah satu tempat hiburan malam di Medan. Cerita Mamek, mereka (Fauzan dan Mamek-red) diajak oleh Kasipidum dan Kasidatun karokean.

Saat karokean tadi, Mamek mengaku sempat OD alias ketinggian. Oleh Fauzan dirinya sempat ditampari hingga siuman. Karena itulah mengapa bagian pelopak mata dan wajah Mamek terlihat bekas memar dan lebam-lebam.

Nah, setelah itu, menurut Mamek, Faujan diberi satu butir pil ekstasi oleh Kasipidum itu. Baru lima menit lagi, satu butir lagi disorong ke mulut Fauzan, katanya.

Syamsul mengaku curiga karena cerita Mamek kepadanya berubah-ubah. Pada keterangan pertama Mamek mengatakan kalau Faujan hanya menelan satu butir ekstasi. “Tapi belakangan Mamek mengatakan dua butir, jadi keterangannya nggak ada yang memuaskan,” ujar Syamsul.

Selain penjelasan Mamek yang berubah-ubah, Syamsul juga makin curiga saat Mamek menyebut Kasipidum mau bertanggung jawab atas kejadian ini. Menurut Mamek, Kasipidum siap menanggung semua biaya sekolah anak almarhum dari mulai sekarang hingga tamat kuliah.

“Waktu itu aku sempat tanya sama Mamek, memangnya uang Kasipidum itu ada berapa miliar. Katanya Rp5 miliar ada, jadi biaya itulah yang nantinya buat membiayai anak Faujan sampai tamat kuliah, asalkan masalah ini tak lagi dibesar-besarkan. Jadi pertanyaannya kenapa Kasipidum begitu peduli dengan kasus ini? Memangnya ada apa di balik ini semua?” tanya mantan Ketua DPD KNPI Langkat itu.

Yang disayangkan pihak keluarga, sampai saat ini pihak kepolisian juga terkesan cuek akan kematian Fauzan. ”Kita menunggu reaksi pihak kepolisian, tapi kayaknya mereka tenang-tenang saja, padahal yang meninggal ini polisi. Kami harapkan tanpa kami mintapun harusnya dilakukan pengusutan atau penyelidikan, tapi ini tidak, makanya hari ini kami mendatangi Polres Langkat untuk mendesak Kapolres menyelidiki kasus ini,” ujar Syamsul.

Kapolres Langkat AKBP Dwi Asmoro yang ditemui wartawan mengaku akan memulai penyelidikan dari awal. “Ya kita akan menyelidiki hal ini secepatnya, kalau memang nanti harus dibutuhkan otopsi, mau tidak mau akan kita lakukan, tapi kita lihat dululah nanti seperti apa. Memang saat kejadian yang bersangkutan (Brigadir Fauzan) tidak ada izin dari pimpinannya pergi ke luar wilayah, padahal di saat bersamaan sedang dilakukan pelatihan Dalmas ketika itu. Jadi secepatnya kita selidiki kasus ini,” tegasnya.

Daat dihubungi kembali pada malamnya sekitar pukul 21.00 WIB, AKBP Dwi Asmoro mengaku belum bisa berkomentar jauh. “Ini masih kita selidiki, masih dalam tahap saksi awal. Saya juga datang ke pemakamannya, tapi saat itu pihak keluarga tidak cerita apa-apa. Nah, setelah belakangan ada hal-hal lain, tentunya kita tidak bisa berburuk sangka dulu. Kita selidiki, kita periksa saksi-saksi awal. Nah, kalau memang nanti ada mengarah ke sana (keterlibatan petinggi Kejari Stabat, red) pasti kita periksa,” jelasnya.(smg/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru