25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Gadis Cilik Disodomi, Dibunuh, lalu Dikubur di Ladang

Perkosaan-Ilustrasi
Perkosaan-Ilustrasi

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Prilaku Domi Panjaitan (38) tak pantas ditiru. Lajang tua yang tak punya pekerjaan itu tega menyodomi lalu membunuh seorang gadis cilik tetangganya yang masih berusia 5 tahun. Ironisnya, untuk menghilangkan barang bukti pelaku lalu mengubur jasad korban bernama Tesya boru Sinambela itu di perladangan.

Ratusan warga Desa Bongkaras, Kec. Silima Pungga-pungga, Kab. Dairi mendadak heboh dengan hilangnya Tesya pada Sabtu (25/10) pukul 14.00 WIB. Delapan jam mencari, tepatnya pukul 22.00 WIB, Tesya akhirnya ditemukan sudah tak bernyawa.

Info dihimpun, pasca mendengar info anak hilang, Kepala Desa Bongkaras Marijon Manik langsung mengerahkan warganya melakukan pencarian di perkampungan hingga ke perladangan.

“Awalnya orangtua korban mengadu anaknya belum pulang makan siang. Setelah dilakukan pencarian di sekitar perkampungan tidak ditemukan. Ibu korban mendatangi rumah saya. Selanjutnya saya sampaikan masalah itu ke Koramil dan Polsek Parongil,” kata Marijon Manik saat ditemui di RSU Adam Malik, Minggu (26/10) malam.

Masih kata Marijon, semasa hidup bocah malang tersebut tinggal bersama ibunya di rumah oppungnya (neneknya), karena ayahnya bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jambi.

“Begitulah. Setelah melibatkan seluruh warga dan aparat, kami akhirnya menemukan gundukan tanah. Setelah diperiksa dari dalam tanah terlihat tumit manusia. Ternyata, mayat korban dikubur pelaku dengan posisi telungkup,” tambah Marijon.

Setelah melakukan pengusutan, salah seorang warga mengaku sempat melihat korban bersama Domi Panjaitan. Mendengar itu, warga langsung memanggil dan menginterogasi Domi. Tapi saat itu Domi membantah.

“Memang kelihatan pemuda itu baik-baik. Ketika kami tanyakan pada saat pencarian, dia mengaku memang ia ada bersama korban, namun dia menyuruh pulang. Ternyata setelah mayat ditemukan, dia sempat diamuk massa. Kalau tidak saya amankan, mungkin dia sudah meninggal,” kata Marijon lagi.

Terpisah, Kapolsek Parongil AKP L Limbong ketika dihubungi Minggu (26/10) sore menegaskan pihaknya telah menangkap dan menetapkan Domi sebagai tersangka.

“Korban diduga meninggal akibat dipukul pakai tangan dan batu oleh tersangka, alamat sementara Desa Bongkaras, Kec.Silima Pungga-pungga. Setelah ditemukan, korban dilarikan ke RSU Adam Malik untuk divisum dan autopsi,” ujar Limbong.

 

EMOSI KARENA PERKATAAN KORBAN

Tersangka langsung diamankan di Polsek Parongil. Disebutkan Limbong, Domi mengakui bahwa dialah yang membunuh bocah malang tersebut. Dari hasil otopsi, sekujur tubuh dan anus korban ditemukan luka lecet. Diduga sebelum dibunuh, korban lebih dulu dicabuli tersangka.

“Kepala korban luka akibat pukulan benda tumpul. Tidak ada terjadi pemerkosaan, namun anus korban luka. Korban diduga dicabuli pelaku,” imbuhnya.

Sejauh ini, tersangka masih mengaku melakukan perbuatan itu karena sakit hati dikasari sama korban. Pengakuan Domi pada penyidik Polsek Parongil, awalnya ia menyuruh korban pulang ke rumah oppungnya sepulang dari ladang. Tapi saat itu korban disebut menolak menolak dan berkata kasar pada pelaku.

“Gak usah kau urusi aku, urus aja dirimu sendiri,” jawab korban yang diulang oleh pelaku.

Perkataan itu membuat Domi emosi hingga mencekik leher korban dan memukuli kepalanya. Pelaku dan korban diketahui bertetangga dan sering berangkat bersama-sama ke ladang tersangka. (pan/deo)

 

Perkosaan-Ilustrasi
Perkosaan-Ilustrasi

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Prilaku Domi Panjaitan (38) tak pantas ditiru. Lajang tua yang tak punya pekerjaan itu tega menyodomi lalu membunuh seorang gadis cilik tetangganya yang masih berusia 5 tahun. Ironisnya, untuk menghilangkan barang bukti pelaku lalu mengubur jasad korban bernama Tesya boru Sinambela itu di perladangan.

Ratusan warga Desa Bongkaras, Kec. Silima Pungga-pungga, Kab. Dairi mendadak heboh dengan hilangnya Tesya pada Sabtu (25/10) pukul 14.00 WIB. Delapan jam mencari, tepatnya pukul 22.00 WIB, Tesya akhirnya ditemukan sudah tak bernyawa.

Info dihimpun, pasca mendengar info anak hilang, Kepala Desa Bongkaras Marijon Manik langsung mengerahkan warganya melakukan pencarian di perkampungan hingga ke perladangan.

“Awalnya orangtua korban mengadu anaknya belum pulang makan siang. Setelah dilakukan pencarian di sekitar perkampungan tidak ditemukan. Ibu korban mendatangi rumah saya. Selanjutnya saya sampaikan masalah itu ke Koramil dan Polsek Parongil,” kata Marijon Manik saat ditemui di RSU Adam Malik, Minggu (26/10) malam.

Masih kata Marijon, semasa hidup bocah malang tersebut tinggal bersama ibunya di rumah oppungnya (neneknya), karena ayahnya bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jambi.

“Begitulah. Setelah melibatkan seluruh warga dan aparat, kami akhirnya menemukan gundukan tanah. Setelah diperiksa dari dalam tanah terlihat tumit manusia. Ternyata, mayat korban dikubur pelaku dengan posisi telungkup,” tambah Marijon.

Setelah melakukan pengusutan, salah seorang warga mengaku sempat melihat korban bersama Domi Panjaitan. Mendengar itu, warga langsung memanggil dan menginterogasi Domi. Tapi saat itu Domi membantah.

“Memang kelihatan pemuda itu baik-baik. Ketika kami tanyakan pada saat pencarian, dia mengaku memang ia ada bersama korban, namun dia menyuruh pulang. Ternyata setelah mayat ditemukan, dia sempat diamuk massa. Kalau tidak saya amankan, mungkin dia sudah meninggal,” kata Marijon lagi.

Terpisah, Kapolsek Parongil AKP L Limbong ketika dihubungi Minggu (26/10) sore menegaskan pihaknya telah menangkap dan menetapkan Domi sebagai tersangka.

“Korban diduga meninggal akibat dipukul pakai tangan dan batu oleh tersangka, alamat sementara Desa Bongkaras, Kec.Silima Pungga-pungga. Setelah ditemukan, korban dilarikan ke RSU Adam Malik untuk divisum dan autopsi,” ujar Limbong.

 

EMOSI KARENA PERKATAAN KORBAN

Tersangka langsung diamankan di Polsek Parongil. Disebutkan Limbong, Domi mengakui bahwa dialah yang membunuh bocah malang tersebut. Dari hasil otopsi, sekujur tubuh dan anus korban ditemukan luka lecet. Diduga sebelum dibunuh, korban lebih dulu dicabuli tersangka.

“Kepala korban luka akibat pukulan benda tumpul. Tidak ada terjadi pemerkosaan, namun anus korban luka. Korban diduga dicabuli pelaku,” imbuhnya.

Sejauh ini, tersangka masih mengaku melakukan perbuatan itu karena sakit hati dikasari sama korban. Pengakuan Domi pada penyidik Polsek Parongil, awalnya ia menyuruh korban pulang ke rumah oppungnya sepulang dari ladang. Tapi saat itu korban disebut menolak menolak dan berkata kasar pada pelaku.

“Gak usah kau urusi aku, urus aja dirimu sendiri,” jawab korban yang diulang oleh pelaku.

Perkataan itu membuat Domi emosi hingga mencekik leher korban dan memukuli kepalanya. Pelaku dan korban diketahui bertetangga dan sering berangkat bersama-sama ke ladang tersangka. (pan/deo)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/