32.8 C
Medan
Tuesday, May 28, 2024

Warga akan Berdemo jika Jalan Perdagangan-Siantar Dialihkan

Dampak Amblasnya Jalan di Sisi Sungai Sipef di Simalungun

Sejumlah warga Nagori Pematangsahkuda, Kecamatan Gunungmalela, Simalungun saat ini khawatir. Pasalnya saat ini beredar isu di kalangan masyarakat bahwa dinas Pengerajaan Umum (PU) Pemprovsu akan mengalihkan jalan umum Siantar-Perdagangan ini dengan mengambil sedikit pelataran rumah warga. Kondisi ini disebabkan karena jalan yang di sisi sungai Sipef ini selalu amblas dan sulit diperbaiki, sehingga dinas PU membuka jalan baru untuk kepentingan umum.

Sebagian warga sekitar meyakini isu tersebut. Karena dua pekan sebelumnya beberapa petugas diduga anggota dinas PU Provinsi seperti melakukan pengukuran jalan dan melihat peta di sekitar kediaman warga. Namun, mereka menolak kebijakan ini karena pelataran yang dimiliki warga saat inidigunakan untuk lokasi usaha, meskipun dinas PU membelinya dengan harga tinggi warga tetap bertahan tidak menjualnya.

Selain itu, warga sekitar juga akan melakukan aksi demo di PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT Sipef jika kebijakan itu tetap diberlakukan. Mereka menduga kuat, awal putusnya jembatan dan longsor di sekitar jembatan ini karena pihak pabrik yang membuang cairan kaolin ke sungai. Sehingga kondisi buruk ini berimbas pada kerusakan lingkungan permanen dan merusak fasilitas dan kepentingan umum. Sugiat (45), warga Nagori Pematangsahkuda, Kecamatan Gunungmalela ketika ditemui Metro Siantar (Grup Sumut Pos), Minggu (27/1) menyebutkan, isu pengalihan jalan itu sudah mulai menyebar di kalangan masyarakat.

“Sudah banyak warga kampung ini yang tahu soal isu itu, dan kami yakin soalnya dinas PU Pemprovsu sama sekali menghentikan proyek perbaikan dinding jalan ini. Apalagi setiap hari, dua sampai lima meter dinding di sekitar sungai ini pasti longsor, sementara penanganan proyek ini terhenti,” kesalnya.
Ia menambahkan, pihaknya secara tegas akan menolak pengalihan jalan itu. Dan hal yang sama juga dirasakan warga lainnya, bahkan jika kebijakan itu tetap diberlakukan maka warga akan melakukan orasi di PKS (Pabrik Kelapa Sawit ). Mereka meminta agar untuk pengalihan jalan dinas PU mengambil lahan perkebunan milik PT Sipef yang terhubung dari gudang pupuk lima ratus meter dari jembatan Sipef.

“Kalau pun harus dibuka jalan baru, kami minta dinas PU mengambil lahan perkebunan milik PT Sipef. Karena sejak awal mereka yang mengeruk sungai ini dan membuang cairan kaolin ke sungai makanya pinggiran sungai ini amblas. Bahkan kami akan melakukan demo besar-besaran di pabrik itu kalau perlu akan kami sandera (tahan-red) alat berat yang mengerjakan proyek itu kalau pelataran kami yang dipakai untuk jalan,” ujarnya lagi.

Sementara, Linggom Manik (41) dan Sudarman (39), warga Nagori Pematangsahkuda saat ditemui Metro Siantar menyebutkan, isu itu beredar dalam dua pekan terakhir ini. Bahkan mereka juga sudah menanyakan kebenaran isu ini ke dinas PU Pemprovsu Medan, dan mereka mengatakan bahwa kebijakan itu bisa saja dilakukan jika diperlukan.

Terpisah, Suhadi Humas PT Sipef ketika dihubungi Metro Siantar menyebutkan, soal penggunaan jalan semua itu merupakan kewenangan dinas PU Pemrovsu Medan. Kemudian pihak nya tetap mendukung proses perbaikan jalan ini untuk kepentingan masyarakat. “Kalau untuk perbaikan jalan itu kan gawean (kewenangan–red) dinas PU. Jadi kami serahkan itu semua pada mereka,” ujarnya singkat. (mag-2/smg)
tetapi, sekali lagi saya tegaskan kami mendukung proses perbaikan jalan ini,” ujarnya singkat.

Dampak Amblasnya Jalan di Sisi Sungai Sipef di Simalungun

Sejumlah warga Nagori Pematangsahkuda, Kecamatan Gunungmalela, Simalungun saat ini khawatir. Pasalnya saat ini beredar isu di kalangan masyarakat bahwa dinas Pengerajaan Umum (PU) Pemprovsu akan mengalihkan jalan umum Siantar-Perdagangan ini dengan mengambil sedikit pelataran rumah warga. Kondisi ini disebabkan karena jalan yang di sisi sungai Sipef ini selalu amblas dan sulit diperbaiki, sehingga dinas PU membuka jalan baru untuk kepentingan umum.

Sebagian warga sekitar meyakini isu tersebut. Karena dua pekan sebelumnya beberapa petugas diduga anggota dinas PU Provinsi seperti melakukan pengukuran jalan dan melihat peta di sekitar kediaman warga. Namun, mereka menolak kebijakan ini karena pelataran yang dimiliki warga saat inidigunakan untuk lokasi usaha, meskipun dinas PU membelinya dengan harga tinggi warga tetap bertahan tidak menjualnya.

Selain itu, warga sekitar juga akan melakukan aksi demo di PKS (Pabrik Kelapa Sawit) PT Sipef jika kebijakan itu tetap diberlakukan. Mereka menduga kuat, awal putusnya jembatan dan longsor di sekitar jembatan ini karena pihak pabrik yang membuang cairan kaolin ke sungai. Sehingga kondisi buruk ini berimbas pada kerusakan lingkungan permanen dan merusak fasilitas dan kepentingan umum. Sugiat (45), warga Nagori Pematangsahkuda, Kecamatan Gunungmalela ketika ditemui Metro Siantar (Grup Sumut Pos), Minggu (27/1) menyebutkan, isu pengalihan jalan itu sudah mulai menyebar di kalangan masyarakat.

“Sudah banyak warga kampung ini yang tahu soal isu itu, dan kami yakin soalnya dinas PU Pemprovsu sama sekali menghentikan proyek perbaikan dinding jalan ini. Apalagi setiap hari, dua sampai lima meter dinding di sekitar sungai ini pasti longsor, sementara penanganan proyek ini terhenti,” kesalnya.
Ia menambahkan, pihaknya secara tegas akan menolak pengalihan jalan itu. Dan hal yang sama juga dirasakan warga lainnya, bahkan jika kebijakan itu tetap diberlakukan maka warga akan melakukan orasi di PKS (Pabrik Kelapa Sawit ). Mereka meminta agar untuk pengalihan jalan dinas PU mengambil lahan perkebunan milik PT Sipef yang terhubung dari gudang pupuk lima ratus meter dari jembatan Sipef.

“Kalau pun harus dibuka jalan baru, kami minta dinas PU mengambil lahan perkebunan milik PT Sipef. Karena sejak awal mereka yang mengeruk sungai ini dan membuang cairan kaolin ke sungai makanya pinggiran sungai ini amblas. Bahkan kami akan melakukan demo besar-besaran di pabrik itu kalau perlu akan kami sandera (tahan-red) alat berat yang mengerjakan proyek itu kalau pelataran kami yang dipakai untuk jalan,” ujarnya lagi.

Sementara, Linggom Manik (41) dan Sudarman (39), warga Nagori Pematangsahkuda saat ditemui Metro Siantar menyebutkan, isu itu beredar dalam dua pekan terakhir ini. Bahkan mereka juga sudah menanyakan kebenaran isu ini ke dinas PU Pemprovsu Medan, dan mereka mengatakan bahwa kebijakan itu bisa saja dilakukan jika diperlukan.

Terpisah, Suhadi Humas PT Sipef ketika dihubungi Metro Siantar menyebutkan, soal penggunaan jalan semua itu merupakan kewenangan dinas PU Pemrovsu Medan. Kemudian pihak nya tetap mendukung proses perbaikan jalan ini untuk kepentingan masyarakat. “Kalau untuk perbaikan jalan itu kan gawean (kewenangan–red) dinas PU. Jadi kami serahkan itu semua pada mereka,” ujarnya singkat. (mag-2/smg)
tetapi, sekali lagi saya tegaskan kami mendukung proses perbaikan jalan ini,” ujarnya singkat.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/