31 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Lahan Petani Sinabung Jadi Semen

Meski saat ini Gunung Sinabung mulai menunjukkan tanda-tanda erupsinya berkurang, namun warga diminta agar tidak tergesa-gesa
bercocok tanam. Pasalnya, jika tergesa-gesa, hasil pertanian bisa mengecewakan. Lahan yang terkena debu vulkanik menjadi keras layaknya semen.

Untuk memastikan kesiapan lahan, saat ini Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Balitbang Kementan) masih melakukan kajian lahan. “Balitbang Kementan sudah dan masih terus turun ke Sinabung untuk melakukan kajian lahan, mana kiranya lahan yang akan bisa ditanami dan menggunakan alat pertanian jenis apa,” terang Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho kepada koran ini di Jakarta, kemarin (27/1).

DEBU: Sebuah mobil ditinggal pemiliknya  di Desa Kutarakyat, Kecamatan Namanteran, Karo.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
DEBU: Sebuah mobil ditinggal pemiliknya di Desa Kutarakyat, Kecamatan Namanteran, Karo.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

Sutopo mengatakan hal tersebut menanggapi keluhan seorang warga pengungsi asal  Desa Kuta Rakyat, Yunus Sitepu, yang menilai bantuan bibit dari Kementan percuma saja jika tidak cocok dengan lahan yang sudah dipenuhi abu vulkanik. Dia berharap pihak Kementan cq Dinas Pertanian melakukan penelitian lahan terlebih dahulu, agar cocok dengan bibit yang akan ditanam.

Sutopo berharap warga tidak perlu mencemaskan hal-hal seperti itu karena sudah dipikirkan pihak kementan. Tim Kementan, lanjutnya, juga sudah memaparkan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menangani lahan.

Kementan juga sudah paham bahwa lahan terdampak abu vulkanik harus diperlakukan secara khusus. “Karena lahan yang sudah kena abu vulkanik, bisa keras kayak semen. Makanya, nantinya kementan memberi bantuan traktor,” ujar doktor lulusan Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan IPB, Bogor, itu.

Karenanya, dia mengakui, percuma saja jika bantuan bibit diserahkan saat ini. Mengenai bantuan yang sudah diserahkan Menteri Pertanian Ir.H.Suswono, MMA kepada Bupati Karo Kena Ukur Karo Jambi Surbakti pada 23 Januari 2014, menurutnya, itu hanya bersifat simbolis saja.

Mengenai penggunaan barang-barang bantuan, lanjutnya, masih harus menunggu hasil kajian Balitbang Kementan. “Tahap awal itu hanya simbolis, nanti disusul penyaluran barang yang sebenarnya,” kata Sutopo.

Pantauan wartawan, saat acara serah terima bantuan, sudah ada barang-barang antara lain berupa Alsintan 1.17 M, 20 unit Cultivator, 20 unit handtraktor, 20 unit mesin pompa air ukuran 4 inci. Benih sayuran seperti cabe, tomat, kubis, wortel dan bibit jeruk 0,6 M dan bibit kopi 0,93 M. (sam/rbb)

Meski saat ini Gunung Sinabung mulai menunjukkan tanda-tanda erupsinya berkurang, namun warga diminta agar tidak tergesa-gesa
bercocok tanam. Pasalnya, jika tergesa-gesa, hasil pertanian bisa mengecewakan. Lahan yang terkena debu vulkanik menjadi keras layaknya semen.

Untuk memastikan kesiapan lahan, saat ini Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Balitbang Kementan) masih melakukan kajian lahan. “Balitbang Kementan sudah dan masih terus turun ke Sinabung untuk melakukan kajian lahan, mana kiranya lahan yang akan bisa ditanami dan menggunakan alat pertanian jenis apa,” terang Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho kepada koran ini di Jakarta, kemarin (27/1).

DEBU: Sebuah mobil ditinggal pemiliknya  di Desa Kutarakyat, Kecamatan Namanteran, Karo.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
DEBU: Sebuah mobil ditinggal pemiliknya di Desa Kutarakyat, Kecamatan Namanteran, Karo.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

Sutopo mengatakan hal tersebut menanggapi keluhan seorang warga pengungsi asal  Desa Kuta Rakyat, Yunus Sitepu, yang menilai bantuan bibit dari Kementan percuma saja jika tidak cocok dengan lahan yang sudah dipenuhi abu vulkanik. Dia berharap pihak Kementan cq Dinas Pertanian melakukan penelitian lahan terlebih dahulu, agar cocok dengan bibit yang akan ditanam.

Sutopo berharap warga tidak perlu mencemaskan hal-hal seperti itu karena sudah dipikirkan pihak kementan. Tim Kementan, lanjutnya, juga sudah memaparkan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menangani lahan.

Kementan juga sudah paham bahwa lahan terdampak abu vulkanik harus diperlakukan secara khusus. “Karena lahan yang sudah kena abu vulkanik, bisa keras kayak semen. Makanya, nantinya kementan memberi bantuan traktor,” ujar doktor lulusan Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan IPB, Bogor, itu.

Karenanya, dia mengakui, percuma saja jika bantuan bibit diserahkan saat ini. Mengenai bantuan yang sudah diserahkan Menteri Pertanian Ir.H.Suswono, MMA kepada Bupati Karo Kena Ukur Karo Jambi Surbakti pada 23 Januari 2014, menurutnya, itu hanya bersifat simbolis saja.

Mengenai penggunaan barang-barang bantuan, lanjutnya, masih harus menunggu hasil kajian Balitbang Kementan. “Tahap awal itu hanya simbolis, nanti disusul penyaluran barang yang sebenarnya,” kata Sutopo.

Pantauan wartawan, saat acara serah terima bantuan, sudah ada barang-barang antara lain berupa Alsintan 1.17 M, 20 unit Cultivator, 20 unit handtraktor, 20 unit mesin pompa air ukuran 4 inci. Benih sayuran seperti cabe, tomat, kubis, wortel dan bibit jeruk 0,6 M dan bibit kopi 0,93 M. (sam/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/