26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Pupuk Bersubsidi Langka di Dairi, Komisi 2 DPRD: Pengawasan Pemerintah Lamban

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Kelangkaan pupuk bersubsidi saat ini ditingkat petani, mendapat sorotan keras Komisi 2 DPRD kabupaten Dairi. DPRD Dairi menuding, kelangkaan pupuk terjadi karena komisi pengawasan pupuk bersubsidi yakni dari pemerintah lamban.

Ketua Komisi 2 DPRD Dairi membidangi pertanian, Rukiatno Nainggolan kepada wartawan, Jumat (25/3) menegaskan, kita hari ini mengundang pemerintah yakni Dinas Pertanian Dairi, produsen pupuk, distributor serta kios pengecer. Mereka kita undang rapat, untuk mengetahui kondisi sebenarnya.

Rukiatno mengatakan, saat ini petani sulit mendapatkan pupuk bersubsidi di kios pengecer. Padahal saat ini, petani sangat membutuhkan pupuk subsidi seperti Urea, Phonska, ZA serta SP36. Tanaman petani, kini sangat membutuhkan pemupukan. “Jika pupuk dimaksud tidak tersedia, tidak tertutup kemungkinan petani gagal panen,” ucap Rukiatno.

Dalam rapat tadi, sambung Rukiatno, pihaknya sudah mendesak pemerintah Dairi serta produsen pupuk, supaya persoalan kelangkaan pupuk segera diatasi. Menurutnya, kelangkaan tidak terjadi jika pengawasan dari pemerintah berjalan. “Ini kami lihat, pengawasan distribusi pupuk tersebut sangat lambat sehingga sekarang langka ditingkat petani.,”ungkapnya.

Sementara itu, Supervisor pengawas Pupuk Iskandar Muda (PIM) wilayah kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat sekalgus perwakilan Pupuk Indonesia (PI), Angga Juliandri kepada wartawan mengatakan, saat ini stok pupuk khususnya jenis Urea di gudang lini 2 Belawan kosong.

Menurutnya, kekosongan stok pupuk di gudang lini 2 Belawan, karena pasokan berkurang disebabkan produksi PIM saat ini melambat. Produksi melambat karena pasokan gas berkurang, ucap Angga.

Untuk mencukupi kebutuhan wilayah Sumbagut, PI sudah minta tolong kepada produsen pupuk Kaltim yakni Urea 20 ribu ton dan phonska 25 ribu ton, katanya. Angga menjelaskan, untuk jenis urea, PIM sudah distribusikan sebanyak 16.690 ton periode Januari-Februari 2022.

Dan untuk kabupaten Dairi, kuota urea per bulan sebanyak 1900 ton. Diakui Angga, sekarang kelangkaan terjadi pada pupuk urea serta phonska. Mudah-maudahan distribusi pupuk Kaltim segera tiba, sehingga minggubdepan 2 jenis pupuk tersebut ada di Dairi,” ucap Angga.(rud/han)

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Kelangkaan pupuk bersubsidi saat ini ditingkat petani, mendapat sorotan keras Komisi 2 DPRD kabupaten Dairi. DPRD Dairi menuding, kelangkaan pupuk terjadi karena komisi pengawasan pupuk bersubsidi yakni dari pemerintah lamban.

Ketua Komisi 2 DPRD Dairi membidangi pertanian, Rukiatno Nainggolan kepada wartawan, Jumat (25/3) menegaskan, kita hari ini mengundang pemerintah yakni Dinas Pertanian Dairi, produsen pupuk, distributor serta kios pengecer. Mereka kita undang rapat, untuk mengetahui kondisi sebenarnya.

Rukiatno mengatakan, saat ini petani sulit mendapatkan pupuk bersubsidi di kios pengecer. Padahal saat ini, petani sangat membutuhkan pupuk subsidi seperti Urea, Phonska, ZA serta SP36. Tanaman petani, kini sangat membutuhkan pemupukan. “Jika pupuk dimaksud tidak tersedia, tidak tertutup kemungkinan petani gagal panen,” ucap Rukiatno.

Dalam rapat tadi, sambung Rukiatno, pihaknya sudah mendesak pemerintah Dairi serta produsen pupuk, supaya persoalan kelangkaan pupuk segera diatasi. Menurutnya, kelangkaan tidak terjadi jika pengawasan dari pemerintah berjalan. “Ini kami lihat, pengawasan distribusi pupuk tersebut sangat lambat sehingga sekarang langka ditingkat petani.,”ungkapnya.

Sementara itu, Supervisor pengawas Pupuk Iskandar Muda (PIM) wilayah kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat sekalgus perwakilan Pupuk Indonesia (PI), Angga Juliandri kepada wartawan mengatakan, saat ini stok pupuk khususnya jenis Urea di gudang lini 2 Belawan kosong.

Menurutnya, kekosongan stok pupuk di gudang lini 2 Belawan, karena pasokan berkurang disebabkan produksi PIM saat ini melambat. Produksi melambat karena pasokan gas berkurang, ucap Angga.

Untuk mencukupi kebutuhan wilayah Sumbagut, PI sudah minta tolong kepada produsen pupuk Kaltim yakni Urea 20 ribu ton dan phonska 25 ribu ton, katanya. Angga menjelaskan, untuk jenis urea, PIM sudah distribusikan sebanyak 16.690 ton periode Januari-Februari 2022.

Dan untuk kabupaten Dairi, kuota urea per bulan sebanyak 1900 ton. Diakui Angga, sekarang kelangkaan terjadi pada pupuk urea serta phonska. Mudah-maudahan distribusi pupuk Kaltim segera tiba, sehingga minggubdepan 2 jenis pupuk tersebut ada di Dairi,” ucap Angga.(rud/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/