28.9 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Pupuk Indonesia Dorong Petani Sumut Tebus Pupuk Subsidi Secara

MEDAN, SUMUTPOS – PT Pupuk Indonesia (Persero) mengajak seluruh distributor dan kios yang berada di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) untuk mendorong petani setempat mengoptimalkan penebusan pupuk bersubsidi secara digital melalui aplikasi i-Pubers.

Direktur Keuangan Pupuk Indonesia, Wono Budi Tjahyono saat berkunjung di Sumut, Kamis (21/9/2023) menyampaikan bahwa i-Pubers merupakan aplikasi digital yang digunakan oleh kios untuk mempermudah petani menebus pupuk bersubsidi. Dengan digitalisasi, maka penebusan pupuk bersubsidi di tingkat kios dan petani menjadi lebih transparan dan akuntabel.

“Sangat mudah, petani cukup datang ke kios dengan membawa KTP, lalu petugas kios akan melakukan verifikasi data yang semuanya sudah terintegrasi dalam satu aplikasi digital ini. Baik data petani, alokasi, dan sebagainya,” ujarnya.

Lebih lanjut Wono menjelaskan bahwa Aplikasi ini dikembangkan hasil sinergi Kementerian Pertanian bersama Pupuk Indonesia. Adapun semangat inovasi ini adalah mengedepankan prinsip penyaluran tepat sasaran dan kemudahan bagi petani. Selain Sumatera Utara, digitalisasi kios ini juga telah diterapkan di Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Riau, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Bali, dan Kabupaten Aceh Besar. Harapannya, aplikasi digital ini dapat diterapkan di seluruh wilayah Indonesia.

Adapun terkait penyaluran pupuk bersubsidi, hingga 18 September 2023 penyerapan pupuk bersubsidi di Sumut tercatat sebesar 219.277 ton. Rinciannya, penyerapan pupuk bersubsidi urea sebesar 124.429 ton, penyerapan pupuk bersubsidi NPK di angka 94.291 ton, serta penyerapan NPK kakao 557 ton.

Selain itu, kunjungan Wono ke Sumut kali ini untuk memastikan ketersediaan stok pupuk bersubsidi di gudang dan kios-kios menjelang musim tanam Oktober 2023 hingga Maret 2024. Per tanggal 18 September 2023, Pupuk Indonesia telah menyiapkan persediaan pupuk bersubsidi sebanyak 67.512 ton atau setara dengan 400 persen dari ketentuan stok minimum yang diharuskan pemerintah. Stok tersebut terdiri dari urea 46.480 ton, NPK 20.104 ton, dan NPK kakao 928.

“Stok tersebut saat ini berada di gudang Lini III atau di tingkat kabupaten/kota yang ada Sumatera Utara. Pupuk tersebut siap untuk disalurkan kepada petani,” tandas Wono.

Untuk mendukung kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di wilayah Sumut, Pupuk Indonesia juga menyediakan sebanyak 19 gudang Lini II di tingkat provinsi dan Lini III di tingkat kabupaten/kota. Selain itu, terdapat sejumlah 180 distributor serta 2.280 kios dan 28 petugas lapangan Pupuk Indonesia di Sumatera Utara.

Wono pun memastikan, pupuk bersubsidi akan disalurkan kepada petani sesuai dengan regulasi. Adapun petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi harus memenuhi kriteria yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022, yaitu wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam eAlokasi yang terkoneksi dengan Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN), menggarap lahan maksimal dua hektare.

Selain itu, dalam peraturan ini juga menetapkan sembilan komoditas strategis yang berhak menerima subsidi pupuk, antara lain padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao.

“Tujuan utama dari subsidi pupuk yaitu untuk ketahanan pangan nasional dapat tercapai. Pupuk Indonesia didukung distributor dan kios akan berupaya agar pupuk bersubsidi bisa terserap secara optimal dan sesuai dengan regulasi,” pungkasnya. (Rel)

MEDAN, SUMUTPOS – PT Pupuk Indonesia (Persero) mengajak seluruh distributor dan kios yang berada di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) untuk mendorong petani setempat mengoptimalkan penebusan pupuk bersubsidi secara digital melalui aplikasi i-Pubers.

Direktur Keuangan Pupuk Indonesia, Wono Budi Tjahyono saat berkunjung di Sumut, Kamis (21/9/2023) menyampaikan bahwa i-Pubers merupakan aplikasi digital yang digunakan oleh kios untuk mempermudah petani menebus pupuk bersubsidi. Dengan digitalisasi, maka penebusan pupuk bersubsidi di tingkat kios dan petani menjadi lebih transparan dan akuntabel.

“Sangat mudah, petani cukup datang ke kios dengan membawa KTP, lalu petugas kios akan melakukan verifikasi data yang semuanya sudah terintegrasi dalam satu aplikasi digital ini. Baik data petani, alokasi, dan sebagainya,” ujarnya.

Lebih lanjut Wono menjelaskan bahwa Aplikasi ini dikembangkan hasil sinergi Kementerian Pertanian bersama Pupuk Indonesia. Adapun semangat inovasi ini adalah mengedepankan prinsip penyaluran tepat sasaran dan kemudahan bagi petani. Selain Sumatera Utara, digitalisasi kios ini juga telah diterapkan di Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Riau, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Bali, dan Kabupaten Aceh Besar. Harapannya, aplikasi digital ini dapat diterapkan di seluruh wilayah Indonesia.

Adapun terkait penyaluran pupuk bersubsidi, hingga 18 September 2023 penyerapan pupuk bersubsidi di Sumut tercatat sebesar 219.277 ton. Rinciannya, penyerapan pupuk bersubsidi urea sebesar 124.429 ton, penyerapan pupuk bersubsidi NPK di angka 94.291 ton, serta penyerapan NPK kakao 557 ton.

Selain itu, kunjungan Wono ke Sumut kali ini untuk memastikan ketersediaan stok pupuk bersubsidi di gudang dan kios-kios menjelang musim tanam Oktober 2023 hingga Maret 2024. Per tanggal 18 September 2023, Pupuk Indonesia telah menyiapkan persediaan pupuk bersubsidi sebanyak 67.512 ton atau setara dengan 400 persen dari ketentuan stok minimum yang diharuskan pemerintah. Stok tersebut terdiri dari urea 46.480 ton, NPK 20.104 ton, dan NPK kakao 928.

“Stok tersebut saat ini berada di gudang Lini III atau di tingkat kabupaten/kota yang ada Sumatera Utara. Pupuk tersebut siap untuk disalurkan kepada petani,” tandas Wono.

Untuk mendukung kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di wilayah Sumut, Pupuk Indonesia juga menyediakan sebanyak 19 gudang Lini II di tingkat provinsi dan Lini III di tingkat kabupaten/kota. Selain itu, terdapat sejumlah 180 distributor serta 2.280 kios dan 28 petugas lapangan Pupuk Indonesia di Sumatera Utara.

Wono pun memastikan, pupuk bersubsidi akan disalurkan kepada petani sesuai dengan regulasi. Adapun petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi harus memenuhi kriteria yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022, yaitu wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam eAlokasi yang terkoneksi dengan Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN), menggarap lahan maksimal dua hektare.

Selain itu, dalam peraturan ini juga menetapkan sembilan komoditas strategis yang berhak menerima subsidi pupuk, antara lain padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao.

“Tujuan utama dari subsidi pupuk yaitu untuk ketahanan pangan nasional dapat tercapai. Pupuk Indonesia didukung distributor dan kios akan berupaya agar pupuk bersubsidi bisa terserap secara optimal dan sesuai dengan regulasi,” pungkasnya. (Rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/