MEDAN, SUMUTPOS.CO – Orientasi Fungsionaris Partai Golkar tingkat Provinsi Sumut 2018 resmi digelar, Jumat (25/5) malam di Hotel Le Polonia Medan. Acara yang juga bertujuan pembekalan calon legislatif itu resmi dibuka Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar, Akbar Tandjung.
Saat memaparkan materi, Akbar banyak mengulas sejarah kegolkaran dan partai politik di Indonesia dari waktu ke waktu. “Pembentukan partai politik wahana bagi aspirasi di masyarakat dan penyaluran aspirasi masyarakat,” kata tokoh asal Sibolga Sumut itu.
Ketua Golkar Sumut Ngogesa Sitepu menekankan pentingnya kerja-kerja politik dan kekaryaan di tengah masyarakat. “Kerja-kerja ini demi pemenangan Pemilu dan Pilpres 2019. Dengan Orientasi Fungsionaris diharapkan
kader dapat pertajam penciuman untuk lebih peka menampung aspirasi masyarakat,” katanya.
Ngogesa mengimbau kader untuk meningkatkan soliditas dan koordinasi dengan seluruh elemen.
“Bangun komunikasi dengan semua pihak, termasuk media massa,” tegasnya.
Ketua Panitia Pelaksana Syamsul Qamar mengatakan kegiatan ini diikuti 275 peserta. “Materi orientasi diisi dengan pengkaderan, sosialisasi kebijakan dan materi aktual mengenai konsolidasi kaderisasi dan upaya untuk memenangkan Pilgubsu 2018 dan Pemilu 2019,” katanya.
Orientasi juga disertakan dengan materi persepsi, strategi pemenangan pemilu dan ketentuan penyelenggaraan pemilu yang menghadirkan Bawaslu dan KPU Sumut serta konsolidasi kepartaian dan komunikasi politik dan pemanfaatan media sosial.
*Masyarakat Rugi
Pengamat Politik UIN Sumut Faisal Riza, yang turut menjadi narasumber mengemukakan Golkar sudah punya pemilih loyalis sebesar 30 persen lebih secara nasional. Makanya kalau Golkar lemah, masyarakat ada yang merasa rugi. “Bahkan Presiden Jokowi pun rugi kalau Golkar lemah,” bebernya.
Menurutnya, Partai Golkar telah menegaskan bahwa Pilkada serentak 2018 dijadikan ajang pemanasan untuk menuju kemenangan 2019. “Secara nasional khususnya Sumut, untuk mencapai tujuan itu harus mengedepankan bahwa konsolidasi itu penting dan hindari konflik internal. Kader harus sadar bahwa Golkar Sumut pemenang Pemilu 2014 di Sumut,” katanya.
Untuk pemenangan itu juga, sambung Faisal Riza, Golkar Sumut harus menempatkan kader potensial dan populer untuk calon legislatif di daerah. “Prospek lainnya adalah bahwa Golkar adalah satu-satunya partai yang tidak bergantung pada figur ketua umumnya. Selain Faisal Riza, di sesi II diisi narasumber Ketua dan Wakil Ketua Kordinator Pemenangan Pemilu Sumatera DPP Partai Golkar, Indra Bambang Utoyo dan Ahmad Doli Kurnia Tanjung.
Mereka berdua memaparkan arti bergolkar dan kekaryaan serta target-target pemenangan partai pada Pemilu 2019. Kemudian di sesi III diisi materi komunikasi politik yang dibawakan oleh narasumber yakni Ketua STIKP Medan Dr Sakhyan Asmara. Lalu ada pemateri Wakil Ketua Kordinator Bidang Kepartaian Golkar Sumut Rolel Harahap. Ia lebih memaparkan kerja-kerja kepartaian dan target peraihan kursi pada Pemilu 2019.
“Untuk DPRD provinsi kita menargetkan meraih 21 kursi dari periode sebelumnya 17 kursi. Sementara untuk DPR RI asal Sumut, Partai Golkar mematok target realistis 6 kursi,” sebutnya. (prn)