31 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Debu Vulkanik Sinabung Tak Cemari Udara

solideo/sumut pos
ERUPSI: Gunung Sinabung saat erupsi beberapa waktu yang lalu.

KARO, SUMUTPOS.CO – Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sumatera Utara mengungkapkan, berdasarkan pantauan yang dilakukan pasca erupsi Gunung Sinabung, kualitas udara di wilayah ini masih dalam keadaan baik.

Kepala DLH Sumut Binsar Situmorang mengatakan, pemantauan tersebut dilakukan pada tiga kecamatan, yakni di Simpangempat, Namateran dan Tigan Derket menggunakan parameter uji seperti SO2, NO2, Pb, CO, NH3, dan N2S.

“Dari semua parameter titik pantau masih memenuhi baku mutu sesuai dengan PP No.41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara,” ujarnya saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Gubernur Sumut, Senin (27/5).

Tak hanya itu, berdasarkan pemantauan kualitas udara ambien di Sumut, pihaknya juga mengutarakan masih memenuhi baku mutu. Dimana lokasi yang diambil dari wilayah Medan, Binjai, dan Tanjungmorawa, Deliserdang melalui parameter uji seperti SO2, NO2, NH3, H2S, TSP, kebisingan, suhu dan kelembaban.

Binsar juga memaparkan, bahwa pihaknya akan membangun Pusat Daur Ulang (PDU) Sampah dan alat monitor online kualitas air Danau Toba, dalam rangka meningkatkan pengelolaan sampah dan limbah.

“Untuk pengurangan dan penanganan sampah dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dibangun PDU Sampah di Desa Ujung Bandar, Kecamatan Rantau Selatan dan Kabupaten Labuhan Batu. Pembangunan fisiknya sudah selesai, itu akan segera beroperasi,” katanya.

Disamping limbah dan sampah, DLH Sumut juga membangun alat monitoring kualitas air (Online Water Monitoring System) untuk Danau Toba. Alat ini di pasang di Desa Mogang, Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir dan akan mengirimkan data sampel kualitas air Danau Toba ke DLH.

“Kita juga sudah menginstalasi Online Water Monitoring System untuk Danau Toba di Desa Mogang. Alat ini bisa bekerja online, mengirim data sampel air Danau Toba kepada pemerintah segera, karena dia berbasis online. Ini perlu agar kita bisa langsung mengambil tindakan cepat sebelum terjadi kerugian yang lebih besar seperti sebelum-sebelumnya,” terangnya.

Melalui paparan yang difasilitasi Biro Humas dan Keprotokolan, Binsar juga menerangkan ada empat poin yang menjadi fokus DLH Sumut selama 2018-2023, mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Sumut. Pertama adalah Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH), Indeks Kualitas Air, Indeks Kualitas Udara dan Indeks Kualitas Tutup Lahan.

Disampaikannya, terakhir 2018 IKLH masih 67,17 persen dari target, indeks kualitas air 77,5 persen, kualitas udara 85,59 persen dan kualitas tutupan lahan 45 persen. “Sesuai dengan misi Pak Edy Rahmayadi dan Pak Musa Rajekshah yang kelima, mewujudkan masyarakat Sumut yang bermartabat dalam lingkungan, alamnya bersih dan indah kita harus mengejar target-target ini,” katanya.

Selain PDU dan Online Water Monitoring System untuk Danau Toba, DLH juga membangun water purifier di 21 titik Provinsi Sumut, pembangunan IPAL Komunal, memberikan bantuan 150 unit tempat sampah, menyiapkan regulasi, peningkatan program Adiwiya dan juga bekerja sama dengan luar negeri untuk pendidikan lingkungan.

Ketika ditanya mengapa limbah dan sampah masih menjadi masalah di Sumut sampai saat ini, Binsar mengatakan, penanganan suatu masalah sering terhambat dikoordinasi.

“Ya masalah koordinasi memang sering menjadi kendala kita. Terkadang daerah berjalan sendiri-sendiri dalam menangani kasus lingkungan hidup, padahal untuk masalah ini, misalnya sungai kan melibatkan beberapa daerah, jadi harus bersinergi. Di sinilah posisi Provinsi Sumut berada, kita harus memfasilitasi mereka atau dengan kata lain menjadi wasit. Kita berharap masalah-masalah ini segera teratasi target-target bisa tercapai,” pungkasnya. (prn/han)

solideo/sumut pos
ERUPSI: Gunung Sinabung saat erupsi beberapa waktu yang lalu.

KARO, SUMUTPOS.CO – Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sumatera Utara mengungkapkan, berdasarkan pantauan yang dilakukan pasca erupsi Gunung Sinabung, kualitas udara di wilayah ini masih dalam keadaan baik.

Kepala DLH Sumut Binsar Situmorang mengatakan, pemantauan tersebut dilakukan pada tiga kecamatan, yakni di Simpangempat, Namateran dan Tigan Derket menggunakan parameter uji seperti SO2, NO2, Pb, CO, NH3, dan N2S.

“Dari semua parameter titik pantau masih memenuhi baku mutu sesuai dengan PP No.41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara,” ujarnya saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Gubernur Sumut, Senin (27/5).

Tak hanya itu, berdasarkan pemantauan kualitas udara ambien di Sumut, pihaknya juga mengutarakan masih memenuhi baku mutu. Dimana lokasi yang diambil dari wilayah Medan, Binjai, dan Tanjungmorawa, Deliserdang melalui parameter uji seperti SO2, NO2, NH3, H2S, TSP, kebisingan, suhu dan kelembaban.

Binsar juga memaparkan, bahwa pihaknya akan membangun Pusat Daur Ulang (PDU) Sampah dan alat monitor online kualitas air Danau Toba, dalam rangka meningkatkan pengelolaan sampah dan limbah.

“Untuk pengurangan dan penanganan sampah dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dibangun PDU Sampah di Desa Ujung Bandar, Kecamatan Rantau Selatan dan Kabupaten Labuhan Batu. Pembangunan fisiknya sudah selesai, itu akan segera beroperasi,” katanya.

Disamping limbah dan sampah, DLH Sumut juga membangun alat monitoring kualitas air (Online Water Monitoring System) untuk Danau Toba. Alat ini di pasang di Desa Mogang, Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir dan akan mengirimkan data sampel kualitas air Danau Toba ke DLH.

“Kita juga sudah menginstalasi Online Water Monitoring System untuk Danau Toba di Desa Mogang. Alat ini bisa bekerja online, mengirim data sampel air Danau Toba kepada pemerintah segera, karena dia berbasis online. Ini perlu agar kita bisa langsung mengambil tindakan cepat sebelum terjadi kerugian yang lebih besar seperti sebelum-sebelumnya,” terangnya.

Melalui paparan yang difasilitasi Biro Humas dan Keprotokolan, Binsar juga menerangkan ada empat poin yang menjadi fokus DLH Sumut selama 2018-2023, mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Sumut. Pertama adalah Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH), Indeks Kualitas Air, Indeks Kualitas Udara dan Indeks Kualitas Tutup Lahan.

Disampaikannya, terakhir 2018 IKLH masih 67,17 persen dari target, indeks kualitas air 77,5 persen, kualitas udara 85,59 persen dan kualitas tutupan lahan 45 persen. “Sesuai dengan misi Pak Edy Rahmayadi dan Pak Musa Rajekshah yang kelima, mewujudkan masyarakat Sumut yang bermartabat dalam lingkungan, alamnya bersih dan indah kita harus mengejar target-target ini,” katanya.

Selain PDU dan Online Water Monitoring System untuk Danau Toba, DLH juga membangun water purifier di 21 titik Provinsi Sumut, pembangunan IPAL Komunal, memberikan bantuan 150 unit tempat sampah, menyiapkan regulasi, peningkatan program Adiwiya dan juga bekerja sama dengan luar negeri untuk pendidikan lingkungan.

Ketika ditanya mengapa limbah dan sampah masih menjadi masalah di Sumut sampai saat ini, Binsar mengatakan, penanganan suatu masalah sering terhambat dikoordinasi.

“Ya masalah koordinasi memang sering menjadi kendala kita. Terkadang daerah berjalan sendiri-sendiri dalam menangani kasus lingkungan hidup, padahal untuk masalah ini, misalnya sungai kan melibatkan beberapa daerah, jadi harus bersinergi. Di sinilah posisi Provinsi Sumut berada, kita harus memfasilitasi mereka atau dengan kata lain menjadi wasit. Kita berharap masalah-masalah ini segera teratasi target-target bisa tercapai,” pungkasnya. (prn/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/