33 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Terdapat 1.192 Wilayah Bahaya dan Waspada Narkoba, Sumut Juara Penyalahgunaan Narkoba

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Sumatera Utara (Sumut) semakin mengkhawatirkan. Bahkan saat ini, Sumut menjadi provinsi dengan angka penyalahgunaan terbesar di Indonesia. Untuk itu, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi meminta komitmen seluruh pihak untuk bersama-sama memerangi narkoba.

“Hampir 4 tahun saya menjabat, setiap tahun acara seperti ini dilaksanakan, baik tingkat nasional maupun internasional. Tapi saat ini, kita terbesar dan nomor satu (di Indonesia) pengguna narkoba,” kata Edy pada peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) dengan tema ‘Kerja Cepat, Kerja Hebat, Berantas Narkoba di Indonesia,’ di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman Medan, Senin (27/6)n

Menurut Edy, meski menggunakan tank, ia tidak yakin membasmi narkoba dapat terselesaikan dengan cepat. “Mau pakai tank pun, Pangdam ini punya tank, basmi orang narkoba pakai tank. Saya tidak percaya selesai,” katanya.

Edy pun mempertanyakan kepada stekolder yang hadir, bagaimana memerangi narkoba dengan baik agar Sumatera Utara tidak menduduki peringkat pertama dalam penyalahgunaan dan pengguna narkoba di Indonesia. “Saya pengen tahu bagaimana caranya untuk melakukan rehabilitasi. Sebegitu banyak, yang mana mau di rehabilitasi?” kata mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.

Dia pun menyindir soal tempat rehabilitasi yang menjadi rebutan bagi pengguna dan pelaku narkoba dengan tujuan agar tidak diproses hukum dan dipenjara. “Di penjara saja dia (penggunaan) tidak takut, apalagi di rehabilitasi? Jadi, ini sekarang jadi tempat rebutan, kalau ketangkap bagaimana caranya saya direhabilitasi,” ujar Edy.

Mantan Pangkostrad itu mengatakan, percuma setiap tahun diperingati HANI jika tidak ada titik temu untuk bersama menyelesaikan dan menekan angka penyelahgunaan narkoba di Indonesia. “Satu hari, 20 kali kita buat acara seperti ini, tidak menyelesaikan ini. Jadi, acara ini seremonial. Kita buat acara Anti-narkoba, kasih hadiah yang juara-juara. Kasih duit yang bisa pidato. Jadi, narkoba ini tempat cari duit, bikin pertandingan, bikin pidato dan segala macam. Ada juga narkoba membawa nikmat itu. Terus apa yang kita perbuat?,” ketusnya.

Sementara, lanjut Edy, kasus narkoba yang diungkap BNN dan pihak kepolisian terus mengalami peningkatan. “Dari hari ke hari narkoba bertambah terus, ini yang saya takutkan,” kata Edy.

Dia juga menegaskan, Provinsi Sumut menjadi nomor satu pengguna dan kasus narkoba terbanyak di Indonesia bukan prestasi yang harus dibanggakan, namun harus bersama-sama dilakukan pemberantasan narkoba ini. “Perlu saya ingatkan. Tadi pagi saya mendapat informasi, juara satu pengguna narkoba di Indonesia adalah Sumatera Utara. Nomor dua Surabaya (Jawa Timur). Jadi, kita nomor satu terus,” ketus Edy.

Edy berharap, Sumatera Utara menjadi nomor satu bukan dalam penggunaan dan penyalahgunaan narkoba, tapi nomor satu dalam prestasi seperti di bidang olah raga, Pekan Olahraga Nasional (PON). Apalagi, pada 2024 Sumut menjadi tuan rumah PON. “Saya bercita-cita PON 2024 saya nomor satu, bukan narkoba,” tegasnya.

Edy mengatakan, memerangi narkoba bukan saja tugas dari pemerintah daerah, TNI/Polri, dan BNN saja. Tapi, seluruh masyarakat di Sumut ini. Ia berharap, jangan sampai generasi muda di provinsi ini, rusak karena narkoba. “Karena berani mati, dari pada sengsara di dunia. Kalau itu, jadi motonya repot kita semua. Kita berharap masa depan bangsa, ada di pundak anak-anak kita,” tandasnya.

 

1,5 Juta Pengguna Narkoba di Sumut

Sementara, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumut, Brigjen Pol Toga H Panjaitan mengatakan, dalam kurun waktu satu tahun belakang ini, jumlah pengguna dan menyalagunakan narkoba di Sumut mencapai 1,5 juta orang. “Provinsi Sumatera Utara dengan angka penyalahgunaan terbesar di Indonesia dengan jumlah pengguna narkoba setahun terakhir, 1,5 juta orang,” kata Toga.

Selain itu, berdasarkan data kawasan rawan narkotika BNN RI pada tahun 2022, Toga mengungkapkan, terdapat 1.192 wilayah dengan status bahaya dan waspada di Sumatera Utara. Mantan Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut itu juga mengungkapkan, permasalahan narkoba ini tidak saja terjadi di Indonesia. Tapi hampir seluruh dunia. Menurutnya, ini menjadi tantangan bagi BNN dalam memberantas narkoba di tengah krisis Kesehatan di tengah pandemi Covid-19. “Kondisi krisis dunia, dimana semakin banyak unsur narkotika dengan jenis baru yang sulit dikendalikan. Lebih para ada krisis kesehatan dan kemanusiaan, akibat pandemi Covid-19. Hal ini, menjadi tantangan dan kerja sama penyelesaian gesit dan cepat,” pungkas Toga.

Banyak Pengguna Narkoba di THM dan Warnet

Toga Panjaitan juga mengungkapkan, tempat hiburan malam (THM) dan warung internet (Warnet) menjadi salah satu tempat yang kerap digunakan masyarakat menggunakan narkoba. Berdasarkan operasi jangkauan pencandu dan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan BNNP Sumut pada 2021, Toga mengungkapkan, populasi pencandu narkoba seperti pengunjung THM dan warnet cukup tinggi. “Dari 54 kali kegiatan razia kami lakukan, terdapat 309 warga Sumut positif narkoba, cukup tinggi,” sebutnya.

Selain itu, Toga juga mengatakan, aksi premanisme dan kejahatan jalanan. Para pelakunya, tidak terlepas pengguna narkoba dengan jenis sabu. Hal itu, berdasarkan preman yang diamankan Polrestabes Medan, pada April 2022. “Tahun 2022, Polrestabes Medan mengamankan 89 pencandu narkoba dari 120 orang juru parkir dan preman dilakukan di Medan dan dilakukan tes urine positif konsumsi Sabu,” ucap Toga.

Poldasu Awasi Mahasiswa

Sementara, Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Panjaitan dengan tegas menyatakan, akan menindak tegas para pengedar dan pengguna narkoba di Sumut. Hal ini terkait maraknya peredaran barang haram tersebut sehingga menjadikan Sumut peringkat pertama secara nasional.

“Kita akan menelusuri dugaan penyalahgunaan narkoba oleh pelajar dan mahasiswa hingga ke sekolah dan kampus,” tegas Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Panjaitan saat pelaksanaan pemusnahan narkoba dalam rangka Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2022, di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman, Kota Medan, Senin (27/6).

Dalam rangka penelusuran itu, pihaknya akan melakukan pemeriksaan narkoba melalui pemeriksaan urine kepada para pelajar dan mahasiswa. Dia juga akan melibatkan Dinas Pendidikan (Disdik) di masing-masing daerah, dalam pelaksanaan program tersebut. “Ke depan program kami dengan Disdik. Kami akan melakukan pengawasan ketat dengan adik-adik mahasiswa dan pelajar. Karena mereka ini menjadi tunas-tunas bangsa yang mengisi masa depan yang harus kita lindungi bersama,” ujarnya.

Dijelaskannya, penelusuran kepada pelajar dan mahasiswa ini dilakukan juga untuk menyempurnakan program pemberantasan narkoba yang selama ini sudah dilakukan Polda Sumut dengan kegiatan grebek kampung narkoba (GKN). “Saya sudah ratusan kali grebek kampung narkoba. Kalau kita grebek tapi tidak ditindaklanjuti oleh kita bersama semua, untuk membersihkan termasuk masyarakat yang menjaga hasil dari penggerebekkan itu, maka itu akan kembali lagi,” imbuhnya.

Panca meminta dukungan dari seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat agar upaya pemberantasan narkoba di Sumut bisa dilakukan secara lebih maksimal. “Saat ini dan ke depannya yang kita butuhkan adalah komitmen bersama untuk membangun kesadaran masyarakat. Kalau kita sepakat Narkotika musuh kita bersama, mulailah dari diri sendiri,” pungkasnya. (gus/dwi)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Sumatera Utara (Sumut) semakin mengkhawatirkan. Bahkan saat ini, Sumut menjadi provinsi dengan angka penyalahgunaan terbesar di Indonesia. Untuk itu, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi meminta komitmen seluruh pihak untuk bersama-sama memerangi narkoba.

“Hampir 4 tahun saya menjabat, setiap tahun acara seperti ini dilaksanakan, baik tingkat nasional maupun internasional. Tapi saat ini, kita terbesar dan nomor satu (di Indonesia) pengguna narkoba,” kata Edy pada peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) dengan tema ‘Kerja Cepat, Kerja Hebat, Berantas Narkoba di Indonesia,’ di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman Medan, Senin (27/6)n

Menurut Edy, meski menggunakan tank, ia tidak yakin membasmi narkoba dapat terselesaikan dengan cepat. “Mau pakai tank pun, Pangdam ini punya tank, basmi orang narkoba pakai tank. Saya tidak percaya selesai,” katanya.

Edy pun mempertanyakan kepada stekolder yang hadir, bagaimana memerangi narkoba dengan baik agar Sumatera Utara tidak menduduki peringkat pertama dalam penyalahgunaan dan pengguna narkoba di Indonesia. “Saya pengen tahu bagaimana caranya untuk melakukan rehabilitasi. Sebegitu banyak, yang mana mau di rehabilitasi?” kata mantan Pangdam I Bukit Barisan itu.

Dia pun menyindir soal tempat rehabilitasi yang menjadi rebutan bagi pengguna dan pelaku narkoba dengan tujuan agar tidak diproses hukum dan dipenjara. “Di penjara saja dia (penggunaan) tidak takut, apalagi di rehabilitasi? Jadi, ini sekarang jadi tempat rebutan, kalau ketangkap bagaimana caranya saya direhabilitasi,” ujar Edy.

Mantan Pangkostrad itu mengatakan, percuma setiap tahun diperingati HANI jika tidak ada titik temu untuk bersama menyelesaikan dan menekan angka penyelahgunaan narkoba di Indonesia. “Satu hari, 20 kali kita buat acara seperti ini, tidak menyelesaikan ini. Jadi, acara ini seremonial. Kita buat acara Anti-narkoba, kasih hadiah yang juara-juara. Kasih duit yang bisa pidato. Jadi, narkoba ini tempat cari duit, bikin pertandingan, bikin pidato dan segala macam. Ada juga narkoba membawa nikmat itu. Terus apa yang kita perbuat?,” ketusnya.

Sementara, lanjut Edy, kasus narkoba yang diungkap BNN dan pihak kepolisian terus mengalami peningkatan. “Dari hari ke hari narkoba bertambah terus, ini yang saya takutkan,” kata Edy.

Dia juga menegaskan, Provinsi Sumut menjadi nomor satu pengguna dan kasus narkoba terbanyak di Indonesia bukan prestasi yang harus dibanggakan, namun harus bersama-sama dilakukan pemberantasan narkoba ini. “Perlu saya ingatkan. Tadi pagi saya mendapat informasi, juara satu pengguna narkoba di Indonesia adalah Sumatera Utara. Nomor dua Surabaya (Jawa Timur). Jadi, kita nomor satu terus,” ketus Edy.

Edy berharap, Sumatera Utara menjadi nomor satu bukan dalam penggunaan dan penyalahgunaan narkoba, tapi nomor satu dalam prestasi seperti di bidang olah raga, Pekan Olahraga Nasional (PON). Apalagi, pada 2024 Sumut menjadi tuan rumah PON. “Saya bercita-cita PON 2024 saya nomor satu, bukan narkoba,” tegasnya.

Edy mengatakan, memerangi narkoba bukan saja tugas dari pemerintah daerah, TNI/Polri, dan BNN saja. Tapi, seluruh masyarakat di Sumut ini. Ia berharap, jangan sampai generasi muda di provinsi ini, rusak karena narkoba. “Karena berani mati, dari pada sengsara di dunia. Kalau itu, jadi motonya repot kita semua. Kita berharap masa depan bangsa, ada di pundak anak-anak kita,” tandasnya.

 

1,5 Juta Pengguna Narkoba di Sumut

Sementara, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumut, Brigjen Pol Toga H Panjaitan mengatakan, dalam kurun waktu satu tahun belakang ini, jumlah pengguna dan menyalagunakan narkoba di Sumut mencapai 1,5 juta orang. “Provinsi Sumatera Utara dengan angka penyalahgunaan terbesar di Indonesia dengan jumlah pengguna narkoba setahun terakhir, 1,5 juta orang,” kata Toga.

Selain itu, berdasarkan data kawasan rawan narkotika BNN RI pada tahun 2022, Toga mengungkapkan, terdapat 1.192 wilayah dengan status bahaya dan waspada di Sumatera Utara. Mantan Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut itu juga mengungkapkan, permasalahan narkoba ini tidak saja terjadi di Indonesia. Tapi hampir seluruh dunia. Menurutnya, ini menjadi tantangan bagi BNN dalam memberantas narkoba di tengah krisis Kesehatan di tengah pandemi Covid-19. “Kondisi krisis dunia, dimana semakin banyak unsur narkotika dengan jenis baru yang sulit dikendalikan. Lebih para ada krisis kesehatan dan kemanusiaan, akibat pandemi Covid-19. Hal ini, menjadi tantangan dan kerja sama penyelesaian gesit dan cepat,” pungkas Toga.

Banyak Pengguna Narkoba di THM dan Warnet

Toga Panjaitan juga mengungkapkan, tempat hiburan malam (THM) dan warung internet (Warnet) menjadi salah satu tempat yang kerap digunakan masyarakat menggunakan narkoba. Berdasarkan operasi jangkauan pencandu dan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan BNNP Sumut pada 2021, Toga mengungkapkan, populasi pencandu narkoba seperti pengunjung THM dan warnet cukup tinggi. “Dari 54 kali kegiatan razia kami lakukan, terdapat 309 warga Sumut positif narkoba, cukup tinggi,” sebutnya.

Selain itu, Toga juga mengatakan, aksi premanisme dan kejahatan jalanan. Para pelakunya, tidak terlepas pengguna narkoba dengan jenis sabu. Hal itu, berdasarkan preman yang diamankan Polrestabes Medan, pada April 2022. “Tahun 2022, Polrestabes Medan mengamankan 89 pencandu narkoba dari 120 orang juru parkir dan preman dilakukan di Medan dan dilakukan tes urine positif konsumsi Sabu,” ucap Toga.

Poldasu Awasi Mahasiswa

Sementara, Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Panjaitan dengan tegas menyatakan, akan menindak tegas para pengedar dan pengguna narkoba di Sumut. Hal ini terkait maraknya peredaran barang haram tersebut sehingga menjadikan Sumut peringkat pertama secara nasional.

“Kita akan menelusuri dugaan penyalahgunaan narkoba oleh pelajar dan mahasiswa hingga ke sekolah dan kampus,” tegas Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Panjaitan saat pelaksanaan pemusnahan narkoba dalam rangka Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2022, di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman, Kota Medan, Senin (27/6).

Dalam rangka penelusuran itu, pihaknya akan melakukan pemeriksaan narkoba melalui pemeriksaan urine kepada para pelajar dan mahasiswa. Dia juga akan melibatkan Dinas Pendidikan (Disdik) di masing-masing daerah, dalam pelaksanaan program tersebut. “Ke depan program kami dengan Disdik. Kami akan melakukan pengawasan ketat dengan adik-adik mahasiswa dan pelajar. Karena mereka ini menjadi tunas-tunas bangsa yang mengisi masa depan yang harus kita lindungi bersama,” ujarnya.

Dijelaskannya, penelusuran kepada pelajar dan mahasiswa ini dilakukan juga untuk menyempurnakan program pemberantasan narkoba yang selama ini sudah dilakukan Polda Sumut dengan kegiatan grebek kampung narkoba (GKN). “Saya sudah ratusan kali grebek kampung narkoba. Kalau kita grebek tapi tidak ditindaklanjuti oleh kita bersama semua, untuk membersihkan termasuk masyarakat yang menjaga hasil dari penggerebekkan itu, maka itu akan kembali lagi,” imbuhnya.

Panca meminta dukungan dari seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat agar upaya pemberantasan narkoba di Sumut bisa dilakukan secara lebih maksimal. “Saat ini dan ke depannya yang kita butuhkan adalah komitmen bersama untuk membangun kesadaran masyarakat. Kalau kita sepakat Narkotika musuh kita bersama, mulailah dari diri sendiri,” pungkasnya. (gus/dwi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/