Namun sesudah korban berkata seperti itu, pelaku menunjukkan surat dari ibunya yang katanya ditujukan kepada korban. Namun korban tidak mengerti maksudnya. Pelaku kemudian berkata, jika nanti dirinya datang bersama ibunya, agar disiapkan sapu lidi besar dan tampi besar yang akan mereka beli.
“Tapi tiba-tiba datang lagi satu orang pembeli yang ingin membeli sapu dan saya mengatakan bahwa harganya Rp8 ribu dan ibu yang baru datang tersebut memberikan uang Rp20 ribu dan saya mengatakan bahwa tidak ada tukaran,” kata korban.
Akhirnya, ibu yang memberi uang Rp20 ribu itu menukarkan uangnya ke kios depan dan memberikan uang Rp8 ribu kepada korban. Dan, menurut perkiraannya, saat itulah pelaku mengambil tas korban yang masih repot melayani pembeli lainnya, sebab suasana saat itu masih terlihat gelap.
“Saat hendak memasukkan uang penjualan ke tas, saya kebingungan mencari-cari, sementara ibu muda teman saya bicara tadi sudah tidak ada di tempat,” jelasnya.
Dikatakan, tas yang dicuri tersebut berisi uang, barang berharga dan surat-surat penting. Op Aditia pun kemudian melapor ke polisi. Sementara, petugas penertiban UPT Pasar Sibolga Nauli yang tidak ingin memberitahukan namanya mengatakan bahwa saat itu mereka sedang keliling pasar untuk mengecek keadaan Pasar Nauli Sibolga dan melewati kios korban.
“Ibu itu terlihat bingung. Barulah saat kami tanya, baru tersadar bahwa tas miliknya hilang. Kemudian kami cek lewat CCTV, ternyata benar bahwa tas yang dibawa pelaku adalah tas korban,” jelasnya.
Kepala UPT Pasar Sibolga Nauli E Dalimunthe saat dikonfirmasi membenarkan adanya pedagang yang kehilangan tas berisi uang dan surat-surat. “Dari CCTV terlihat, pelaku berpura-pura mau membeli. Korban sudah melapor ke polisi,” ujarnya. (mis/ara/ma)