25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Melalui Pojok Baca, Bangkitkan Minat Baca Siswa di Era Pandemi

SUMUTPOS.CO – Pertemuan di sekolah sebelum masa pandemi dibandingkan dengan era pandemi mengalami banyak perubahan, termasuk jumlah peserta didik yang secara bergantian datang ke sekolah melakukan pertemuan tatap muka. Hal ini dilakukan untuk dapat menjaga jarak di ruangan kelas sesuai petunjuk protokoler kesehatan.

Rismawati Ramadhani, seorang guru kelas IX B IPA di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 di Kota Kisaran Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara, memilih menggalakkan Budaya Baca di Madrasah tempatnya mengajar.

‘’Momok pandemi jangan dijadikan hal yang menakutkan. Justru ini kesempatan kita melakukan inovasi pada bidang pendidikan. Harapannya, peserta didik menemukan kembali semangat belajar yang baru, sebelumnya mereka belajar melalui daring pada tempo waktu yang cukup lama. Dengan membaca peserta didik dapat melihat ke pemikiran lebih luas. Di samping itu, anak-anak juga terlihat senang, mereka saya bimbing untuk dapat menceritakan kembali apa yang dibaca di halaman kelas,” ucap Risma kepada wartawan (28/4).

“Kembalinya pertemuan tatap muka pada perubahan metode belajar di sekolah akhir-akhir ini menggelitik ku untuk kembali bermimpi. Tidak ada kata terlambat untuk anak-anak berteman akrab dengan buku-buku. Aku ingin mereka dapat beliterasi. Karena dengan begitu mereka akan lebih mudah menjalani proses belajar dan dapat lebih mudah melihat dunia,” kata Risma.

Kegiatan ini sudah dimulainya sejak awal tahun 2020. Rencana membangun pojok baca tersebut pada awalnya bukan hanya saya yang punya, tapi wali kelas yang lainnya juga memberikan masukan serta semangat.

Hingga kini, pojok baca MTsN 2 Asahan yang sudah selesai pengerjaannya baru 2 kelas, ditambah 1 kelas sedang berjalan proses pengerjaan dari awal. “Saat ini sudah 3 kelas sudah bergerak mengumpulkan dana. Dari info yang saya dapat dari beberapa wali kelas, dana yang terkumpul juga berasal dari siswa dan juga paguyuban kelas,” tutur Rismawati.

Masih 2 pojok baca yang sudah selesai, sangat berfungsi dengan baik. Baik untuk istirahat, untuk belajar, diskusi, atau bahkan olahraga. Jika setiap kelas memiliki pojok baca tersebut, maka mungkin minat belajar mereka akan lebih tinggi, karena ada tempat untuk belajar yang lebih nyaman saat timbul rasa bosan di kelas.

Menurut saya, untuk membuat pojok baca di kelas masing-masing bukanlah hal yang susah. Apalagi pihak madrasah memberi dukungan, hanya masalahnya adalah tidak semua wali kelas optimis melakukannya.

Pada kesempatan yang berbeda, salah satu orang tua siswa, Musa mengatakan untuk kepentingan umum saya pribadi mendukung kegiatan ini. Tentunya semua orang tua siswa menginginkan pendidikan terbaik buat anaknya.

“Saya sangat senang mendengar kegiatan tambahan ini, pandemi bukan berarti kita menyerah dan bermalas-malasan. Dengan membaca pengetahuan anak menjadi lebih meningkat dan berwawasan tinggi,” jelas Musa.

Saat berkesempatan mengobrol dengan Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Asahan, Daman Huri Lubis menyambut positif kegiatan pojok baca tersebut. Ia berharap kegiatan positif tersebut mampu menginspirasi dan dapat diikuti kelas-kelas yang belum mengikutinya.

Bulan Ramadhan tentunya kegiatan terfokus pada kegiatan agama berupa tausiah, mengaji, kaji ilmu agama dan lain sebagainya. Tetapi dengan segala kegiatan yang ada di sekolah ini, diwaktu senggang peserta didik dapat memanfaatkan waktu dengan membaca. Hal ini justru akan menjadi modal utama anak untuk tumbuh dan kembang secara pengetahuan.

Belakangan ini, Pojok Baca tak hanya dinikmati anak-anak kelas bu Risma, namun juga anak kelas lain, bahkan guru dan tenaga pendidik lainnya. “Semoga Pojok Baca hasil paguyuban orang tua dan anak-anak ini dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah ini. Ia juga mengingatkan mari kita bersama-bersama bisa menjaga fasilitas yang ada,” jelasnya. (dat)

Keterangan gambar : Rismawati Ramadhani (kanan) membimbing peserta didiknya, luangkan waktu untuk membaca di depan halaman kelas

 

SUMUTPOS.CO – Pertemuan di sekolah sebelum masa pandemi dibandingkan dengan era pandemi mengalami banyak perubahan, termasuk jumlah peserta didik yang secara bergantian datang ke sekolah melakukan pertemuan tatap muka. Hal ini dilakukan untuk dapat menjaga jarak di ruangan kelas sesuai petunjuk protokoler kesehatan.

Rismawati Ramadhani, seorang guru kelas IX B IPA di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 di Kota Kisaran Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara, memilih menggalakkan Budaya Baca di Madrasah tempatnya mengajar.

‘’Momok pandemi jangan dijadikan hal yang menakutkan. Justru ini kesempatan kita melakukan inovasi pada bidang pendidikan. Harapannya, peserta didik menemukan kembali semangat belajar yang baru, sebelumnya mereka belajar melalui daring pada tempo waktu yang cukup lama. Dengan membaca peserta didik dapat melihat ke pemikiran lebih luas. Di samping itu, anak-anak juga terlihat senang, mereka saya bimbing untuk dapat menceritakan kembali apa yang dibaca di halaman kelas,” ucap Risma kepada wartawan (28/4).

“Kembalinya pertemuan tatap muka pada perubahan metode belajar di sekolah akhir-akhir ini menggelitik ku untuk kembali bermimpi. Tidak ada kata terlambat untuk anak-anak berteman akrab dengan buku-buku. Aku ingin mereka dapat beliterasi. Karena dengan begitu mereka akan lebih mudah menjalani proses belajar dan dapat lebih mudah melihat dunia,” kata Risma.

Kegiatan ini sudah dimulainya sejak awal tahun 2020. Rencana membangun pojok baca tersebut pada awalnya bukan hanya saya yang punya, tapi wali kelas yang lainnya juga memberikan masukan serta semangat.

Hingga kini, pojok baca MTsN 2 Asahan yang sudah selesai pengerjaannya baru 2 kelas, ditambah 1 kelas sedang berjalan proses pengerjaan dari awal. “Saat ini sudah 3 kelas sudah bergerak mengumpulkan dana. Dari info yang saya dapat dari beberapa wali kelas, dana yang terkumpul juga berasal dari siswa dan juga paguyuban kelas,” tutur Rismawati.

Masih 2 pojok baca yang sudah selesai, sangat berfungsi dengan baik. Baik untuk istirahat, untuk belajar, diskusi, atau bahkan olahraga. Jika setiap kelas memiliki pojok baca tersebut, maka mungkin minat belajar mereka akan lebih tinggi, karena ada tempat untuk belajar yang lebih nyaman saat timbul rasa bosan di kelas.

Menurut saya, untuk membuat pojok baca di kelas masing-masing bukanlah hal yang susah. Apalagi pihak madrasah memberi dukungan, hanya masalahnya adalah tidak semua wali kelas optimis melakukannya.

Pada kesempatan yang berbeda, salah satu orang tua siswa, Musa mengatakan untuk kepentingan umum saya pribadi mendukung kegiatan ini. Tentunya semua orang tua siswa menginginkan pendidikan terbaik buat anaknya.

“Saya sangat senang mendengar kegiatan tambahan ini, pandemi bukan berarti kita menyerah dan bermalas-malasan. Dengan membaca pengetahuan anak menjadi lebih meningkat dan berwawasan tinggi,” jelas Musa.

Saat berkesempatan mengobrol dengan Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Asahan, Daman Huri Lubis menyambut positif kegiatan pojok baca tersebut. Ia berharap kegiatan positif tersebut mampu menginspirasi dan dapat diikuti kelas-kelas yang belum mengikutinya.

Bulan Ramadhan tentunya kegiatan terfokus pada kegiatan agama berupa tausiah, mengaji, kaji ilmu agama dan lain sebagainya. Tetapi dengan segala kegiatan yang ada di sekolah ini, diwaktu senggang peserta didik dapat memanfaatkan waktu dengan membaca. Hal ini justru akan menjadi modal utama anak untuk tumbuh dan kembang secara pengetahuan.

Belakangan ini, Pojok Baca tak hanya dinikmati anak-anak kelas bu Risma, namun juga anak kelas lain, bahkan guru dan tenaga pendidik lainnya. “Semoga Pojok Baca hasil paguyuban orang tua dan anak-anak ini dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah ini. Ia juga mengingatkan mari kita bersama-bersama bisa menjaga fasilitas yang ada,” jelasnya. (dat)

Keterangan gambar : Rismawati Ramadhani (kanan) membimbing peserta didiknya, luangkan waktu untuk membaca di depan halaman kelas

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/