Hari ini, Jumat (29/5) adalah hari terakhir status Tanggap Darurat Covid-19 di Sumatera Utara. Beberapa daerah di Indonesia memilih akan menerapkan New Normal. Salahsatunya, akan mengaktifkan kembali proses belajar mengajar di sekolah. Namun Sumut belum mengambil keputusan, apakah akan memperpanjang belajar dari rumah atau kembali mengaktifkan belajar di sekolah. Tapi melihat tren pasien positif Covid-19 yang terus bertambah, belajar daring mungkin diperpanjang.
“Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Disdiksu) masih menunggu keputusan Gugus Tugas terkait status terbaru di Sumut terkait Covid-19. Besok (hari ini, Red) akan dirapatkan kelanjutan status Covid-19 di Sumut, apakah masih Tanggap Darurat atau meningkat,” kata Plt Kepala Disdiksu, Arsyad Lubis, melalui Sekretaris Panitia PPDB Disdiksu, Saut kepada Sumut Pos di Medan, Kamis (28/5).
Jika belajar dari rumah diputuskan diperpanjang, mungkin saja hingga pertengahan Juli, atau ke September 2020. Atau seburuk-buruknya Desember 2020.
“Dalam hal ini Menteri tentu berkoordinasi dengan Gugus Tugas. Jogjakarta saja sudah diperpanjang hingga 30 Juni 2020. Sementara Sumut, besok ketentuannya,” bebernya.
Sedangkan untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online, saat ini sedang berlangsung untuk Klaster 1, yakni wilayah Nias yang selama pandemi masih aman dan terkendali.
“Di Nias sudah mulai melakukan PPDB secara online sejak 26 Mei. Besok hari terakhir PPDB online di sana. Lalu dilanjut klaster kedua, yakni wilayah Pantai Timur, mulai dari Labuhanbatu Selatan (Labusel), Humbanghasundutan (Humbahas), hingga Tapanuli Utara (Taput),” tukasnya.
Sebelumnya, Gubsu Edy Rahmayadi mengatakan masih mengkaji kemungkinan perpanjangan masa Tanggap Darurat Covid-19 yang akan berakhir 29 Mei. Begitu juga dengan masa belajar mandiri dari rumah untuk murid setingkat SMA/SMK sederajat.
“Saat ini sedang dilakukan pengkajian, sehingga kita mengetahui apa yang akan kita lakukan, apakah melanjutkan atau tidak. Tapi salah satu alternatifnya, kita akan lanjutkan hingga 7 Juni 2020. Selama vaksin belum ditemukan, kita akan menghadapi persoalan terus dengan corona, kata Gubsu Edy Rahmayadi menjawab wartawan, Rabu (27/5).
Perihal anjuran pemerintah pusat tentang program new normal, Gubsu mengatakan akan mengikutinya. “Kita akan ikuti, tapi sebelumnya kita akan pelajari terlebih dahulu apakah itu akan cocok bila diterapkan di Sumut,” tambahnya.
Medan Perpanjang Libur
Berbeda dengan Disdik Sumut, Disdik Kota Medan telah memutuskan untuk memperpanjang masa belajar dari rumah untuk siswa/i PAUD/TK/SD dan SMP se Kota Medan, hingga 14 Juni 2020.
“Awalnya proses belajar dari rumah berlaku sampai 29 Mei 2020. Namun dengan berbagai pertimbangan, proses belajar dari rumah diperpanjang,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Medan, Muslim Harahap, Kamis (28/5).
Pemberitahuan ihwal perpanjangan masa belajar dari rumah hingga 14 Juni telah disampaikan kepada seluruh sekolah PAUD/TK/SD dan SMP se Kota Medan lewat surat edaran. Surat edaran juga mengatur jadwal ujian semester, pembagian raport dan libur.
Tanggal 30 Mei-14 Juni adalah penyelenggaraan ulangan umum semester genap, remedial, pengolahan nilai semester (teknis penyelenggaraan dan jadwal di serahkan ke satuan pendidikan). “Tanggal 15 – 19 Juni 2020 yakni jadwal penyerahan raport kenaikan kelas secara bertahap dengan berpedoman pada protokol kesehatan darurat covid-19,” jelasnya.
Selanjutnya, tanggal 20 Juni – 8 Juli 2020 adalah jadwal libur kenaikan kelas. Sedangkan 9 – 12 Juli 2020 merupakan jadwal pengenalan lingkungan sekolah. Tanggal 13 Juli hari efektif pembelajaran tahun ajaran 2020/2021.
Binjai Perpanjang Libur
Selain Disdik Kota Medan, Disdik Kota Binjai juga memperpanjang proses belajar mengajar di rumah untuk pelajar tingkat TK, SD dan SMP. “Sudah diperpanjang sampai batas waktu yang belum ditentukan. Kami menunggu dari keputusan Gugus Tugas pusat,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Binjai, Sri Ulina Ginting, Kamis (28/5).
Terkait kebijakan New Normal, menurut dia, Disdik Binjai mengikutinya jika memang keputusan sudah ditetapkan. Namun hingga kini, kebijakan New Normal belum ada ditetapkan di Binjai. “Sampai sekarang, kami masih memperpanjang belajar di rumah,” kata dia.
Disdik Binjai belum berani melakukan program belajar mengajar seperti biasa di rumah. Takut pelajar di Kota Rambutan menjadi korban Covid-19. “Kemarin katanya sampai 29 Mei 2020, tapi ternyata belum ada keputusan. Masih belum ada yang bilang bebas Pandemi Covid-19 ini, kita belum berani,” sambung dia.
Terkait tahun ajaran baru, menurut dia, sistemnya tetap sama. Bedanya, penerimaan kali ini tidak dilakukan secara tatap muka. Melainkan online. “Kami bekerja sama dengan BCC. Sistem sama dengan jalur zonasi, prestasi, perpindahan orang tua dan afirmasi,” beber dia.
Penerimaan siswa secara online dibuka pada 2 Juli 2020 sampai 8 Juli 2020. “Kalau jalur zonasi 50 persen. Kalau jalur perpindahan orang tua, kuotanya 5 persen dari jumlah yang diterima,” tukasnya.
Meski demikian, Pemko Binjai sudah mulai mempersiapkan perencanaan atau skema guna menghadapi penerapan New Normal dalam pencegahan Pandemi Covid-19. Sekretaris Daerah Kota Binjai, M Mahfullah Daulay memimpin Rapat Lanjutan Pembahasan Konsep New Normal yang digelar di Aula Pemko Binjai, Kamis (28/5).
“Kegiatan rapat hari ini untuk membahas antisipasi pemberlakuan New Normal. Karena keputusan sudah ada di beberapa daerah yang ditunjuk untuk pemberlakuan New Normal,” ujar Mahfullah.
Mantan Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Binjai ini menjelaskan, kehidupan baru atau kenormalan baru. Di mana masyarakat akan keluar dari rumah menjalankan aktivitas keseharian. Namun tetap memandang protokoler kesehatan. Karenanya, dibutuhkan satu perencanaan yang harus dibuat oleh instansi terkait.
Mahfullah menegaskan, untuk menghadapi New Normal, Pemko Binjai harus mempersiapkan skema khusus sejak dini dengan menyusun draft skema aturan baru tersebut. Tujuannya, agar tidak ada permasalahan yang menghambat kegiatan.
Humbahas Takut Sekolah Dibuka
Di Humbang Hasundutan, wacana pemerintah akan membuka sekolah kembali pada Juli 2020 dengan penerapan new normal, mendapat respon penolakan dari sejumlah orangtua. Para orangtua mengatakan tidak rela anaknya pergi ke sekolah, jika pemerintah belum menemukan obat Covid-19).
“Wah, enggak bisa kita bayangkan kalau anak kita ke sekolah. Gimana nanti semua anak ramai-ramai di sana? Meski katanya menerapkan new normal, tetap saja khawatir.Lebih bagus belajar di rumah dalam jangka panjang, asalkan lebih aman,” kata Ibu boru Sihotang, warga Dolok Sanggul, , Kamis (28/5).
Ibu tiga anak yang dua anaknyanya masih duduki di bangku kelas 4 dan kelas 3 SD ini menegaskan, lebih bagus pemerintah berupaya menemukan obat anti Covid-19, daripada membuat wacana yang tidak berbanding lurus dengan jumlah kasus terpapar.
Ia mengatakan, tidak dapat para guru dapat mengawasi ketat penerapan new normal di sekolah, dengan mengharuskan siswa memakai masker dan mencuci tangan setiap hari. “Tetapi jika pemerintah tetap membuka sekolah, awasilah kegiatan sekolah dengan ketat,” cetusnya.
Hal senada juga diungkapkan Ibu Boru Siregar. Ibu dua anak ini menyampaikan, tidak yakin penerapan new normal dapat dijalankan kepada anak sekolah. “Apakah guru-guru itu bisa mengawasi ketat anak didiknya saat jam istirahat? Apakah bisa mereka mengontrol penjual makanan?” ujarnya.
Meski pesimis, ia mengaku tetap ingin sekolah kembali dibuka, agar anak-anaknya dapat belajar sambil bermain dengan teman-teman sebayanya. “Pastinya kita ingin sekolah kembali dibuka. Selain anak-anak mendapat ilmu, mereka juga ingin jumpa dengan teman-temannya untuk bermain,” ujarnya.
Untuk itu, ia berharap pemerintah segera menemukan obat anti virus, agar masyarakat terbebas dari rasa khawatir yang berkepanjangan. Apalagi serangan virus tidak mengenal usia, meski kelompok paling rentan adalah usia dini dan tua. “Pemerintah tolong pikirkan obatnya. Jangan pikirkan yang tidak sebanding,” pungkasnya.
Berbeda dnegan kedua ibu di atas, marga Sitompul, kakek yang memiliki cucu yang masih duduk di bangku kelas 3 SD di salah satu kota Doloksanggul, mengaku menerima kebijakan penerapan new normal. Namun ia meminta pemerintah memberi kepastian. “Jika benar aman, kita mau sekolah kembali dibuka. Tapi jika tidak aman, resiko apa yang diterima pemerintah?” katanya.
Melihat kasus Covid 19 terus naik, kakek berusia 65 tahun ini mengatakan, sebaiknya pemerintah menerapkan new normal tanpa membuka sekolah. Karena sekolah termasuk kerumunan besar. “Sebaiknya pemerintah menunda wacana ini. Pikirkan anak-anak sebagai generasi bangsa,” harapnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Humbang Hasundutan, Jonny Gultom, mengatakan pemerintah belum memutuskan soal pembukaan kembali sekolah bulan Juli mendatang. “Kita masih pikirkan situasi di Humbahas. Kita belum menetapkan perpanjangan libur atau pembukaan sekolah,” katanya. (mag-01/ted/des)