30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Otak Pelaku Pembobol ATM Punya Keahlian Menerawang

Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Poldasu kembali menangkap pelaku sindikat pencurian dengan kekerasan antar provinsi. Kali ini, setidaknya dua tersangka berhasil dibekuk masing-masing R alias Simatupang dan J alias Metal. Keduanya punya keahlian dalam membobol mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara, Senin (28/8), kedua pelaku meringis menahan perih lantaran dua peluru bersarang di kaki kanan dan kiri mereka. Simatupang dan Metal tergeletak di ruangan ICU guna mendapat perawatan medis. Ya, polisi memberikan tindakan tegar terukur ke kedua kaki para tersangka karena berusaha kabur.

Keduanya ditangkap tim gabungan Jahtanras Polda Sumut dengan Polda Kepulauan Riau di Batam, Minggu (27/8) kemarin. Simatupang dan Metal merupakan dua dari 10 kawanan perampokan mesin ATM antar provinsi yang sudah melakukan aksinya sejak 2013 lalu.

“Pelaku ini merupakan kawanan perampokan mesin ATM yang beraksi antar provinsi. Keduanya kami amankan bersama Polda Kepulauan Riau di Batam,” kata Kasubdit III Jahtanras Dit Reskrimum Polda Sumut, AKBP Faisal Napitupulu di depan Rumah Sakit Bhayangkara, kemarin.

Menariknya, kata Faisal, dalam aksinya sindikat ini membuat perencanaan yang apik. Bahkan, otak pelaku yang lebih dulu dibekuk, Siregar Botak, katanya malah memiliki kemapuan menerawang, ilmu perdukunan.

“Siregar Botak punya keahlian menerawang. Jadi ada orang daerah yang bertugas memantau kemudian diundang teman-temannya dan merencanakan perampokan,” ungkap Faisal.

Sangkin pongahnya, sindikat ini tak pernah tertangkap. Menurut Faisal, dari rekaman Close Circuit Television (CCTV) tatkala beraksi di Tanjungbalai, pelaku yang barusan diamankan ini menantang petugas dengan berkali-kali memandangi CCTV di seputaran ATM.

“Ditantang pelakunya saat di Tebingtinggi. Saya rasa arogan karena sejak beraksi sejak 2013 belum juga ditangkap,” jelasnya.

Dari pengungkapan kasus ini, kebanyakan pelaku menggunakan hasil perampokannya dengan berpesta pora. “Uangnya habis untuk foya-foya saja. Untuk yang sebelumnya mereka investasikan ke pertambangan salah satunya Tambang Emas di Batangtoru,” pungkasnya.

Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Poldasu kembali menangkap pelaku sindikat pencurian dengan kekerasan antar provinsi. Kali ini, setidaknya dua tersangka berhasil dibekuk masing-masing R alias Simatupang dan J alias Metal. Keduanya punya keahlian dalam membobol mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara, Senin (28/8), kedua pelaku meringis menahan perih lantaran dua peluru bersarang di kaki kanan dan kiri mereka. Simatupang dan Metal tergeletak di ruangan ICU guna mendapat perawatan medis. Ya, polisi memberikan tindakan tegar terukur ke kedua kaki para tersangka karena berusaha kabur.

Keduanya ditangkap tim gabungan Jahtanras Polda Sumut dengan Polda Kepulauan Riau di Batam, Minggu (27/8) kemarin. Simatupang dan Metal merupakan dua dari 10 kawanan perampokan mesin ATM antar provinsi yang sudah melakukan aksinya sejak 2013 lalu.

“Pelaku ini merupakan kawanan perampokan mesin ATM yang beraksi antar provinsi. Keduanya kami amankan bersama Polda Kepulauan Riau di Batam,” kata Kasubdit III Jahtanras Dit Reskrimum Polda Sumut, AKBP Faisal Napitupulu di depan Rumah Sakit Bhayangkara, kemarin.

Menariknya, kata Faisal, dalam aksinya sindikat ini membuat perencanaan yang apik. Bahkan, otak pelaku yang lebih dulu dibekuk, Siregar Botak, katanya malah memiliki kemapuan menerawang, ilmu perdukunan.

“Siregar Botak punya keahlian menerawang. Jadi ada orang daerah yang bertugas memantau kemudian diundang teman-temannya dan merencanakan perampokan,” ungkap Faisal.

Sangkin pongahnya, sindikat ini tak pernah tertangkap. Menurut Faisal, dari rekaman Close Circuit Television (CCTV) tatkala beraksi di Tanjungbalai, pelaku yang barusan diamankan ini menantang petugas dengan berkali-kali memandangi CCTV di seputaran ATM.

“Ditantang pelakunya saat di Tebingtinggi. Saya rasa arogan karena sejak beraksi sejak 2013 belum juga ditangkap,” jelasnya.

Dari pengungkapan kasus ini, kebanyakan pelaku menggunakan hasil perampokannya dengan berpesta pora. “Uangnya habis untuk foya-foya saja. Untuk yang sebelumnya mereka investasikan ke pertambangan salah satunya Tambang Emas di Batangtoru,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/