25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Antisipasi Terorisme, Muspida Gelar Rapat Koordinasi

TEBING TINGGI- Dalam menyikapi terjadinya bom di Kota Solo Jawa Tengah beberapa hari lalu, pihak Kepolisian Tebing Tinggi meminta masyarakat Kota Tebing Tinggi, bisa saling menjaga kekondusifan kotanya sendiri dan jangan terpancing oleh provokasi orang yang tidak bertanggung jawab untuk memecah persatuan bangsa dengan hanya memomokkan agama.

Demikian dikatakan Waka Polres Tebing Tinggi Kompol Safwan Khayat, dalam pertemuan dengan unsur masyarakat dan forum koordinasi pimpinan daerah dalam acara penguatan ketahanan masyarakat terhadap isu-isu provokasi dan cipta kondisi kerukunan umat beragama di Gedung Hj Syawiyah Nasution, Jalan Sutomo, Kota Tebing Tinggi, Rabu (28/9) sore.

Dipaparkan Safwan, pihak kepolisian tidak pernah berhenti mensosialisasikan bahaya terorisme dan kriminal ditengah-tengah masyarakat Kota Tebing Tinggi dan wilayah hukum Polres Tebing Tinggi.

“Kegiatan itu terus berjalan, kami (Polisi) tetap mengingatkan masyarakat akan bahaya laten terorisme dan kami meminta kepada aparat desa terkait untuk mendata pendatang baru paling lambat 2×24 jam,” tegas Safwan.
Kasdim 0204/DS Mayor Inf Hendra Wijaya, sangat antisius menanggapi permasalahan terorisme ini, karena terkait dengan peledakan bom di Gereja di Kota Solo, Jawa Tengah.
“Menjadi teroris disebabkan adanya latar belakang, seperti adanya rasa ketidakpuasan terhadap pemerintah atau latar belakang lainnya, hal inilah yang menjadikan orang nekad menjadi seorang teroris,” jelas Hendra .

Kedepan, harapnya, semua lintas sektoral di masyarakat bekerjasama dengan pemerintah setempat, Kepolisian, dan TNI agar dengan cepat bisa mendeteksi secara dini gerekan-gerakan yang mengarah keterorisme.
“Hal pencegahan itu bisa diupayakan dengan disempurnakannya data kartu tanda penduduk (KTP) yang ada didaerah setempat. Sosialisasi ketengah-tengah masyarakat langsung serta memberikan pencerahan agama terkait terorisme merupakan perbuatan yang salah,” papar Hendra.

Dalam dengar pendapat, Ketua Tanfidziah Nahdatul Ulama Kota Tebing Tinggi, Ir Oki Doni Siregar mengatakan, teroris dengan sengaja menciptakan opini bahwa teroris itu berasal dari pondok-pondok pesantren. “Teroris tidak mengenal agama islam secara baik dan benar dan nilai keagamaannya adalah kosong,” terang Oki Doni. (mag-3)

TEBING TINGGI- Dalam menyikapi terjadinya bom di Kota Solo Jawa Tengah beberapa hari lalu, pihak Kepolisian Tebing Tinggi meminta masyarakat Kota Tebing Tinggi, bisa saling menjaga kekondusifan kotanya sendiri dan jangan terpancing oleh provokasi orang yang tidak bertanggung jawab untuk memecah persatuan bangsa dengan hanya memomokkan agama.

Demikian dikatakan Waka Polres Tebing Tinggi Kompol Safwan Khayat, dalam pertemuan dengan unsur masyarakat dan forum koordinasi pimpinan daerah dalam acara penguatan ketahanan masyarakat terhadap isu-isu provokasi dan cipta kondisi kerukunan umat beragama di Gedung Hj Syawiyah Nasution, Jalan Sutomo, Kota Tebing Tinggi, Rabu (28/9) sore.

Dipaparkan Safwan, pihak kepolisian tidak pernah berhenti mensosialisasikan bahaya terorisme dan kriminal ditengah-tengah masyarakat Kota Tebing Tinggi dan wilayah hukum Polres Tebing Tinggi.

“Kegiatan itu terus berjalan, kami (Polisi) tetap mengingatkan masyarakat akan bahaya laten terorisme dan kami meminta kepada aparat desa terkait untuk mendata pendatang baru paling lambat 2×24 jam,” tegas Safwan.
Kasdim 0204/DS Mayor Inf Hendra Wijaya, sangat antisius menanggapi permasalahan terorisme ini, karena terkait dengan peledakan bom di Gereja di Kota Solo, Jawa Tengah.
“Menjadi teroris disebabkan adanya latar belakang, seperti adanya rasa ketidakpuasan terhadap pemerintah atau latar belakang lainnya, hal inilah yang menjadikan orang nekad menjadi seorang teroris,” jelas Hendra .

Kedepan, harapnya, semua lintas sektoral di masyarakat bekerjasama dengan pemerintah setempat, Kepolisian, dan TNI agar dengan cepat bisa mendeteksi secara dini gerekan-gerakan yang mengarah keterorisme.
“Hal pencegahan itu bisa diupayakan dengan disempurnakannya data kartu tanda penduduk (KTP) yang ada didaerah setempat. Sosialisasi ketengah-tengah masyarakat langsung serta memberikan pencerahan agama terkait terorisme merupakan perbuatan yang salah,” papar Hendra.

Dalam dengar pendapat, Ketua Tanfidziah Nahdatul Ulama Kota Tebing Tinggi, Ir Oki Doni Siregar mengatakan, teroris dengan sengaja menciptakan opini bahwa teroris itu berasal dari pondok-pondok pesantren. “Teroris tidak mengenal agama islam secara baik dan benar dan nilai keagamaannya adalah kosong,” terang Oki Doni. (mag-3)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/