29 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Virus ASF Masih Mengancam, Peternak Babi Belum Dianjurkan Kembali Beternak

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Peternak babi di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, belum dianjurkan untuk kembali beternak. Pasalnya, virus African Swine Fever (ASF) masih mengancam ternak.

“Kita belum berani menganjurkan warga kembali beternak, karena sampai saat ini belum ada vaksin untuk mengobati virus ASF,” kata Kepala Bidang (Kabid) Perikanan dan Peternakan pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Dairi, drh Ermawati Berutu, Jumat (29/1).

Dijelaskannya, kasus kematian ternak babi masih terjadi di Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Sidikalang. Bahkan ternak milik sebuah peternakan di Dairi juga ikut mati. “Jika pun ada masyarakat yang akan beternak babi, kami imbau supaya melakukan bio securityn

seperti penyemprotan disinfektan, serta membatasi orang ke kandang,” tambahnya.

Data di Distan Dairi, jumlah populasi babi di Dairi diperkirakan sekitar 1.500 ekor, anjlok dari sebelum ada virus yang berjumlah ratusan ribu ekor.

Ermawati mengungkapkan, Bidang Peternakan Distan Dairi menyediakan disinfektan dan premix. Jika peternak butuh, dipersilakan berkoordinasi dengan bidang peternakan.

Ia menjelaskan, pascarserangan virus ASF, pasokan daging babi ke Dairi datang dari luar kabupaten Dairi. Akibat pasokan daging ternak lokal sedikit, harga daging babi di kabupaten yang dipimpin Eddy Berutu ini pun meningkat tajam, setara dengan harga daging sapi.

“Harga daging babi saat ini mencapai Rp120 ribu per kilogram (kg). Untuk pasokan saat ini serta mengenai harga daging babi, silakan bertanya ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan saja,” ungkapnya. (rud)

Rudy Sitanggang/Sumut Pos

JELASKAN: Kabid Perikanan dan Peternakan pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Dairi, drh Ermawati Berutu memberikan penjelasan.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Peternak babi di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, belum dianjurkan untuk kembali beternak. Pasalnya, virus African Swine Fever (ASF) masih mengancam ternak.

“Kita belum berani menganjurkan warga kembali beternak, karena sampai saat ini belum ada vaksin untuk mengobati virus ASF,” kata Kepala Bidang (Kabid) Perikanan dan Peternakan pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Dairi, drh Ermawati Berutu, Jumat (29/1).

Dijelaskannya, kasus kematian ternak babi masih terjadi di Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Sidikalang. Bahkan ternak milik sebuah peternakan di Dairi juga ikut mati. “Jika pun ada masyarakat yang akan beternak babi, kami imbau supaya melakukan bio securityn

seperti penyemprotan disinfektan, serta membatasi orang ke kandang,” tambahnya.

Data di Distan Dairi, jumlah populasi babi di Dairi diperkirakan sekitar 1.500 ekor, anjlok dari sebelum ada virus yang berjumlah ratusan ribu ekor.

Ermawati mengungkapkan, Bidang Peternakan Distan Dairi menyediakan disinfektan dan premix. Jika peternak butuh, dipersilakan berkoordinasi dengan bidang peternakan.

Ia menjelaskan, pascarserangan virus ASF, pasokan daging babi ke Dairi datang dari luar kabupaten Dairi. Akibat pasokan daging ternak lokal sedikit, harga daging babi di kabupaten yang dipimpin Eddy Berutu ini pun meningkat tajam, setara dengan harga daging sapi.

“Harga daging babi saat ini mencapai Rp120 ribu per kilogram (kg). Untuk pasokan saat ini serta mengenai harga daging babi, silakan bertanya ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan saja,” ungkapnya. (rud)

Rudy Sitanggang/Sumut Pos

JELASKAN: Kabid Perikanan dan Peternakan pada Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Dairi, drh Ermawati Berutu memberikan penjelasan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/