30 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Usai Nakes, Giliran TNI & Polri, Vaksinasi Nakes Kota Medan Capai 49,3 Persen

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Proses vaksinasi Covid-19 tahap pertama bagi para tenaga kesehatan (nakes) di Kota Medan, masih terus berlangsung. Vaksinasi para nakes sudah mencapai 49,3 persen. Target vaksinasi selesai akhir Januari ini. Tahapan selanjutnya, vaksinasi akan bergulir ke kepada tenaga-tenaga pelayanan publik. Khususnya personil TNI dan Polri.

VAKSIN: Asisten Administrasi Umum, Mhd Fitriyus, menerima 32.880 dosis vaksin Covid-19 dari Biofarma, di Posko Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41, Medan, Kamis (28/1).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan, dr Edwin Effendi, mengatakan total nakes yang ada di Kota Medan dan terdaftar di KPCPEN (Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional), ada 18.141 orang.

“Sekarang ini, sudah mendapat pelayanan vaksinasi sejumlah 8.943. Atau mencakup 49,3 persen dari semua nakes,” kata dr Edwin kepada wartawan, Jumat (29/1) di Posko Satgas Covid-19 Kota Medan, Jalan Rotan Proyek Petisah, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah.

Vaksinasi nakes dilakukan pada 89 fasilitas kesehatan (faskes) di Kota Medan yang ditentukan melayani pemberian vaksinasi. Faskes tersebut terdiri dari 41 puskesmas, 39 rumah sakit dan 9 klinik. Faskes yang ditunjuk memiliki username, sebagai persyaratan faskes yang melayani vaksinasi kepada nakes.

Edwin berharap, proses penyelesaian vaksinasi nakes di Kota Medan bisa berjalan lebih cepat, setelah di awal proses vaksinasi terkendala oleh proses penerimaan SMS.

“Nakes yang mendapat vaksinasi adalah mereka yang menerima panggilan SMS, dan sudah diregistrasi ulang. Namun kita memohon petunjuk kebijakan dari kementerian kesehatan, apakah kita hanya boleh pasif menunggu, atau apakah bisa melakukan vaksinasi bagi nakes yang sudah terdaftar di KPCPEN. Jika kebijakan itu dimungkinkan, maka kita tidak akan pasif lagi menunggu e-tiket atau SMS panggilan itu, tetapi akan memvaksin yang terdaftar di KPCPEN,” katanya.

Vaksinasi kepada semua nakes, lanjutnya, juga harus mempelajari riwayat penyakit si nakes bersangkutan. Ada beberapa kriteria yang tidak dimungkinkan untuk divaksinasi. Pertama, nakes yang sudah pernah terkonfirmasi positif Covid-19, kemudian kehamilan, ada penyakit-penyakit komorbid, dan seterusnya.

“Jadi ada beberapa kriteria eksklusi yang memang tidak mungkin untuk diikutkan vaksinasi,” tuturnya.

Tentang target penyelesaian vaksinasi bagi nakes akhir Januari, Edwin mengatakan, pihaknya akan mengejar target itu. Namun menurutnya, target tersebut hanya sebagai petunjuk untuk upaya percepatan. Tetapi semua harus disesuaikan dengan kesiapan di lapangan.

“Bagi nakes yang sudah memenuhi kriteria, Dinkes Medan akan melakukan percepatan vaksinasi. Lebih cepat, lebih baik. Sehingga kita bisa masuk ke tahap (penerima vaksin) selanjutnya.

Untuk itu, kami berupaya mengajukan upaya percepatan kepada Kemenkes,” terangnya.

Setelah vaksinasi nakes selesai, sesuai ketentuan Kemenkes, tahapan berikutnya adalah tenaga-tenaga pelayanan publik. “Untuk pelaksanaannya masih menunggu petunjuk lanjutan dari pemerintah pusat,” katanya.

Tentang ketersediaan vaksin di Kota Medan, saat ini stok vaksin cukup untuk seluruh nakes, baik penyuntikan vaksin pertama maupun kedua. “Stok vaksin kita ada 38.400 dalam dua kali pengiriman. Pertama ada 20.000 vial, kemudian penambahan 18 ribu lebih. Sudah 38.000 lebih yang kita terima, dan itu cukup untuk 2 kali vaksinasi bagi nakes yang tercatat di KPCPEN,” tuturnya.

Terkait kasus terkonformasi positif Covid-19 di Kota Medan yang masih terus mengalami peningkatan, ia meminta seluruh masyarakat tetap waspada. “Sudah kita komunikasikan ke Satgas Provinsi. Upaya-upaya pelayanan di rumah sakit juga kita tingkatkan. Kita mengharapkan penguatan dari Pemprov Sumut, supaya beban layanan Kota Medan bisa terbantu,” jelasnya.

Penguatan dimaksud, yakni melakukan upaya-upaya penyekatan di Kabupaten/Kota, agar tidak terjadi penumpukan pasien di Kota Medan. “Diharapkan masing-masing Kabupaten/Kota memaksimalkan layanan paseion, sehingga layanan tidak menumpuk di Kota Medan,” pungkasnya.

Pendataan Penerima Vaksin

Menanggapi vaksinasi Covid-19, anggota Komisi II DPRD Kota Medan, Afif Abdillah, meminta kepada Pemko Medan agar segera memerintahkan seluruh OPD-nya untuk mendata pegawai yang masuk dalam kategori penerima vaksin. Alasannya, selama ini, proses pendataan selalu menjadi kendala yang membuat proses selanjutnya terhambat atau lama dalam penyelesaikan.

“Kalau sudah tahu bahwa usai nakes, maka yang akan divaksin adalah tenaga-tenaga publik, seharusnya Pemko mendata mulai dari sekarang. Khususnya untuk OPD-OPD yang merupakan OPD pelayanan publik seperti Dinas Perizinan (PMPTSP), Dukcapil, dan lain-lain,” kata Afif.

Ketua Partai NasDem Kota Medan ini berharap, agar proses vaksinasi dapat terus berjalan, bahkan bisa lebih cepat dari yang saat ini sedang berlangsung. Sebab, percepatan proses vaksinasi dapat mempercepat pemutusan mata rantai pandemi Covid-19 di Kota Medan. Namun semua itu tetap harus dibarengi dengan penerapan prokes, seperti mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.

“Semakin cepat pandemi ini berakhir, maka semakin cepat pula perekonomian bisa bangkit kembali, sehingga kemajuan pembangunan bisa lebih dirasakan oleh masyarakat,” tutupnya.

Vaksinasi Kedua Forkopimda

Sementara itu, Pemko Medan melalui Satgas Covid-19 Kota Medan, selesai melakukan vaksinasi tahap pertama termin kedua kepada Forkopimda Kota Medan, di Posko Satgas Covid-19 Medan Medan Petisah, Jumat (29/1) pagi.

Proses vaksinasi kemarin sekaligus lanjutan dari pencanangan vaksinasi Covid-19 tahap pertama yang dilakukan 14 hari sebelumnya, yakni pada 15 Januari 2021 di lokasi yang sama.

Pantauan Sumut Pos, Ketua DPRD Medan Hasyim SE menjadi orang pertama yang melakukan proses vaksinasi lanjutan. Pasalnya, Sekda Kota Medan Wiriya Alrahman didampingi Istri, yang merupakan Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Medan, hadir lebih lambat dari para Forkopimda lainnya.

Selain Sekda dan istri, vaksinasi turut diikuti sejumlah tokoh Forkopimda lainnya, di antaranya Ketua DPRD Medan Hasyim SE, Kejari Medan Teuku Rahmatsyah SH MH, Dandim 0201/BS Letkol Inf Agus Setiandar, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko, Wakil Ketua Pengadilan Negeri (PN) Medan Abdul Azis, Kadis Kesehatan Kota Medan dr Edwin Effendi, Kepala RSUD dr Pirngadi dr Suryadi Panjaitan, dan sejumlah tokoh agama serta tokoh masyarakat Kota Medan.

Usai divaksin, Sekda Wiriya mengatakan vaksinasi kedua merupakan ketentuan prosedur yang ditetapkan, dengan jarak 14 hari dari vaksinasi pertama. “Secara teori, vaksin akan berfungsi dan bekerja secara efektif setelah vaksinasi kedua dilakukan,” jelasnya.

Untuk itu, Sekda berharap kepada seluruh masyarakat Kota Medan agar mau mengikuti proses vaksinasi dalam dua tahap seperti yang dimaksud.

Usai divaksin pertama dua minggu lalu dan 30 menit usai divaksin tahap kedua kemarin, Wiriya mengaku, tidak mengalami efek samping apapun. “Insyaallah saya bersama para unsur Forkopimda Kota Medan sudah mengikuti vaksinasi kedua kali, dan tidak ada merasakan keluhan apapun. Saya juga mendengar laporan dari Kadis Kesehatan Kota Medan, bahwa para nakes yang divaksin tahap pertama lalu, juga tidak ada merasakan keluhan apapun,” ucap Wiriya kepada awak media, Jumat (29/1).

Karena itu, Wiriya menegaskan, vaksinasi Covid-19 terbukti aman dan sudah teruji. “Untuk itu, kita harapkan semua masyarakat mau mengikuti vaksinasi sesuai gilirannya masing-masing,” harapnya.

Terpisah, usai divaksin di lokasi yang sama, Kadis Kesehatan Kota Medan, dr Edwin Effendi, mengatakan proses pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kemarin merupakan lanjutan pencanangan vaksinasi termin pertama pada 15 Januari yang lalu. Kata dia, tidak ada yang mengeluhkan gejala atau efek samping dari suntikan vaksin Sinovac yang telah diberikan.

“Kita belum ada menerima laporan adanya KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dari Forkopimda maupun para nakes yang divaksin. Itu kita syukuri. Kalau keluhan setelah imunisasi, itu biasa, menunjukkan adanya reaksi saja,” jelas Edwin.

Untuk itu, Edwin kembali mengingatkan bahwa vaksinasi Covid-19 telah dibuktikan keamanannya. “Ini semua demi memutus mata rantai penyebaran virus. Tetap jaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan dengan selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak,” tandasnya.

Giliran TNI dan Polri

Dalam kesempatan yang sama, Kapolrestabes Kota Medan, Kombes Pol Riko Sunarko, usai divaksinasi mengatakan dirinya baik-baik saja usai divaksin Covid-19 sebanyak dua kali.

“Alhamdulillah, saya sudah dua kali ini divaksin dan nggak ada reaksi atau dampak negatif. Saya baik-baik saja dan sehat-sehat saja,” ucap Riko.

Riko pun mengimbau kepada masyarakat Kota Medan untuk menerima vaksin dan menyukseskan program vaksinasi yang sedang dilaksanakan. Riko Sunarko juga memastikan, ked epannya para personelnya di Polrestabes Kota Medan akan segera menerima vaksinasi Covid-19, setelah semua para nakes divaksin.

“Setelah tenaga kesehatan, rencananya memang TNI-Polri, termasuk Polrestabes Medan. Insyaallah (para personel siap semua),” ujar Riko.

Polrestabes telah mendata para personel yang masuk dalam kategori penerima maupun bukan penerima vaksinasi. “Kita sedang mendata personel. Terutama mengenai syarat-syarat tertentu untuk kesehatan, seperti siapa pernah punya penyakit tertentu, pernah kena Covid, dan lainnya,” pungkasnya. (map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Proses vaksinasi Covid-19 tahap pertama bagi para tenaga kesehatan (nakes) di Kota Medan, masih terus berlangsung. Vaksinasi para nakes sudah mencapai 49,3 persen. Target vaksinasi selesai akhir Januari ini. Tahapan selanjutnya, vaksinasi akan bergulir ke kepada tenaga-tenaga pelayanan publik. Khususnya personil TNI dan Polri.

VAKSIN: Asisten Administrasi Umum, Mhd Fitriyus, menerima 32.880 dosis vaksin Covid-19 dari Biofarma, di Posko Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41, Medan, Kamis (28/1).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan, dr Edwin Effendi, mengatakan total nakes yang ada di Kota Medan dan terdaftar di KPCPEN (Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional), ada 18.141 orang.

“Sekarang ini, sudah mendapat pelayanan vaksinasi sejumlah 8.943. Atau mencakup 49,3 persen dari semua nakes,” kata dr Edwin kepada wartawan, Jumat (29/1) di Posko Satgas Covid-19 Kota Medan, Jalan Rotan Proyek Petisah, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah.

Vaksinasi nakes dilakukan pada 89 fasilitas kesehatan (faskes) di Kota Medan yang ditentukan melayani pemberian vaksinasi. Faskes tersebut terdiri dari 41 puskesmas, 39 rumah sakit dan 9 klinik. Faskes yang ditunjuk memiliki username, sebagai persyaratan faskes yang melayani vaksinasi kepada nakes.

Edwin berharap, proses penyelesaian vaksinasi nakes di Kota Medan bisa berjalan lebih cepat, setelah di awal proses vaksinasi terkendala oleh proses penerimaan SMS.

“Nakes yang mendapat vaksinasi adalah mereka yang menerima panggilan SMS, dan sudah diregistrasi ulang. Namun kita memohon petunjuk kebijakan dari kementerian kesehatan, apakah kita hanya boleh pasif menunggu, atau apakah bisa melakukan vaksinasi bagi nakes yang sudah terdaftar di KPCPEN. Jika kebijakan itu dimungkinkan, maka kita tidak akan pasif lagi menunggu e-tiket atau SMS panggilan itu, tetapi akan memvaksin yang terdaftar di KPCPEN,” katanya.

Vaksinasi kepada semua nakes, lanjutnya, juga harus mempelajari riwayat penyakit si nakes bersangkutan. Ada beberapa kriteria yang tidak dimungkinkan untuk divaksinasi. Pertama, nakes yang sudah pernah terkonfirmasi positif Covid-19, kemudian kehamilan, ada penyakit-penyakit komorbid, dan seterusnya.

“Jadi ada beberapa kriteria eksklusi yang memang tidak mungkin untuk diikutkan vaksinasi,” tuturnya.

Tentang target penyelesaian vaksinasi bagi nakes akhir Januari, Edwin mengatakan, pihaknya akan mengejar target itu. Namun menurutnya, target tersebut hanya sebagai petunjuk untuk upaya percepatan. Tetapi semua harus disesuaikan dengan kesiapan di lapangan.

“Bagi nakes yang sudah memenuhi kriteria, Dinkes Medan akan melakukan percepatan vaksinasi. Lebih cepat, lebih baik. Sehingga kita bisa masuk ke tahap (penerima vaksin) selanjutnya.

Untuk itu, kami berupaya mengajukan upaya percepatan kepada Kemenkes,” terangnya.

Setelah vaksinasi nakes selesai, sesuai ketentuan Kemenkes, tahapan berikutnya adalah tenaga-tenaga pelayanan publik. “Untuk pelaksanaannya masih menunggu petunjuk lanjutan dari pemerintah pusat,” katanya.

Tentang ketersediaan vaksin di Kota Medan, saat ini stok vaksin cukup untuk seluruh nakes, baik penyuntikan vaksin pertama maupun kedua. “Stok vaksin kita ada 38.400 dalam dua kali pengiriman. Pertama ada 20.000 vial, kemudian penambahan 18 ribu lebih. Sudah 38.000 lebih yang kita terima, dan itu cukup untuk 2 kali vaksinasi bagi nakes yang tercatat di KPCPEN,” tuturnya.

Terkait kasus terkonformasi positif Covid-19 di Kota Medan yang masih terus mengalami peningkatan, ia meminta seluruh masyarakat tetap waspada. “Sudah kita komunikasikan ke Satgas Provinsi. Upaya-upaya pelayanan di rumah sakit juga kita tingkatkan. Kita mengharapkan penguatan dari Pemprov Sumut, supaya beban layanan Kota Medan bisa terbantu,” jelasnya.

Penguatan dimaksud, yakni melakukan upaya-upaya penyekatan di Kabupaten/Kota, agar tidak terjadi penumpukan pasien di Kota Medan. “Diharapkan masing-masing Kabupaten/Kota memaksimalkan layanan paseion, sehingga layanan tidak menumpuk di Kota Medan,” pungkasnya.

Pendataan Penerima Vaksin

Menanggapi vaksinasi Covid-19, anggota Komisi II DPRD Kota Medan, Afif Abdillah, meminta kepada Pemko Medan agar segera memerintahkan seluruh OPD-nya untuk mendata pegawai yang masuk dalam kategori penerima vaksin. Alasannya, selama ini, proses pendataan selalu menjadi kendala yang membuat proses selanjutnya terhambat atau lama dalam penyelesaikan.

“Kalau sudah tahu bahwa usai nakes, maka yang akan divaksin adalah tenaga-tenaga publik, seharusnya Pemko mendata mulai dari sekarang. Khususnya untuk OPD-OPD yang merupakan OPD pelayanan publik seperti Dinas Perizinan (PMPTSP), Dukcapil, dan lain-lain,” kata Afif.

Ketua Partai NasDem Kota Medan ini berharap, agar proses vaksinasi dapat terus berjalan, bahkan bisa lebih cepat dari yang saat ini sedang berlangsung. Sebab, percepatan proses vaksinasi dapat mempercepat pemutusan mata rantai pandemi Covid-19 di Kota Medan. Namun semua itu tetap harus dibarengi dengan penerapan prokes, seperti mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.

“Semakin cepat pandemi ini berakhir, maka semakin cepat pula perekonomian bisa bangkit kembali, sehingga kemajuan pembangunan bisa lebih dirasakan oleh masyarakat,” tutupnya.

Vaksinasi Kedua Forkopimda

Sementara itu, Pemko Medan melalui Satgas Covid-19 Kota Medan, selesai melakukan vaksinasi tahap pertama termin kedua kepada Forkopimda Kota Medan, di Posko Satgas Covid-19 Medan Medan Petisah, Jumat (29/1) pagi.

Proses vaksinasi kemarin sekaligus lanjutan dari pencanangan vaksinasi Covid-19 tahap pertama yang dilakukan 14 hari sebelumnya, yakni pada 15 Januari 2021 di lokasi yang sama.

Pantauan Sumut Pos, Ketua DPRD Medan Hasyim SE menjadi orang pertama yang melakukan proses vaksinasi lanjutan. Pasalnya, Sekda Kota Medan Wiriya Alrahman didampingi Istri, yang merupakan Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Medan, hadir lebih lambat dari para Forkopimda lainnya.

Selain Sekda dan istri, vaksinasi turut diikuti sejumlah tokoh Forkopimda lainnya, di antaranya Ketua DPRD Medan Hasyim SE, Kejari Medan Teuku Rahmatsyah SH MH, Dandim 0201/BS Letkol Inf Agus Setiandar, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko, Wakil Ketua Pengadilan Negeri (PN) Medan Abdul Azis, Kadis Kesehatan Kota Medan dr Edwin Effendi, Kepala RSUD dr Pirngadi dr Suryadi Panjaitan, dan sejumlah tokoh agama serta tokoh masyarakat Kota Medan.

Usai divaksin, Sekda Wiriya mengatakan vaksinasi kedua merupakan ketentuan prosedur yang ditetapkan, dengan jarak 14 hari dari vaksinasi pertama. “Secara teori, vaksin akan berfungsi dan bekerja secara efektif setelah vaksinasi kedua dilakukan,” jelasnya.

Untuk itu, Sekda berharap kepada seluruh masyarakat Kota Medan agar mau mengikuti proses vaksinasi dalam dua tahap seperti yang dimaksud.

Usai divaksin pertama dua minggu lalu dan 30 menit usai divaksin tahap kedua kemarin, Wiriya mengaku, tidak mengalami efek samping apapun. “Insyaallah saya bersama para unsur Forkopimda Kota Medan sudah mengikuti vaksinasi kedua kali, dan tidak ada merasakan keluhan apapun. Saya juga mendengar laporan dari Kadis Kesehatan Kota Medan, bahwa para nakes yang divaksin tahap pertama lalu, juga tidak ada merasakan keluhan apapun,” ucap Wiriya kepada awak media, Jumat (29/1).

Karena itu, Wiriya menegaskan, vaksinasi Covid-19 terbukti aman dan sudah teruji. “Untuk itu, kita harapkan semua masyarakat mau mengikuti vaksinasi sesuai gilirannya masing-masing,” harapnya.

Terpisah, usai divaksin di lokasi yang sama, Kadis Kesehatan Kota Medan, dr Edwin Effendi, mengatakan proses pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kemarin merupakan lanjutan pencanangan vaksinasi termin pertama pada 15 Januari yang lalu. Kata dia, tidak ada yang mengeluhkan gejala atau efek samping dari suntikan vaksin Sinovac yang telah diberikan.

“Kita belum ada menerima laporan adanya KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dari Forkopimda maupun para nakes yang divaksin. Itu kita syukuri. Kalau keluhan setelah imunisasi, itu biasa, menunjukkan adanya reaksi saja,” jelas Edwin.

Untuk itu, Edwin kembali mengingatkan bahwa vaksinasi Covid-19 telah dibuktikan keamanannya. “Ini semua demi memutus mata rantai penyebaran virus. Tetap jaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan dengan selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak,” tandasnya.

Giliran TNI dan Polri

Dalam kesempatan yang sama, Kapolrestabes Kota Medan, Kombes Pol Riko Sunarko, usai divaksinasi mengatakan dirinya baik-baik saja usai divaksin Covid-19 sebanyak dua kali.

“Alhamdulillah, saya sudah dua kali ini divaksin dan nggak ada reaksi atau dampak negatif. Saya baik-baik saja dan sehat-sehat saja,” ucap Riko.

Riko pun mengimbau kepada masyarakat Kota Medan untuk menerima vaksin dan menyukseskan program vaksinasi yang sedang dilaksanakan. Riko Sunarko juga memastikan, ked epannya para personelnya di Polrestabes Kota Medan akan segera menerima vaksinasi Covid-19, setelah semua para nakes divaksin.

“Setelah tenaga kesehatan, rencananya memang TNI-Polri, termasuk Polrestabes Medan. Insyaallah (para personel siap semua),” ujar Riko.

Polrestabes telah mendata para personel yang masuk dalam kategori penerima maupun bukan penerima vaksinasi. “Kita sedang mendata personel. Terutama mengenai syarat-syarat tertentu untuk kesehatan, seperti siapa pernah punya penyakit tertentu, pernah kena Covid, dan lainnya,” pungkasnya. (map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/