30 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Bocah Kembar Asal Langkat Punya Kelamin Ganda

Bocah berkelamin ganda asal Langkat.
Bocah berkelamin ganda asal Langkat.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Tujuh tahun menyimpan rahasia soal kondisi anak kembarnya, Khatijah (41) akhirnya buka suara. Ya, Wenly (7) memiliki kelamin ganda dan keduanya berfungsi normal.

Selama ini, janda asal Dusun III Pertanian Desa Tanjung Pasir, Kec. Pangkalansusu itu sengaja menutup rapat soal kondisi Wenly. Padahal, sejak melahirkan, kondisi Wenly berbeda dengan saudara kembarnya, Kenly.

Wenly memiliki kelamin ganda, dan keduanya berfungsi normal. Artinya, saat buang air kecil, kedua alat kelamin itu sama-sama mengeluarkan air seni. Nah, letak vagina Wenly sendiri, tepat berada di bawah penisnya. Dengan kata lain, posisi vagina itu tertutup penis.

Makanya, karena menetap di perkampungan, Khatijah dan suaminya, Likoomben –yang meninggal sejak anak kembarnya berusia 1 tahun- merahasiakan hal itu dari warga. Hanya bidan yang menangani persalinannya dan beberapa keluarga dekat saja yang tahu.

Bahkan, kepada kru koran ini, Khatijah awalnya sempat ragu bercerita. Namun, setelah diberi pengertian oleh kerabatnya, akhirnya dia mau bercerita. ”Anak saya ini adalah anak pertama, beda 2 jam dari Kenly. Mereka lahir kembar tetapi yang satunya normal. Wenly ini sejak lahir sudah begini Bang,” jelasnya.

“Kami malu dengan kejadian ini, maklumlah kami tinggal di perkampungan yang masih tradisional. Jadi kalau ada hal aneh seperti ini, dipikir orang kami entah apa-apa pula. Makanya kami merahasiakannya sampai usia anakku ini sekarang tujuh tahun bang,” ujar Khatijah.

”Kami merahasiakan hal ini, juga sambil terus meminta saran dan pendapat dari berbagai rumah sakit yang ada di Medan. Namun dari keterangan dokter, anak kami ini bisa dilakukan operasi kalau sudah berumur 6 sampai 7 tahun. Waktu (konsultasi) itu anak kami ini masih berumur 3 tahun. Nah sepeninggal suami, saya yang menjadi tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah. Jelasnya, kami hidup serba kekurangan,” bebernya.

Khatijah sendiri akhirnya bersyukur karena dibantu Eli Raskita Sitepu, tokoh perempuan yang membantu Khatijah mengurus BPJS Kesehatan dan membawa Wenly ke RSU Insani Stabat. “Alhamdulilah di rumah sakit ini walaupun kami menggunakan BPJS, pelayanan cukup baik Bang,” papar Khatijah lagi.

Terpisah, Kepala RSU Insani Stabat, dr. Swelen menyebutkan tim dokter spesialisnya sudah melakukan pemeriksaan. “Kita juga sedang menunggu hasilnya. Apakah bisa kita tangani di sini untuk mengoperasinya guna memisahkan atau memilih kelamin mana yang lebih dominan. Makanya pasien sampai hari ini kita rawat di sini dan kita berikan berbagai vitamin agar kondisi pasien tetap sehat. Kalau ingin konkrit, datang aja malam ini sekitar jam 20.00 karena dokter spesialisnya datang,” ujar Swelen menutup pembicaraan.

 

DIDATANGI 2 MERAK, 1 BERTELUR

Diakui Khatijah, saat awal-awal mengandung dia pernah mendapat mimpi aneh. ”Saya bermimpi didatangi dua ekor burung merak. Satu dari burung merak tersebut tak lama terbang, sedangkan yang satunya lagi sempat bertelur di baskom dapur rumah saya Bang. Aneh bagi saya, dalam mimpi tersebut saya tidak tahu burung yang mana yang bertelur di dalam baskom yang berisikan beras tersebut,” jelasnya.

Nah, saat hamil tua, kandungannya usia 9 bulan, Khatijah juga kembali bermimpi. ”Saat itu saya sedang berada di tepian laut lepas. Dari tengah laut tersebut tiba-tiba datang seorang tua berjubah putih menghampiri saya. Tanpa sepatah katapun, dia memberikan seuntai kalung berlian cantik kali bang. Tapi orang tua itu tak berlama-lama dan juga tidak mengeluarkan sepatah katapun sama aku, langsung aja pigi dia,” urainya.

Tetapi tak lama kepergiannya, sambung Khatijah, kalung yang berada di genggamannya putus hingga batu berliannya berserakan tak menentu. “Dalam mimpi itu aku sedih, kalung permata pemberian orang tua berjubah itupun lenyap setelah terlebih dahulu jatuh berserakan di pasir pantai laut itu Bang. Segala yang kualami dalam mimpi itu tak pernah kuceritakan sama siapapun termasuk juga kepada suamiku bang. Baru inilah kuceritakan,” ujarnya, mengaku takut cerita karena berfikir dapat firasat jelek.

 

SOSOK ELY RASKITA SITEPU

Sementara, sosok wanita yang telah membantu Khatijah hingga bisa sampai ke RSU Insani adalah Ely Raskita Sitepu, wanita pekerja sosial yang selalu mengabdikan dirinya untuk membantu masyarakat tidak mampu.

“Saya bang bisa membantu siapa saja untuk ke rumah sakit seperti ini sepertinya sudah jadi hobi Bang. Jangankan diberitahu, kalau aku dengar aja aku datang melihat. Setelah itu aku ngobrol sama keluarga yang sakit dan kalau mereka butuh bantuan untuk di bawa ke rumah sakit ya aku bantu Bang,” ujar ibu rumah tangga itu.

Membantu orang ini aku lakukan sejak lama bang dan aku melakukannya ikhlas aja dan tak pernah berharap imbalan apapun. Kalau ada rezeki ya aku dikasi ongkos, kalau tidak ya aku pakai uangku sendirilah Bang. tetapi dalam perjalanan ku membantu warga miskin ini tak selamanya juga diterima baik. Kadang juga ya dicemooh orang bang, tapi aku tak pedulikan. Kita serahkan aja sama Allah yang membalasnya. Ini (Khatijah dan Wenly) kami bawa Rabu, 19 Mei dari Pangkalansusu dengan meminjam mobil ambulance RSU Insani,” terang Ely. (zd/trg/bd)

Bocah berkelamin ganda asal Langkat.
Bocah berkelamin ganda asal Langkat.

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Tujuh tahun menyimpan rahasia soal kondisi anak kembarnya, Khatijah (41) akhirnya buka suara. Ya, Wenly (7) memiliki kelamin ganda dan keduanya berfungsi normal.

Selama ini, janda asal Dusun III Pertanian Desa Tanjung Pasir, Kec. Pangkalansusu itu sengaja menutup rapat soal kondisi Wenly. Padahal, sejak melahirkan, kondisi Wenly berbeda dengan saudara kembarnya, Kenly.

Wenly memiliki kelamin ganda, dan keduanya berfungsi normal. Artinya, saat buang air kecil, kedua alat kelamin itu sama-sama mengeluarkan air seni. Nah, letak vagina Wenly sendiri, tepat berada di bawah penisnya. Dengan kata lain, posisi vagina itu tertutup penis.

Makanya, karena menetap di perkampungan, Khatijah dan suaminya, Likoomben –yang meninggal sejak anak kembarnya berusia 1 tahun- merahasiakan hal itu dari warga. Hanya bidan yang menangani persalinannya dan beberapa keluarga dekat saja yang tahu.

Bahkan, kepada kru koran ini, Khatijah awalnya sempat ragu bercerita. Namun, setelah diberi pengertian oleh kerabatnya, akhirnya dia mau bercerita. ”Anak saya ini adalah anak pertama, beda 2 jam dari Kenly. Mereka lahir kembar tetapi yang satunya normal. Wenly ini sejak lahir sudah begini Bang,” jelasnya.

“Kami malu dengan kejadian ini, maklumlah kami tinggal di perkampungan yang masih tradisional. Jadi kalau ada hal aneh seperti ini, dipikir orang kami entah apa-apa pula. Makanya kami merahasiakannya sampai usia anakku ini sekarang tujuh tahun bang,” ujar Khatijah.

”Kami merahasiakan hal ini, juga sambil terus meminta saran dan pendapat dari berbagai rumah sakit yang ada di Medan. Namun dari keterangan dokter, anak kami ini bisa dilakukan operasi kalau sudah berumur 6 sampai 7 tahun. Waktu (konsultasi) itu anak kami ini masih berumur 3 tahun. Nah sepeninggal suami, saya yang menjadi tulang punggung keluarga untuk mencari nafkah. Jelasnya, kami hidup serba kekurangan,” bebernya.

Khatijah sendiri akhirnya bersyukur karena dibantu Eli Raskita Sitepu, tokoh perempuan yang membantu Khatijah mengurus BPJS Kesehatan dan membawa Wenly ke RSU Insani Stabat. “Alhamdulilah di rumah sakit ini walaupun kami menggunakan BPJS, pelayanan cukup baik Bang,” papar Khatijah lagi.

Terpisah, Kepala RSU Insani Stabat, dr. Swelen menyebutkan tim dokter spesialisnya sudah melakukan pemeriksaan. “Kita juga sedang menunggu hasilnya. Apakah bisa kita tangani di sini untuk mengoperasinya guna memisahkan atau memilih kelamin mana yang lebih dominan. Makanya pasien sampai hari ini kita rawat di sini dan kita berikan berbagai vitamin agar kondisi pasien tetap sehat. Kalau ingin konkrit, datang aja malam ini sekitar jam 20.00 karena dokter spesialisnya datang,” ujar Swelen menutup pembicaraan.

 

DIDATANGI 2 MERAK, 1 BERTELUR

Diakui Khatijah, saat awal-awal mengandung dia pernah mendapat mimpi aneh. ”Saya bermimpi didatangi dua ekor burung merak. Satu dari burung merak tersebut tak lama terbang, sedangkan yang satunya lagi sempat bertelur di baskom dapur rumah saya Bang. Aneh bagi saya, dalam mimpi tersebut saya tidak tahu burung yang mana yang bertelur di dalam baskom yang berisikan beras tersebut,” jelasnya.

Nah, saat hamil tua, kandungannya usia 9 bulan, Khatijah juga kembali bermimpi. ”Saat itu saya sedang berada di tepian laut lepas. Dari tengah laut tersebut tiba-tiba datang seorang tua berjubah putih menghampiri saya. Tanpa sepatah katapun, dia memberikan seuntai kalung berlian cantik kali bang. Tapi orang tua itu tak berlama-lama dan juga tidak mengeluarkan sepatah katapun sama aku, langsung aja pigi dia,” urainya.

Tetapi tak lama kepergiannya, sambung Khatijah, kalung yang berada di genggamannya putus hingga batu berliannya berserakan tak menentu. “Dalam mimpi itu aku sedih, kalung permata pemberian orang tua berjubah itupun lenyap setelah terlebih dahulu jatuh berserakan di pasir pantai laut itu Bang. Segala yang kualami dalam mimpi itu tak pernah kuceritakan sama siapapun termasuk juga kepada suamiku bang. Baru inilah kuceritakan,” ujarnya, mengaku takut cerita karena berfikir dapat firasat jelek.

 

SOSOK ELY RASKITA SITEPU

Sementara, sosok wanita yang telah membantu Khatijah hingga bisa sampai ke RSU Insani adalah Ely Raskita Sitepu, wanita pekerja sosial yang selalu mengabdikan dirinya untuk membantu masyarakat tidak mampu.

“Saya bang bisa membantu siapa saja untuk ke rumah sakit seperti ini sepertinya sudah jadi hobi Bang. Jangankan diberitahu, kalau aku dengar aja aku datang melihat. Setelah itu aku ngobrol sama keluarga yang sakit dan kalau mereka butuh bantuan untuk di bawa ke rumah sakit ya aku bantu Bang,” ujar ibu rumah tangga itu.

Membantu orang ini aku lakukan sejak lama bang dan aku melakukannya ikhlas aja dan tak pernah berharap imbalan apapun. Kalau ada rezeki ya aku dikasi ongkos, kalau tidak ya aku pakai uangku sendirilah Bang. tetapi dalam perjalanan ku membantu warga miskin ini tak selamanya juga diterima baik. Kadang juga ya dicemooh orang bang, tapi aku tak pedulikan. Kita serahkan aja sama Allah yang membalasnya. Ini (Khatijah dan Wenly) kami bawa Rabu, 19 Mei dari Pangkalansusu dengan meminjam mobil ambulance RSU Insani,” terang Ely. (zd/trg/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/