25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Bandar Sabu Tikam Istri Muda

Foto: Akbar/PM Amelia saat di Polsek Medan Kota. Ia mengadukan suami yang menikamnya.
Foto: Akbar/PM
Amelia saat di Polsek Medan Kota. Ia mengadukan suami yang menikamnya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tragis benar hidup Amel, wanita muda yang menjadi istri kedua dari seorang bandar narkoba. Hanya gara-gara minta uang belanja, cewek berusia 17 tahun ini ditikam suaminya, Gabe (43).

Dengan kondisi pinggang berdarah, Amel mendatangi Polsekta Medan Kota, Kamis (29/5) siang. Wanita yang menetap di Jalan Pencak, Kel. Pasar Merah Barat, Kec. Medan Kota itu bermaksud melaporkan tindakan bejat suaminya.

“Tolong pak, saya ditikam,” ucap Amel kepada petugas seraya memegang pinggang kanannya yang berdarah.”Tangkap aja itu, Pak. Bandar sabu itu,” sambungnya.

Melihat itu, petugas langsung memintai keterangannya. Tak lama memberikan keterangan, Amel dibawa petugas menggunakan mobil patroli Polsek Medan Kota, korban pun dibawa ke RS Bakti guna keperluan visum. Selang beberapa jam, pinggang sebelah kiri Amel terpaksa mendapat 5 jahitan.

Didampingi ibu dan kakak angkatnya, Amel melanjutkan laporannya ke Polsek Medan Kota. Usai menjalani pemeriksaan, Amel pun menceritakan perlakukan suaminya, Gabe. “Tadi aku mau minta uang belanja sama dia,” ucap Amel saat di depan Polsek Medan Kota.

Namun Gabe memintanya untuk menunggu sebentar, karena dirinya sedang mengonsumsi sabu-sabu. ”Bentar lah aku pompa dulu,” sambung Amel menirukan alasan Gabe saat itu.

Takut pajak Halat tutup dan tak bisa menyiapkan makan siang suaminya, Amel kembali meminta uang belanja. “Aku minta terus bang, karena kan sudah mau siang,” celotehnya.

Akan tetapi, ucapan Amel tersebut membuat Gabe berang dan melemparkan uang Rp 25 ribu dengan pecahan Rp 5 ribu ke wajah Amel. Melihat uang yang tak seberapa diberikan Gabe untuk belanja membuat Amel memintanya kembali. “Mana cukup ini bang untuk belanja, tambahlah,” kenang Amel.

Kemarahan Gabe memuncak hingga mendorong wanita yang lama bermukim di Jalan Senam, Kel. Pasar Medan Barat, Kec. Medan Kota itu ke jendela rumahnya hingga menyebabkan kacanya pecah. Tak hanya itu, pria yang sudah dikaruniai seorang anak dari istri pertamanya ini langsung mengambil serpihan kaca tersebut dan menikamkannya ke pinggang wanita yang hanya tamatan SMP itu.

“Ditolaknya aku ke jendela, habis itu pecah kacanya. Tiba-tiba dari belakang diapainnya (ditikam) aku lagi dan berdarah pinggang aku,” ucap wanita berambut ikal ini.

Tak terima atas perlakukan Gabe tersebut, Amel melarikan diri dari rumah permanen tersebut. Namun, langkah Amel kalah cepat. Gabe keburu menyeretnya ke dalam garasi mobilnya dan menguncinya dari dalam.

“Sempat tolak-tolakan kami bang, habis itu pecah kaca jendelanya. Baru dikurungnya aku di dalam garasi mobilnya,” jelasnya.

Tak mau kehabisan darah di rumah Gabe, Amel pun menghubungi kakak angkatnya yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian. Mendengar itu, bersama dengan orang tua Amel lalu mengeluarkan Amel dari dalam garasi mobil rumah Gabe. Kesal dianiaya suaminya sendiri, Amel didampingi orang tua dan kakak angkatnya memilih membuat laporan ke Polsek Medan Kota. “Sudah sering dia pukulin aku bang, kadang mau dijambak-jambaknya, diseret-seretnya dari luar ke dalam,” kenang Amel.

Menurut salah satu keluarga Amel yang ditemui di Polsek Medan Kota, semula pihak keluarga tidak setuju dengan pernikahan Amel dengan Gabe. Namun, karena Amel tetap ingin menikahi Gabe dan akan meninggalkan rumah jika pernikahannya tidak disetujui membuat orang tuanya setuju. ”Kami sudah nggak setuju, tapi karena si Amel ngancam akan kabur dari rumah kami mau ajalah,” ucap salah satu keluarganya.

Desember lalu, mereka pun dinikahkan di daerah Padangsidimpuan tempat keluarga Gabe. “Nikahnya pun nggak di Medan, di Padangsidimpuan,” sambungnya.

Namun, baru berusia setengah tahun pernikahan mereka, Gabe nekat menikam istrinya sendiri dengan pecahan kaca hanya gara-gara uang belanja. “Baru 6 bulan menikah dah berani dia menikamnya,” katanya.

Menurutnya, sebelum pernikahan berlangsung Amel sempat diungsikan di kawasan Pekan Baru. Namun, karena Gabe mengetahui nomor HP Amel membuatnya lalu melakukan komunikasi dan membujuk Amel untuk kembali ke Medan. “Sempat kami ungsikan ke Pekan Baru, tapi ditelepon-telepon si Gabe dia. Lari dia dari sana,” celotehnya.

Kanit Reskrim Polsek Medan Kota, AKP Faidir Chan mengatakan, segera menindak lanjuti laporan tersebut.

 

MANTAN RESIDIVIS DALAM KASUS NARKOBA

Gabe, siapa yang tak kenal dengan nama tersebut. Bandar sabu-sabu yang sudah berkali-kali masuk penjara itu cukup dikenal di kampungnya, khususnya Kelurahan Pasar Merah Barat. Demi mengamankan aksinya, bandar narkoba ini melengkapi rumahnya dengan CCTV. “Banyak CCTV di rumahnya itu, jadi siapa yang datang tahu,” ucap warga sekitar yang namanya tak mau dikorankan.

Gabe sudah berkali-kali masuk penjara dalam kasus kepemilikan narkoba. “Dari dulu memang main narkoba aja dia,” sambung pria berkepala plontos ini.

Namun, Gabe dikenal senang bergaul dengan di bawah usianya. “Kawannya bukan sebaya dia lagi, anak-anak remaja itulah. Itulah yang dijadikan kakinya untuk jual narkoba,” ucapnya.

Sehingga, Gabe yang sudah puluhan tahun menetap di Jalan Pencak itu kerap mengumpulkan anak-anak remaja di rumahnya. “Sering, anak-anak disini dibawanya ke rumahnya. Ntah ngapain nggak tahu lah, tapi dari pekerjaannya jual narkoba pasti nggak jauh-jauh dari situ,” ucapnya mengakhiri perbincangan. (bar/bd)

Foto: Akbar/PM Amelia saat di Polsek Medan Kota. Ia mengadukan suami yang menikamnya.
Foto: Akbar/PM
Amelia saat di Polsek Medan Kota. Ia mengadukan suami yang menikamnya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tragis benar hidup Amel, wanita muda yang menjadi istri kedua dari seorang bandar narkoba. Hanya gara-gara minta uang belanja, cewek berusia 17 tahun ini ditikam suaminya, Gabe (43).

Dengan kondisi pinggang berdarah, Amel mendatangi Polsekta Medan Kota, Kamis (29/5) siang. Wanita yang menetap di Jalan Pencak, Kel. Pasar Merah Barat, Kec. Medan Kota itu bermaksud melaporkan tindakan bejat suaminya.

“Tolong pak, saya ditikam,” ucap Amel kepada petugas seraya memegang pinggang kanannya yang berdarah.”Tangkap aja itu, Pak. Bandar sabu itu,” sambungnya.

Melihat itu, petugas langsung memintai keterangannya. Tak lama memberikan keterangan, Amel dibawa petugas menggunakan mobil patroli Polsek Medan Kota, korban pun dibawa ke RS Bakti guna keperluan visum. Selang beberapa jam, pinggang sebelah kiri Amel terpaksa mendapat 5 jahitan.

Didampingi ibu dan kakak angkatnya, Amel melanjutkan laporannya ke Polsek Medan Kota. Usai menjalani pemeriksaan, Amel pun menceritakan perlakukan suaminya, Gabe. “Tadi aku mau minta uang belanja sama dia,” ucap Amel saat di depan Polsek Medan Kota.

Namun Gabe memintanya untuk menunggu sebentar, karena dirinya sedang mengonsumsi sabu-sabu. ”Bentar lah aku pompa dulu,” sambung Amel menirukan alasan Gabe saat itu.

Takut pajak Halat tutup dan tak bisa menyiapkan makan siang suaminya, Amel kembali meminta uang belanja. “Aku minta terus bang, karena kan sudah mau siang,” celotehnya.

Akan tetapi, ucapan Amel tersebut membuat Gabe berang dan melemparkan uang Rp 25 ribu dengan pecahan Rp 5 ribu ke wajah Amel. Melihat uang yang tak seberapa diberikan Gabe untuk belanja membuat Amel memintanya kembali. “Mana cukup ini bang untuk belanja, tambahlah,” kenang Amel.

Kemarahan Gabe memuncak hingga mendorong wanita yang lama bermukim di Jalan Senam, Kel. Pasar Medan Barat, Kec. Medan Kota itu ke jendela rumahnya hingga menyebabkan kacanya pecah. Tak hanya itu, pria yang sudah dikaruniai seorang anak dari istri pertamanya ini langsung mengambil serpihan kaca tersebut dan menikamkannya ke pinggang wanita yang hanya tamatan SMP itu.

“Ditolaknya aku ke jendela, habis itu pecah kacanya. Tiba-tiba dari belakang diapainnya (ditikam) aku lagi dan berdarah pinggang aku,” ucap wanita berambut ikal ini.

Tak terima atas perlakukan Gabe tersebut, Amel melarikan diri dari rumah permanen tersebut. Namun, langkah Amel kalah cepat. Gabe keburu menyeretnya ke dalam garasi mobilnya dan menguncinya dari dalam.

“Sempat tolak-tolakan kami bang, habis itu pecah kaca jendelanya. Baru dikurungnya aku di dalam garasi mobilnya,” jelasnya.

Tak mau kehabisan darah di rumah Gabe, Amel pun menghubungi kakak angkatnya yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian. Mendengar itu, bersama dengan orang tua Amel lalu mengeluarkan Amel dari dalam garasi mobil rumah Gabe. Kesal dianiaya suaminya sendiri, Amel didampingi orang tua dan kakak angkatnya memilih membuat laporan ke Polsek Medan Kota. “Sudah sering dia pukulin aku bang, kadang mau dijambak-jambaknya, diseret-seretnya dari luar ke dalam,” kenang Amel.

Menurut salah satu keluarga Amel yang ditemui di Polsek Medan Kota, semula pihak keluarga tidak setuju dengan pernikahan Amel dengan Gabe. Namun, karena Amel tetap ingin menikahi Gabe dan akan meninggalkan rumah jika pernikahannya tidak disetujui membuat orang tuanya setuju. ”Kami sudah nggak setuju, tapi karena si Amel ngancam akan kabur dari rumah kami mau ajalah,” ucap salah satu keluarganya.

Desember lalu, mereka pun dinikahkan di daerah Padangsidimpuan tempat keluarga Gabe. “Nikahnya pun nggak di Medan, di Padangsidimpuan,” sambungnya.

Namun, baru berusia setengah tahun pernikahan mereka, Gabe nekat menikam istrinya sendiri dengan pecahan kaca hanya gara-gara uang belanja. “Baru 6 bulan menikah dah berani dia menikamnya,” katanya.

Menurutnya, sebelum pernikahan berlangsung Amel sempat diungsikan di kawasan Pekan Baru. Namun, karena Gabe mengetahui nomor HP Amel membuatnya lalu melakukan komunikasi dan membujuk Amel untuk kembali ke Medan. “Sempat kami ungsikan ke Pekan Baru, tapi ditelepon-telepon si Gabe dia. Lari dia dari sana,” celotehnya.

Kanit Reskrim Polsek Medan Kota, AKP Faidir Chan mengatakan, segera menindak lanjuti laporan tersebut.

 

MANTAN RESIDIVIS DALAM KASUS NARKOBA

Gabe, siapa yang tak kenal dengan nama tersebut. Bandar sabu-sabu yang sudah berkali-kali masuk penjara itu cukup dikenal di kampungnya, khususnya Kelurahan Pasar Merah Barat. Demi mengamankan aksinya, bandar narkoba ini melengkapi rumahnya dengan CCTV. “Banyak CCTV di rumahnya itu, jadi siapa yang datang tahu,” ucap warga sekitar yang namanya tak mau dikorankan.

Gabe sudah berkali-kali masuk penjara dalam kasus kepemilikan narkoba. “Dari dulu memang main narkoba aja dia,” sambung pria berkepala plontos ini.

Namun, Gabe dikenal senang bergaul dengan di bawah usianya. “Kawannya bukan sebaya dia lagi, anak-anak remaja itulah. Itulah yang dijadikan kakinya untuk jual narkoba,” ucapnya.

Sehingga, Gabe yang sudah puluhan tahun menetap di Jalan Pencak itu kerap mengumpulkan anak-anak remaja di rumahnya. “Sering, anak-anak disini dibawanya ke rumahnya. Ntah ngapain nggak tahu lah, tapi dari pekerjaannya jual narkoba pasti nggak jauh-jauh dari situ,” ucapnya mengakhiri perbincangan. (bar/bd)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/