KARO, SUMUTPOS.CO – Setelah sekian bulan tak terdengar kabar tentang aktivitas vulkanologi gunung Sinabung, Minggu (29/6) malam, gunung tertinggi di Provinsi Sumut itu kembali erupsi dan muntahkan material debu vulkanik. Pada erupsi kemarin ketinggian debu mencapai 4.000 m dan bergerak menuju arah timur.
Sempat timbul kepanikan masyarakat yang bermukim di kawasan sekitar Sinabung, karena dengan mata telanjang dapat terlihat jelas guguran lava pijar turun dengan lantangnya menyusuri jalur yang telah terbentuk sebelumnya. Sementara di sebagian kawasan radius 4-5 KM dari Sinabung terjadi hujan debu vulkanik dengan intensitas lumayan tinggi.
Metro Karo (Grup SUMUTPOS.CO) melaporkan, warga setempat menyebutkan telah terjadi hujan debu vulkanik serta pasir di seputaran Kecamatan Namanteran, meliputi Desa Naman, Sukandebi, Sigaranggarang, dan Sukanalu. Fenomena alam yang sudah biasa dirasakan warga sekitar tidak sempat membuat panik.
Petugas Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gang Kayu Bakar, Desa Ndogumsiroga, Kecamatan Simpangempat, Kabupaten Karo, Ahmad Nabawi ketika dikonfirmasi di posnya menjelaskan, erupsi Minggu (29/6) terjadi pada pukul 20.29 WIB, ketinggian kolom debu mencapai 4 km dan bergerak menuju arah Timur.
“Selain erupsi, juga terjadi luncuran awan panas ke arah Tenggara dengan jarak luncur mencapai 4.500 m. Lama erupsi sekitar 67 menit, dan sampai sekarang tremor masih tinggi,”paparnya.
Dikatakan, diimbau kepada masyarakat sekitar agar kiranya lebih meningkatkan kewaspadaan dan agar tidak masuk ke dalam radius 3 KM (zona merah Sinabung). Mengingat saat ini gunung Sinabung masih berada pada level 3 (Siaga). Hingga berita ini diturunkan, aktivitas tremor dan guguran lava pijar masih terus berlangsung. (riz/smg/rbb)