29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kecanduan Alkohol dan Resiko Kehilangan Ingatan

Kecanduan alkohol yang dialami orang-orang paruh baya mempengaruhi ingatan mereka kelak.
Kecanduan alkohol yang dialami orang-orang paruh baya mempengaruhi ingatan mereka kelak.

SUMUTPOS.CO – Orang-orang di usia paruh baya yang kecanduan minuman beralkohol akan beresiko dua kali lipat kehilangan ingatan di kemudian hari, demikian hasil penelitian terbaru.

Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan pria dan perempuan usia 50-an dan 60-an dengan riwayat penyalahgunaan alkohol lebih cenderung mengalami persoalan ingatan hingga dua dekade kemudian.

Hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam The American Journal of Geriatric Psychiatry ini semakin menguatkan bahwa mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan dapat mengganggu mental dalam jangka panjang.

Para peneliti mengatakan ini adalah persoalan kesehatan masyarakat yang perlu ditangani serius.

Riset ini diawali dengan mengajukan pertanyaan kepada 6.500 orang paruh baya di Amerika Serikat tentang kebiasaan mereka mengonsumsi minuman beralkohol di masa lalu.

Mereka diminta menjawab tiga pertanyaan: Apakah mereka kesal jika dikritik kebiasaan buruk mereka mengkonsumsi minuman beralkohol? Apakah mereka pernah merasa bersalah tentang kebiasaan mengkonsumsi minum beralkohol?
Dan, para responden itu juga ditanya: apakah mereka setiap pagi mengonsumsi minuman beralkohol untuk sekedar menenangkan saraf atau hingga mabuk?
Para peneliti mengatakan, apabila jawabannya “ya” untuk salah satu pertanyaan itu maka orang itu dianggap memiliki masalah dengan alkohol.

KURANGI KEBIASAAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL
Mereka juga disimpulkan memiliki lebih dari dua kali lipat resiko mengalami gangguan ingatan yang parah.

“Kita tahu, alkohol secara umum berpengaruh buruk bagi otak. Tapi ini bukan hanya soal seberapa banyak Anda mengkonsumsi alkohol, tetapi bagaimana hal itu mempengaruhi Anda,” kata pimpinan penelitian, Dr Iain Lang, dari the University of Exeter Medical School, kepada BBC.

“Berapa banyak Anda menenggak minuman beralkohol itu penting. Tapi juga tak kalah penting, seberapa besar pemahaman tentang kebiasaan minum Anda, atau jika ada orang lain memberitahu Anda bahwa Anda memiliki masalah.”
Para peneliti mengatakan kecanduan alkohol merupakan persoalan yang perlu ditangani serius.

Dia kemudian menyarankan, agar mereka mengurangi kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam rentang hari dan mingguan, karena jika dibiarkan akan meningkatkan resiko kehilangan ingatan.

“Tetapi ini bukan untuk mengatakan bahwa mereka harus menjauhkan diri dari minuman beralkohol sama sekali. Sebagaimana mengonsumsi makanan yang sehat, tidak merokok dan menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi minuman wine merah dapat pula membantu mengurangi resiko terkena demensia (kehilangan memori atau ingatan).”
Dr Eric Karran, direktur Alzheimer Research UK, mengatakan: “Meskipun studi seperti ini dapat berguna untuk mengamati tren kesehatan, penting dicatat bahwa mereka tidak dapat menunjukkan sebab dan akibat, dan itu tidak jelas apakah ada faktor lainnya yang mungkin juga mempengaruhinya.” (BBC)

Kecanduan alkohol yang dialami orang-orang paruh baya mempengaruhi ingatan mereka kelak.
Kecanduan alkohol yang dialami orang-orang paruh baya mempengaruhi ingatan mereka kelak.

SUMUTPOS.CO – Orang-orang di usia paruh baya yang kecanduan minuman beralkohol akan beresiko dua kali lipat kehilangan ingatan di kemudian hari, demikian hasil penelitian terbaru.

Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan pria dan perempuan usia 50-an dan 60-an dengan riwayat penyalahgunaan alkohol lebih cenderung mengalami persoalan ingatan hingga dua dekade kemudian.

Hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam The American Journal of Geriatric Psychiatry ini semakin menguatkan bahwa mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan dapat mengganggu mental dalam jangka panjang.

Para peneliti mengatakan ini adalah persoalan kesehatan masyarakat yang perlu ditangani serius.

Riset ini diawali dengan mengajukan pertanyaan kepada 6.500 orang paruh baya di Amerika Serikat tentang kebiasaan mereka mengonsumsi minuman beralkohol di masa lalu.

Mereka diminta menjawab tiga pertanyaan: Apakah mereka kesal jika dikritik kebiasaan buruk mereka mengkonsumsi minuman beralkohol? Apakah mereka pernah merasa bersalah tentang kebiasaan mengkonsumsi minum beralkohol?
Dan, para responden itu juga ditanya: apakah mereka setiap pagi mengonsumsi minuman beralkohol untuk sekedar menenangkan saraf atau hingga mabuk?
Para peneliti mengatakan, apabila jawabannya “ya” untuk salah satu pertanyaan itu maka orang itu dianggap memiliki masalah dengan alkohol.

KURANGI KEBIASAAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL
Mereka juga disimpulkan memiliki lebih dari dua kali lipat resiko mengalami gangguan ingatan yang parah.

“Kita tahu, alkohol secara umum berpengaruh buruk bagi otak. Tapi ini bukan hanya soal seberapa banyak Anda mengkonsumsi alkohol, tetapi bagaimana hal itu mempengaruhi Anda,” kata pimpinan penelitian, Dr Iain Lang, dari the University of Exeter Medical School, kepada BBC.

“Berapa banyak Anda menenggak minuman beralkohol itu penting. Tapi juga tak kalah penting, seberapa besar pemahaman tentang kebiasaan minum Anda, atau jika ada orang lain memberitahu Anda bahwa Anda memiliki masalah.”
Para peneliti mengatakan kecanduan alkohol merupakan persoalan yang perlu ditangani serius.

Dia kemudian menyarankan, agar mereka mengurangi kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam rentang hari dan mingguan, karena jika dibiarkan akan meningkatkan resiko kehilangan ingatan.

“Tetapi ini bukan untuk mengatakan bahwa mereka harus menjauhkan diri dari minuman beralkohol sama sekali. Sebagaimana mengonsumsi makanan yang sehat, tidak merokok dan menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi minuman wine merah dapat pula membantu mengurangi resiko terkena demensia (kehilangan memori atau ingatan).”
Dr Eric Karran, direktur Alzheimer Research UK, mengatakan: “Meskipun studi seperti ini dapat berguna untuk mengamati tren kesehatan, penting dicatat bahwa mereka tidak dapat menunjukkan sebab dan akibat, dan itu tidak jelas apakah ada faktor lainnya yang mungkin juga mempengaruhinya.” (BBC)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/