DAIRI, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga, kembali menggelar Pesta Budaya Njuah-Njuah yang dipusatkan di Gedung Nasional Djauli Manik, Rabu (29/10).
Pesta ini dirangkai dengan karnaval yang membawa luah/buah tangan diikuti kontingen dari 15 kecamatan, organisasi perangkat daerah (OPD), sejumlah sekolah, BUMD, dan kementerian agama yang bergerak dari depan Kantor Bupati Dairi dan dilepas Asisten Administrasi Umum, Oloan Hasugian.
Kedatangan kontingen karnaval disambut Wakil Bupati Dairi Wahyu Daniel Sagala, Ketua DPRD Sabam Sibarani, Wakil Ketua DPRD Wanseptember Situmorang, dan unsur Forkopimda serta tokoh masyarakat Pakpak di depan gedung nasional Djauli Manik.
Kadis Pariwisata, Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Rahmat Syah Munthe menyampaikan, Pesta Njuah-Njuah merupakan salah satu aplikasi kegiatan dan aktualisasi budaya daerah dari program Pemkab Dairi dalam upaya pengembangan dan pelestarian kebudayaan khususnya budaya Pakpak.
Menurut Rahmat, beberapa indikator keberhasilan pembangunan kebudayaan tersebut telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Salah satunya, Pemkab Dairi telah menetapkan status 9 objek diduga cagar budaya menjadi cagar budaya melalui keputusan Bupati berdasarkan rekomendasi tim ahli cagar budaya.
“Dan saat ini, sedang dilaksanakan penyusunan naskah rekomendasi terhadap 12 usulan baru penetapan cagar budaya untuk disampaikan kepada tim hhli cagar budaya,” katanya.
Pesta Njuah-Njuah 2025 akan dilaksanakan selama 2 hari di Gedung Nasional Djauli Manik Sidikalang. “Sedang berbagai perlombaan olahraga tradisional dan permainan rakyat, dilaksanakan di Stadion Panji Sitinjo,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu diperdengarkan sambutan Menteri Pariwisata Fadli Zon.Tokoh masyarakat Pakpak Raja Ardin Ujung menyampaikan, pagelaran Pesta Njuah-Njuah setiap tahun ada kemajuan-kemajuan dilakukan Pemkab Dairi, semoga kedepanya lebih baik lagi.
Sementara tokoh masyarakat Pakpak lainya, Abdul Angkat meminta Pemkab Dairi supaya Pesta Budaya Njuah-Njuah dipatenkan melalui produk peraturan daerah (Perda), sehingga penyelenggaraanya bisa eksis dilakukan dan menjadi agenda tahunan. Ketua DPRD Dairi Sabam Sibarani menyatakan, pesta budaya Njuah-Njuah, merupakan ciri khas bangsa khususnya kebudayaan suku Pakpak. “Pesta Njuah-Njuah juga salahsatu upaya melestarikan budaya Suku Pakpak.
Terkait usulan tokoh masyarakat Pakpak, penyusunan Perda untuk penetapan Pesta Budaya Njuah-Njuah, DPRD bersama Pemkab Dairi akan membahas hal itu dan saya pastikan akan kita tindaklanjuti,” ungkapnya.
Sementara Wakil Bupati Dairi Wahyu Daniel Sagala membacakan sambutan Bupati Dairi, Vickner Sinaga. Dalam sambutan itu disampaikan, Pesta Budaya Njuah-Njuah bukan sekadar perayaan tahunan. Ini adalah cermin rasa syukur dan kebanggaan kita terhadap warisan leluhur budaya Pakpak yang penuh makna, sarat nilai dan menjadi jatidiri masyarakat Dairi.
“Tahun ini, Pesta Budaya Njuah-Njuah mengusung tema, Sada Kata Dok Partedddung, Ulang Mo Berkessen Tanduk, yang bermakna, seia sekata tanpa ada saling kemunapikan dan hasilnya berkat melimpah,” ujarnya.
Bukan hanya sekedar musyawarah untuk mufakat, tapi seutuhnya lahir batin bersih bersatu, katanya lagi. “Tema ini sangat relevan dengan kondisi kita hari ini. Di tengah arus modernisasi dan perubahan zaman, kekuatan terbesar kita sebagai orang Dairi adalah persatuan dan gotongroyong,” sebutnya.
Vickner juga menegaskan, kebudayaan adalah jiwa pembangunan. Tanpa budaya, pembangunan hanya akan menghasilkan kemajuan fisik, tetapi lehilangan makna dan identitas. “Karena itu, melalui Pesta Budaya Njuah-Njuah ini, saya mengajak seluruh masyarakat Dairi untuk terus menjaga, merawat dan melestarikan budaya Pakpak,” pungkasnya. (rud)

