26 C
Medan
Saturday, February 22, 2025
spot_img

Lepas dari Lumpur, Ibu-ibu Teriak: Horee… Alhamdulillah!

Saat Sutias dan Ibu-ibu PKK Dorong Mobil

Jika mobil mogok atau terjebak dalam kubangan lumpur, lazimnya kaum adam yang turun tangan mendorong. Kaum hawa menonton. Tapi para ibu-ibu PKK Sumut kali ini tak sudi berpangku tangan. Tanpa takut berkotor-kotor, mereka ramai-ramai mendorong mobil L300 yang terjebak lumpur jalan. “Satu, dua, tiga… Doroooongg…,” teriak mereka penuh semangat.

DORONG: Ketua Tim Penggerak PKK Sumut Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho(dua dari kanan) menyaksikan rekannya mendorong mobil.//pkk sumut for sumut pos
DORONG: Ketua Tim Penggerak PKK Sumut Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho(dua dari kanan) menyaksikan rekannya mendorong mobil.//pkk sumut for sumut pos

Awal pekan ini, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Utara Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho bersama Tim Monitoring dan Evaluasi Desa Binaan, berkunjung ke Desa Gorak di Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Gorak adalah salah satu desa yang ikut program Peningkatan Peran Wanita Dalam Meningkatkan Kesejahteraan dan Kesehatan (PT P2WKSS) pada tahun 2011.

Ternyata, desa itu cukup terpencil. Letaknya di pinggiran kebun teh Bah Butong, jauh dari pusat kota. Butuh waktu cukup lama mencapainya, dari kota Pematangsiantar.

Saat melakukan kunjungan kerja ke desa ini, Sutias Handayani ingin mengetahui perkembangan desa ini. Sutias bersama rombongan PKK Provsu dan PKK Kabupaten Simalungun, Senin (26/11) lalu, bergerak ke Desa Gorak. Dalam perjalanan menuju desa, rombongan menikmati pemandangan hijau dari kebun teh Bah Butong.

Namun belum puas menikmati hijaunya lautan daun teh, Sutias dan rombongan terpaksa berhenti, karena salah satu mobil rombongan terjebak di jalan yang rusak. Sutias sempat turun dari mobil dan memberi semangat timnya untuk mengeluarkan mobil dari belitan lumpur.
Kondisi jalan menuju Desa Gorak memang tidak bersahabat. Selain rusak, jalan juga banyak berkubang. Hal ini membuat rombongan harus bergerak pelan untuk mencapai desa.

“Kalau begini jauh dan buruknya jalan, bagaimana warga desa bisa cepat beraktivitas ke kota? Kalau ada yang sakit dan harus dirujuk ke rumah sakit, jelas akan banyak rintangan yang dilalui sehingga membahayakan kondisi yang sakit,” kata Sutias menyuarakan kegelisahannya.

Tak mau membiarkan mobil lama-lama terjebak lumpur, rombongan PKK yang mayoritas kaum ibu itu, rame-rame mendorong mobil L300. “Doroooong…,” seru mereka kompak. Dan mobil pun sukses keluar dari kubangan. Karena mobil terjebak ini, tim baru bisa tiba di Desa Gorak menjelang sore sekitar pukul 15.00 WIB.

Tepat di pelataran Gereja GKPS Gorak, Sutias dan rombongan disambut hangat oleh perangkat desa dan seluruh warga. Dalam suasana akrab, Sutias dan rombongan menyalami seluruh warga yang hadir.

Sutias mengaku gembira bisa mengunjungi Desa Gorak. Meski kondisi jalan sangat buruk, namun semangat untuk bertemu warga desa bisa mengatasi semua hambatan yang ditemui. “Tapi kami minta maaf kalau sudah membuat seluruh warga menunggu lama. Kami tadi sempat terjebak di jalan yang buruk ketika menuju kemari. Saya sangat berterima kasih sekali kepada PKK Kabupaten dan Kecamatan yang sudah selalu kemari untuk membina warga desa yang kita cintai ini,” kata Sutias.

Jalan yang buruk, menurut Sutias akan membuat Desa Gorak mengalami 3 kerawanan. Yakni rawan ekonomi, rawan kesehatan dan rawan pendidikan.
Di hadapan puluhan warga yang terdiri dari perangkat desa dan kecamatan, sesepuh desa, tokoh agama, tokoh adat serta ibu- ibu dan anak anak, Sutias berjanji akan menyampaikan kondisi Desa Gorak kepada gubernur.

“Ibu-Ibu dan Bapak-bapak, nanti sepulang dari sini saya akan sampaikan kepada Plt Gubernur Gatot Pujo Nugroho perihal buruknya jalan menuju kemari. Semoga akan ada upaya untuk memperbaiki jalan lebih baik,” kata sang Ketua PKK, yang disambut tepukan semangat seluruh hadirin.
Sutias pun mengaku puas dengan hasil PKK Kab Simalungun, Kecamatan dan Desa Gorak yang sudah berhasil membina 35 warga binaan. Warga binaan bahkan sudah ada yang pandai menjahit dan menerima bantuan mesin jahit, sehingga bisa menghasilkan pakaian untuk dijual.

Kembali Terjebak

Usai acara dan foto bersama Sutias pamit kembali ke Pematangsiantar untuk melanjutkan monitoring dan evaluasi keesokan harinya. Iring-iringan mobil rombongan dilepas dengan senyuman serta lambaian tangan seluruh warga di sepanjang jalan yang dilalui.

Tim kembali melalui jalan semula, dengan berusaha mencari jalan pintas menuju Siantar. Namun, rombongan justru terjebak di jalan yang ternyata lebih buruk dari sebelumnya.

Pada kejadian kedua ini, Sutias tak lagi sekadar memotivasi tim, tapi juga turut membantu mendorong mobil mengingat hari semakin gelap. Selain ikut mendorong bersama ibu-ibu PKK lainnya, Sutias juga ikut mengumpulkan batu, ranting dan kayu untuk mengganjal roda mobil yang terjebak kubangan.
Alhasil pakaian Sutias pun kotor terkena cipratan lumpur dari roda belakang mobil yang tidak kunjung maju. Bersama rombongan lainnya Sutias berusaha mendorong sambil menggoyang-goyangkan badan mobil dengan harapan bisa keluar.

Karena tak kunjung bisa keluar, Sutias menyarankan sopir untuk menarik mobil L300 dengan cara diikat.
“ Tak ada tali kita Bu,” kata sopir dengan wajah cemas.

“ Ya sudah, pakai saja tali sabuk pengaman itu. Pasti kuat dan tahan itu untuk menarik mobil dari kubangan,” kata Sutias mengizinkan sabuk pengaman mobil untuk dipreteli, agar bisa digunakan sebagai tali penarik.

Dan benar saja, berkat pertolongan tali darurat ini dan dibantu didorong para ibu PKK mobil L300 yang sudah dua kali terjebak kubangan dalam sehari itu akhirnya bebas melaju. “Satu.. dua… tiga, doro000onggg….!” seru ibu-ibu.

Setelah beberapa kali usaha, akhirnya mobil L300 itu berhasil keluar dari jebakan lumpur. “Horee… alhamdulillah!” teriak para ibu PKK itu gembira.
Lewat magrib, akhirnya tim PKK Sumut dan Simalungun berhasil meninggalkan jalanan yang buruk dan kembali menuju Pematangiantar. (ril)

Saat Sutias dan Ibu-ibu PKK Dorong Mobil

Jika mobil mogok atau terjebak dalam kubangan lumpur, lazimnya kaum adam yang turun tangan mendorong. Kaum hawa menonton. Tapi para ibu-ibu PKK Sumut kali ini tak sudi berpangku tangan. Tanpa takut berkotor-kotor, mereka ramai-ramai mendorong mobil L300 yang terjebak lumpur jalan. “Satu, dua, tiga… Doroooongg…,” teriak mereka penuh semangat.

DORONG: Ketua Tim Penggerak PKK Sumut Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho(dua dari kanan) menyaksikan rekannya mendorong mobil.//pkk sumut for sumut pos
DORONG: Ketua Tim Penggerak PKK Sumut Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho(dua dari kanan) menyaksikan rekannya mendorong mobil.//pkk sumut for sumut pos

Awal pekan ini, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sumatera Utara Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho bersama Tim Monitoring dan Evaluasi Desa Binaan, berkunjung ke Desa Gorak di Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Gorak adalah salah satu desa yang ikut program Peningkatan Peran Wanita Dalam Meningkatkan Kesejahteraan dan Kesehatan (PT P2WKSS) pada tahun 2011.

Ternyata, desa itu cukup terpencil. Letaknya di pinggiran kebun teh Bah Butong, jauh dari pusat kota. Butuh waktu cukup lama mencapainya, dari kota Pematangsiantar.

Saat melakukan kunjungan kerja ke desa ini, Sutias Handayani ingin mengetahui perkembangan desa ini. Sutias bersama rombongan PKK Provsu dan PKK Kabupaten Simalungun, Senin (26/11) lalu, bergerak ke Desa Gorak. Dalam perjalanan menuju desa, rombongan menikmati pemandangan hijau dari kebun teh Bah Butong.

Namun belum puas menikmati hijaunya lautan daun teh, Sutias dan rombongan terpaksa berhenti, karena salah satu mobil rombongan terjebak di jalan yang rusak. Sutias sempat turun dari mobil dan memberi semangat timnya untuk mengeluarkan mobil dari belitan lumpur.
Kondisi jalan menuju Desa Gorak memang tidak bersahabat. Selain rusak, jalan juga banyak berkubang. Hal ini membuat rombongan harus bergerak pelan untuk mencapai desa.

“Kalau begini jauh dan buruknya jalan, bagaimana warga desa bisa cepat beraktivitas ke kota? Kalau ada yang sakit dan harus dirujuk ke rumah sakit, jelas akan banyak rintangan yang dilalui sehingga membahayakan kondisi yang sakit,” kata Sutias menyuarakan kegelisahannya.

Tak mau membiarkan mobil lama-lama terjebak lumpur, rombongan PKK yang mayoritas kaum ibu itu, rame-rame mendorong mobil L300. “Doroooong…,” seru mereka kompak. Dan mobil pun sukses keluar dari kubangan. Karena mobil terjebak ini, tim baru bisa tiba di Desa Gorak menjelang sore sekitar pukul 15.00 WIB.

Tepat di pelataran Gereja GKPS Gorak, Sutias dan rombongan disambut hangat oleh perangkat desa dan seluruh warga. Dalam suasana akrab, Sutias dan rombongan menyalami seluruh warga yang hadir.

Sutias mengaku gembira bisa mengunjungi Desa Gorak. Meski kondisi jalan sangat buruk, namun semangat untuk bertemu warga desa bisa mengatasi semua hambatan yang ditemui. “Tapi kami minta maaf kalau sudah membuat seluruh warga menunggu lama. Kami tadi sempat terjebak di jalan yang buruk ketika menuju kemari. Saya sangat berterima kasih sekali kepada PKK Kabupaten dan Kecamatan yang sudah selalu kemari untuk membina warga desa yang kita cintai ini,” kata Sutias.

Jalan yang buruk, menurut Sutias akan membuat Desa Gorak mengalami 3 kerawanan. Yakni rawan ekonomi, rawan kesehatan dan rawan pendidikan.
Di hadapan puluhan warga yang terdiri dari perangkat desa dan kecamatan, sesepuh desa, tokoh agama, tokoh adat serta ibu- ibu dan anak anak, Sutias berjanji akan menyampaikan kondisi Desa Gorak kepada gubernur.

“Ibu-Ibu dan Bapak-bapak, nanti sepulang dari sini saya akan sampaikan kepada Plt Gubernur Gatot Pujo Nugroho perihal buruknya jalan menuju kemari. Semoga akan ada upaya untuk memperbaiki jalan lebih baik,” kata sang Ketua PKK, yang disambut tepukan semangat seluruh hadirin.
Sutias pun mengaku puas dengan hasil PKK Kab Simalungun, Kecamatan dan Desa Gorak yang sudah berhasil membina 35 warga binaan. Warga binaan bahkan sudah ada yang pandai menjahit dan menerima bantuan mesin jahit, sehingga bisa menghasilkan pakaian untuk dijual.

Kembali Terjebak

Usai acara dan foto bersama Sutias pamit kembali ke Pematangsiantar untuk melanjutkan monitoring dan evaluasi keesokan harinya. Iring-iringan mobil rombongan dilepas dengan senyuman serta lambaian tangan seluruh warga di sepanjang jalan yang dilalui.

Tim kembali melalui jalan semula, dengan berusaha mencari jalan pintas menuju Siantar. Namun, rombongan justru terjebak di jalan yang ternyata lebih buruk dari sebelumnya.

Pada kejadian kedua ini, Sutias tak lagi sekadar memotivasi tim, tapi juga turut membantu mendorong mobil mengingat hari semakin gelap. Selain ikut mendorong bersama ibu-ibu PKK lainnya, Sutias juga ikut mengumpulkan batu, ranting dan kayu untuk mengganjal roda mobil yang terjebak kubangan.
Alhasil pakaian Sutias pun kotor terkena cipratan lumpur dari roda belakang mobil yang tidak kunjung maju. Bersama rombongan lainnya Sutias berusaha mendorong sambil menggoyang-goyangkan badan mobil dengan harapan bisa keluar.

Karena tak kunjung bisa keluar, Sutias menyarankan sopir untuk menarik mobil L300 dengan cara diikat.
“ Tak ada tali kita Bu,” kata sopir dengan wajah cemas.

“ Ya sudah, pakai saja tali sabuk pengaman itu. Pasti kuat dan tahan itu untuk menarik mobil dari kubangan,” kata Sutias mengizinkan sabuk pengaman mobil untuk dipreteli, agar bisa digunakan sebagai tali penarik.

Dan benar saja, berkat pertolongan tali darurat ini dan dibantu didorong para ibu PKK mobil L300 yang sudah dua kali terjebak kubangan dalam sehari itu akhirnya bebas melaju. “Satu.. dua… tiga, doro000onggg….!” seru ibu-ibu.

Setelah beberapa kali usaha, akhirnya mobil L300 itu berhasil keluar dari jebakan lumpur. “Horee… alhamdulillah!” teriak para ibu PKK itu gembira.
Lewat magrib, akhirnya tim PKK Sumut dan Simalungun berhasil meninggalkan jalanan yang buruk dan kembali menuju Pematangiantar. (ril)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/