30.6 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Bentuk Ekosistem KUR Klaster Jagung, Eddy: Petani Tak Bakal Rugi

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu, bersama petani melalukan penanaman bersama dan membentuk ekosistem Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster jagung di Desa Karing, Kecamatan Berampu, Senin (28/11) lalu.

Kegiatan penanaman bersama dan pembentukan KUR Klaster jagung di Kecamatan Berampu tersebut, merupakan tindak lanjut Program Pertanian Terpadu, seperti yang dicanangkan di Desa Parbuluan 5, Kecamatan Parbuluan, pekan lalu.

Usai penanaman bersama, Eddy menegaskan, saat ini Pemkab Dairi menginginkan agar petani fokus pada pertaniannya saja. Dan pemerintah akan mengambil alih tugas lainnya, seperti kepastian keberadan pupuk, bibit yang baik, dan harga pasca-panen yang terjaga.

“Jadi, kalau petani sudah jadi peserta program KUR Klaster jagung, petani tak akan rugi. Walau pada panen raya nanti harga jual komoditi anjlok, petani tetap mendapat harga sesuai HPP (harga pokok produksi), sehingga tidak akan merugikan petani,” ungkap Eddy.

Menurut Eddy, hal tersebut yang coba dibangun pihaknya di Kabupaten Dairi.

“Dukungan dari berbagai pihak sudah diperoleh, seperti Bapak Gubernur, bahkan Kementerian Pertanian sudah mendukung ide baik ini,” jelasnya.

Dia juga mengatakan, pembentukan ekosistem pertanian KUR Klaster ini, akan terus dilakukan. Melalui program ekosistem besar ini, menurut Eddy, infrastruktur pendukung akan lebih mudah dipenuhi.

“Seperti akses jalan pertanian, hingga industri di hilir, akan jadi lebih mudah kami penuhi,” katanya.

Dia juga menuturkan, Kecamatan Berampu dipilih sebagai ekosistem KUR Klaster, karena sesuai laporan Camat Berampu, kawasan tersebut memiliki sekitar 1.000-2.000 hektare lahan tidur, yang siap ditransformasi atau diolah menjadi lahan produktif.

“Karena kecamatan itu memiliki potensi pertanian cukup bagus, sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan hasil produksi dan menjadi lumbung pertanian,” ujar Eddy.

Pada kesempatan itu, Eddy meyerahkan alat mesin pertanian (alsintan), berupa 3 unit cultivator, satu unit hand tractor, dan 7 unit corn planter dorong. (rud/saz)

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu, bersama petani melalukan penanaman bersama dan membentuk ekosistem Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster jagung di Desa Karing, Kecamatan Berampu, Senin (28/11) lalu.

Kegiatan penanaman bersama dan pembentukan KUR Klaster jagung di Kecamatan Berampu tersebut, merupakan tindak lanjut Program Pertanian Terpadu, seperti yang dicanangkan di Desa Parbuluan 5, Kecamatan Parbuluan, pekan lalu.

Usai penanaman bersama, Eddy menegaskan, saat ini Pemkab Dairi menginginkan agar petani fokus pada pertaniannya saja. Dan pemerintah akan mengambil alih tugas lainnya, seperti kepastian keberadan pupuk, bibit yang baik, dan harga pasca-panen yang terjaga.

“Jadi, kalau petani sudah jadi peserta program KUR Klaster jagung, petani tak akan rugi. Walau pada panen raya nanti harga jual komoditi anjlok, petani tetap mendapat harga sesuai HPP (harga pokok produksi), sehingga tidak akan merugikan petani,” ungkap Eddy.

Menurut Eddy, hal tersebut yang coba dibangun pihaknya di Kabupaten Dairi.

“Dukungan dari berbagai pihak sudah diperoleh, seperti Bapak Gubernur, bahkan Kementerian Pertanian sudah mendukung ide baik ini,” jelasnya.

Dia juga mengatakan, pembentukan ekosistem pertanian KUR Klaster ini, akan terus dilakukan. Melalui program ekosistem besar ini, menurut Eddy, infrastruktur pendukung akan lebih mudah dipenuhi.

“Seperti akses jalan pertanian, hingga industri di hilir, akan jadi lebih mudah kami penuhi,” katanya.

Dia juga menuturkan, Kecamatan Berampu dipilih sebagai ekosistem KUR Klaster, karena sesuai laporan Camat Berampu, kawasan tersebut memiliki sekitar 1.000-2.000 hektare lahan tidur, yang siap ditransformasi atau diolah menjadi lahan produktif.

“Karena kecamatan itu memiliki potensi pertanian cukup bagus, sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan hasil produksi dan menjadi lumbung pertanian,” ujar Eddy.

Pada kesempatan itu, Eddy meyerahkan alat mesin pertanian (alsintan), berupa 3 unit cultivator, satu unit hand tractor, dan 7 unit corn planter dorong. (rud/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/