24 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

PAD Binjai Terus Turun

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Pendapatan Asli Daerah Kota Binjai tercatat terus turun sejak beberapa tahun belakangan ini. Akibatnya, status Kota Binjai turun menjadi kota kecil sekitar tiga yang lalu. PAD merupakan salah satu indikator untuk mengembalikan kembali status Kota Binjai menjadi kota sedang. Namun karena PAD terus anjlok atau tidak tercapai target, buntutnya status Kota Binjai pun turun menjadi kota kecil.

Politisi Partai Amanat Nasional Kota Binjai, Aidil Putra menyatakan rasa herannya karena Pemko yang tidak mampu mencapai realisasi PAD setiap tahunnya. Hal tersebut, dia menilai, karena ada Peraturan Wali Kota yang belum diperbarui.

“Yang hampir capai target, Pajak Bumi Bangunan. Kalau yang lainnya, merosot terus,” kata dia, Senin (30/5).

Selain itu, hingga berita ini ditulis, Anggota komisi C Dewan Perwakilan Rakyat DPRD Kota Binjai ini menyatakan belum ada laporan triwulan pertama dari Pemko Binjai. “Belum ada laporan triwulan pertama ini, sementara sekarang sudah mau masuk triwulan kedua,” ujarnya.

Dia juga menyesalkan sikap Pemerintah Kota Binjai yang belum juga menuliskan laporan PAD pada triwulan pertama tahun 2022 ini. “Bagaimana saya mau beberkan PAD Kota Binjai pada triwulan pertama ini. Sampai saat ini belum ada sama kami,” ujar dia.

Padahal ada sejumlah sektor yang dapat menggenjot PAD Kota Binjai. Namun sayang, keseriusan SKPD terkait dinilai tidak serius. Ditambah lagi Kota Binjai cuma memiliki lima kecamatan. Sudah daerah kecil, PAD pun tidak dimaksimalkan.

Karenanya, dia merasa, kalangan legislatif Kota Binjai sejatinya harus bergandengan tangan bersatu untuk merumuskan dan membentuk Panitia Khusus PAD. Sebab, menurut dia, Kota Binjai mampu meraih PAD sebesar Rp300 miliar.

“Itu masih asumsi saya tanpa ada data. Namun kalau kita libatkan lembaga independen untuk menghitung potensi PAD ini, saya rasa angka yang keluar kemungkinan segitu (Rp300 miliar),” serunya.

Pun begitu, Aidil merasa bergerak sendiri dalam pembentukan Pansus PAD. Alhasil hingga kini, Pansus PAD tak kunjung terbentuk.

“PAD Kota Binjai pernah capai Rp150 miliar setahunnya, tapi tidak ingat persis saya tahun berapa. Namun sekarang, turun terus, tak pernah capai Rp150 miliar lagi,” pungkasnya. (ted/ram)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Pendapatan Asli Daerah Kota Binjai tercatat terus turun sejak beberapa tahun belakangan ini. Akibatnya, status Kota Binjai turun menjadi kota kecil sekitar tiga yang lalu. PAD merupakan salah satu indikator untuk mengembalikan kembali status Kota Binjai menjadi kota sedang. Namun karena PAD terus anjlok atau tidak tercapai target, buntutnya status Kota Binjai pun turun menjadi kota kecil.

Politisi Partai Amanat Nasional Kota Binjai, Aidil Putra menyatakan rasa herannya karena Pemko yang tidak mampu mencapai realisasi PAD setiap tahunnya. Hal tersebut, dia menilai, karena ada Peraturan Wali Kota yang belum diperbarui.

“Yang hampir capai target, Pajak Bumi Bangunan. Kalau yang lainnya, merosot terus,” kata dia, Senin (30/5).

Selain itu, hingga berita ini ditulis, Anggota komisi C Dewan Perwakilan Rakyat DPRD Kota Binjai ini menyatakan belum ada laporan triwulan pertama dari Pemko Binjai. “Belum ada laporan triwulan pertama ini, sementara sekarang sudah mau masuk triwulan kedua,” ujarnya.

Dia juga menyesalkan sikap Pemerintah Kota Binjai yang belum juga menuliskan laporan PAD pada triwulan pertama tahun 2022 ini. “Bagaimana saya mau beberkan PAD Kota Binjai pada triwulan pertama ini. Sampai saat ini belum ada sama kami,” ujar dia.

Padahal ada sejumlah sektor yang dapat menggenjot PAD Kota Binjai. Namun sayang, keseriusan SKPD terkait dinilai tidak serius. Ditambah lagi Kota Binjai cuma memiliki lima kecamatan. Sudah daerah kecil, PAD pun tidak dimaksimalkan.

Karenanya, dia merasa, kalangan legislatif Kota Binjai sejatinya harus bergandengan tangan bersatu untuk merumuskan dan membentuk Panitia Khusus PAD. Sebab, menurut dia, Kota Binjai mampu meraih PAD sebesar Rp300 miliar.

“Itu masih asumsi saya tanpa ada data. Namun kalau kita libatkan lembaga independen untuk menghitung potensi PAD ini, saya rasa angka yang keluar kemungkinan segitu (Rp300 miliar),” serunya.

Pun begitu, Aidil merasa bergerak sendiri dalam pembentukan Pansus PAD. Alhasil hingga kini, Pansus PAD tak kunjung terbentuk.

“PAD Kota Binjai pernah capai Rp150 miliar setahunnya, tapi tidak ingat persis saya tahun berapa. Namun sekarang, turun terus, tak pernah capai Rp150 miliar lagi,” pungkasnya. (ted/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/