TELUK MENGKUDU, SUMUTPOS.CO – Setiap orangtua memiliki cara berbeda dalam mendidik anak. Sayangnya, tak sedikit didikan tersebut malah membuat si anak berontak dan berbuat nekat. Karenanya, para orangtua harus lebih hati-hati.
Apa yang terjadi di keluarga pasangan Paijo (45) dan Saliani (38), mungkin bisa dijadikan contoh. Gara-gara terlalu sering dimarahi, putri sulung mereka malah nekat bunuh diri.
Kemarahan sering muncul karena korban dinilai kurang peduli dengan pekerjaan di rumah. Endang Widiawati (15) ditemukan tewas tergantung di plafon kamarnya, dengan menggunakan tali nilon disambung kain dan tali sepatu, Sabtu (29/7) malam sekira pukul 19.30 wib.
Kejadian itu sontak menghebohkan warga Dusun IV, Desa Bogak Besar, Kec. Teluk Mengkudu. Endang pertama kali ditemukan oleh ibunya. Temuan itu seketika membuat Saliani dan suaminya histeris. Teriak tangis mereka seketika menarik perhatian jiran yang umumnya bekerja sebagai nelayan, karena rumah mereka berada di pesisir pantai.
Suwandi (30), tetangga korban mengatakan, dirinya kerap mendengar Endang bertengkar dengan orangtuanya karena tidak mau membantu pekerjaan di rumah. Ya, Endang kerap dimarahi karena itu.
Kapolsek Teluk Mengkudu, AKP L Marpaung bersama anggota melakukan olah TKP, namun tidak menemukan tanda tanda kekerasan dan unsur tindak pidana.
Dari TKP, polisi mengamankan barang bukti, tali nilon disambung kain dan tali sepatu, celana panjang, jeans warna biru, baju kaos merah, kaos tengtop atau baju kaos dalam dasar putih liris hitam, sebuah BH warna hitam, dan celana dalam warna pink yang dikenakan korban pada saat gantung diri.
“Bagian leher korban ada garis hitam bekas tali gantungan, namun begitu kita melibatkan tenaga medis dari Puskesmas guna memastikannya. Karena pihak keluarga keberatan, sehingga tidak dilakukan otopsi,” bilang Marpaung.
Ditambahkannya, pada saat mereka ke TKP, kondisi mayat sudah diselimuti kain panjang dan wajah ditutup selendang putih. Pada leher korban terdapat garis hitam bekas tali di leher dan tidak ada ditemukan bekas bekas lain yang diduga akibat kekerasan atau tindak pidana. “Jenazah sudah dikuburkan di TPU desa setempat,” tutup Marpaung. (war/ras)