30 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

Tipikor Melempem, Saber Pungli Dipuji

Kantor Polda Sumut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) sepanjang 2017 ini tercatat berhasil mengungkap sembilan kasus dugaan korupsi. Dari kesembilan kasus yang telah dilimpahkan ke jaksa, nilainya kerugian negara yang berhasil diselematkan sebesar Rp1,5 miliar.

Berdasarkan data yang dihimpun, dari kesembilan dugaan korupsi yang diselesaikan polda itu tercatat ada 18 berkas perkara yang rampung dengan 1 berkas perkara yang di-SP3 (dihentikan) penyidikannya.

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut melalui Kasubbid Penmas AKBP MP Nainggolan, mengatakan kesembilan dugaan korupsi yang dituntaskan ini merupakan utang perkara di tahun-tahun sebelumnya.

“Sementara, untuk laporan dugaan korupsi yang masuk di tahun ini ada tiga,” ujar Nainggolan, kepada Sumut Pos, Minggu (30/7).

Ditanyakan apa saja kesembilan kasus dugaan korupsi yang sudah rampung dan tiga laporan dugaan korupsi yang sedang ditangani, juru bicara Polda Sumut ini mengaku belum memiliki data yang lebih akurat. “Kalau itu coba tanyakan langsung ke Ditreskrimsus. Kami cuma dikasih data begini saja, tapi tidak mendetail untuk apa saja kasusnya, “ungkap Nainggolan.

Menyikapi hal ini, lembaga pemerhati kinerja kepolisian, Polri Watch, meminta agar Polda Sumut transparan untuk dalam memberikan laporan dugaan korupsi yang tengah mereka selidiki. Masyarakat, katanya berhak tahu kasus korupsi apa yang tengah menjadi bahan penyelidikan oleh polisi.

“Masyarakat berhak untuk tahu uang apa yang dikorupsi pemerintah. Saya harap Polda bisa lebih transparan dalam membeberkan kasus-kasus korupsi yang tengah mereka selidiki. Artinya kalau bersih kenapa harus risih, ” ungkap Direktur Polri Watch, Abdul Karim Salam, atau yang akrab disapa Salum, kepada Sumut Pos, Minggu (30/7).

Salum lantas mengkritisi Polda yang sejak 2017 ini seakan kurang bergairah dalam mengungkap sejumlah kasus korupsi. Menurutnya, jarang terdengar kabar Polda Sumut mengusut dan menangkap para pelaku dugaan korupsi di Sumut beberapa waktu belakangan ini.

“Kok kayaknya agak melempem, ya. Kurang kedengaran berita Polda sedang mengungkap atau mengusut kasus dugaan korupsi. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, medio 2010-2012 sering terdengar pengusutan soal kasus korupsi. Tidak tahu juga kita, apakah memang sudah mulai bersih korupsi di Sumut ini atau cemana,” sebutnya heran.

Menurutnya, di tahun 2010-2013 Polda banyak mengurusi kasus korupsi, seperti kasus dugaan korupsi mantan Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, kemudian mantan Dirut Tirtanadi, Azzam Rizal yang nilainya miliaran.

“Tapi sepertinya tahun ini dan tahun sebelumnya seperti adem ayem, tak ada terdengar berita polda sedang mengusut kasus apa. Bingung juga kita. Itu tadi kembali ke pertanyaan semula, apa Sumut ini sudah benar-benar bersih dari korupsi atau cemana, saya juga tanda tanya itu,” ungkap Salum.

Namun dia mengaku tak lupa untuk memberikan apresiasi atas kinerja Tim Saber Pungli Polda yang beberapa hari ini menangkap sejumlah pungutan liar yang terjadi. “Tapi jangan sekedar ditangkap yang bawahannya saja, korupsi itu sistemik ya, tidak mungkin berjalan sendiri dilakukan oleh bawahan tanpa diketahui atasannya. Harusnya fair lah, siapapun yang terlibat ya ditangkap, “tegasnya. (dvs/azw)

Kantor Polda Sumut.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) sepanjang 2017 ini tercatat berhasil mengungkap sembilan kasus dugaan korupsi. Dari kesembilan kasus yang telah dilimpahkan ke jaksa, nilainya kerugian negara yang berhasil diselematkan sebesar Rp1,5 miliar.

Berdasarkan data yang dihimpun, dari kesembilan dugaan korupsi yang diselesaikan polda itu tercatat ada 18 berkas perkara yang rampung dengan 1 berkas perkara yang di-SP3 (dihentikan) penyidikannya.

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut melalui Kasubbid Penmas AKBP MP Nainggolan, mengatakan kesembilan dugaan korupsi yang dituntaskan ini merupakan utang perkara di tahun-tahun sebelumnya.

“Sementara, untuk laporan dugaan korupsi yang masuk di tahun ini ada tiga,” ujar Nainggolan, kepada Sumut Pos, Minggu (30/7).

Ditanyakan apa saja kesembilan kasus dugaan korupsi yang sudah rampung dan tiga laporan dugaan korupsi yang sedang ditangani, juru bicara Polda Sumut ini mengaku belum memiliki data yang lebih akurat. “Kalau itu coba tanyakan langsung ke Ditreskrimsus. Kami cuma dikasih data begini saja, tapi tidak mendetail untuk apa saja kasusnya, “ungkap Nainggolan.

Menyikapi hal ini, lembaga pemerhati kinerja kepolisian, Polri Watch, meminta agar Polda Sumut transparan untuk dalam memberikan laporan dugaan korupsi yang tengah mereka selidiki. Masyarakat, katanya berhak tahu kasus korupsi apa yang tengah menjadi bahan penyelidikan oleh polisi.

“Masyarakat berhak untuk tahu uang apa yang dikorupsi pemerintah. Saya harap Polda bisa lebih transparan dalam membeberkan kasus-kasus korupsi yang tengah mereka selidiki. Artinya kalau bersih kenapa harus risih, ” ungkap Direktur Polri Watch, Abdul Karim Salam, atau yang akrab disapa Salum, kepada Sumut Pos, Minggu (30/7).

Salum lantas mengkritisi Polda yang sejak 2017 ini seakan kurang bergairah dalam mengungkap sejumlah kasus korupsi. Menurutnya, jarang terdengar kabar Polda Sumut mengusut dan menangkap para pelaku dugaan korupsi di Sumut beberapa waktu belakangan ini.

“Kok kayaknya agak melempem, ya. Kurang kedengaran berita Polda sedang mengungkap atau mengusut kasus dugaan korupsi. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, medio 2010-2012 sering terdengar pengusutan soal kasus korupsi. Tidak tahu juga kita, apakah memang sudah mulai bersih korupsi di Sumut ini atau cemana,” sebutnya heran.

Menurutnya, di tahun 2010-2013 Polda banyak mengurusi kasus korupsi, seperti kasus dugaan korupsi mantan Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, kemudian mantan Dirut Tirtanadi, Azzam Rizal yang nilainya miliaran.

“Tapi sepertinya tahun ini dan tahun sebelumnya seperti adem ayem, tak ada terdengar berita polda sedang mengusut kasus apa. Bingung juga kita. Itu tadi kembali ke pertanyaan semula, apa Sumut ini sudah benar-benar bersih dari korupsi atau cemana, saya juga tanda tanya itu,” ungkap Salum.

Namun dia mengaku tak lupa untuk memberikan apresiasi atas kinerja Tim Saber Pungli Polda yang beberapa hari ini menangkap sejumlah pungutan liar yang terjadi. “Tapi jangan sekedar ditangkap yang bawahannya saja, korupsi itu sistemik ya, tidak mungkin berjalan sendiri dilakukan oleh bawahan tanpa diketahui atasannya. Harusnya fair lah, siapapun yang terlibat ya ditangkap, “tegasnya. (dvs/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/