SAMOSIR, SUMUTPOS.CO – Danau Toba makin intens menggarap even sport tourism kelas dunia. Yang terbaru, ada Samosir Lake Toba Ultra Marathon yang siap digelar 23 September 2017. Di sini para pelari akan disuguhkan panorama sawah menghijau, udara yang sejuk, serta lekukan perbukitan yang membentuk pola lukisan alam yang natural yang dibingkai dengan birunya air Danau Toba.
“Ini lomba lari yang terunik di Indonesia karena merupakan satu-satunya lomba lari yang dilakukan di pinggir danau. Selain itu, jalurnya juga sangat menantang karena tanjakan dan turunannya cukup sulit dan ekstrim dibanding Bali Marathon,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, Ombang Siboro, Rabu (30/8).
Berlari di Samosir diyakini akan membawa sensasi tersendiri. Di sini peserta akan dimanjakan pemandangan Danau Toba yang mengelilingi Pulau Samosir. Suasana yang sejuk dan menyegarkan, hamparan air jernih yang berwarna biru, dan juga pemandangan mempesona beberapa pegunungan hijau, dipastikan siap menyapa peserta.
Panorama danau raksasa di ketinggian 900 meter di atas permukaan laut juga bisa dilihat langsung dari dekat. Semua peserta diyakini bakal terbius pesona Danau Toba lantaran ukurannya yang sangat jumbo. Inilah danau terbesar kedua setelah Danau Victoria di Afrika.
Saking luasnya, Danau Toba hampir menyerupai sebuah lautan. Kedalamannya pun sangat fantastis. Menembus 450 meter. Saking dalamnya Danu Toba disebut-sebut sebagai danau terdalam di dunia.
Selain panorama, kampung-kampung tradisional juga siap menyambut peserta. Semua bakal disuguhkan lengkap dengan atraksi budaya dengan ragam tarian serta musik tradisional seperti tarian tor-tor dan budaya Batak lainnya. “Mula-mula para peserta lomba akan melewati Sianjur. Ini merupakan destinasi wisata yang dikelilingi sawah dengan pemandangan indah,” tambah Ombang.
Setelah itu, ada Batu Hobon, situs yang terletak di Desa Limbong Sagala. Batu ini sakral karena merupakan tempat Si Raja Batak menyimpan harta bendanya. “Lintasan lari juga cukup memberikan tantangan bagi pelari. Mereka berlari dengan lintasan menanjak dan menurun. Start-nya mulai dari pemandian air hangat Resor Sitio-tio Panguruan. Finish-nya juga sama. Setelah berlari, mereka bisa berkunjung ke obyek-obyek wisata yang ada di Samosir dan Danau Toba,” jelasnya.
Event yang sudah digelar untuk ketiga kalinya ini merupakan rangkaian program Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir yang diselenggarakan Running Explorer, bekerja sama dengan Horas Halak Hita Toba International Detour dan didukung Kementerian Pariwisata.
Dalam even marathon ini, ada 4 kategori yang diperlombakan. Pertama, kelas 50 kilometer. Setelah itu, 25 kilometer. Dua lainnya, 10 kilometer dan 5 kilometer.
“Kita targetkan pesertanya melebihi tahun lalu yang mencapai 1.050 dari 16 negara. Tahun ini  bisa dua kali lipatnya,” ujarnya.
Menpar Arief Yahya menyambut gembira dan positif atas penyelenggalaraan semua event internasional di destinasi wisata Danau Toba. Baginya, ini merupakan jurus jitu untuk mengenalkan Danau Toba ke berbagai penjuru dunia.
“Event ini sangat mungkin untuk mendunia. Semua sudah world class. Secara material sudah kuat dan rider-rider luar negeri selalu ikut ambil bagian. Karenanya sport event atau sport tourism itu cukup strategis digelar di destinasi wisata prioritas seperti Danau Toba. Sebab, 60 persen dari mereka yang datang, akan datang kembali ke Danau Toba. Angka itu sudah sudah disurvey dan cukup akurat,” ujar Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. (rel)