MEDAN, SUMUTPOS.CO -Bakal calon (Balon) Gubsu, Tuani Lumbantobing punya cerita yang panjang di Partai Demokrat. Sebelum menyebrang ke Partai Hanura, Tuani sudah lebih dari 13 tahun bergabung di Partai Demokrat.
“Selama 13 tahun saya besarkan Demokrat di Tapteng. Bagi saya Demokrat adalah keluarga,” kata Tuani didampingi Ketua Tim Pemenangan, Yonge Sihombing kepada wartawan usai menyerahkan dokumen pendaftaran ke tim penjaringan Balon Gubsu di Kantor Frwan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Sumut Jalan Abdullah Lubis, Rabu (30/8).
Tuani berujar bahwa dirinya punya hubungan yang baik dengan pengurus Partai Demokrat ditingkat dewan pimpinan pusat (DPP). Meski begitu, dia tetap mengikuti mekanisme yang berlaku di internal partai.
Menyebrang ke Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan meninggalkan Partai Demokrat juga dianggap Tuani adalah hal biasa. Sebab, tidak ada satupun parpol di Sumut yang bisa mengusung pasangan calon (Paslon) sendiri tanpa berkoalisi dengan parpol lain.
“Hanura kan cuma 10 kursi. Walaupun saya Ketua Hanura, ke Demokrat tetap harus datang untuk berkoalisi. Saya diberikan Tuhan kemampuan, kenapa saya tidak pergunakan untuk berbuat sesuatu di sumut,”imbuhnya.
Mantan Bupati Tapteng itu pun mengungkapkan rasa percaya dirinya (pede) bisa di usung oleh Partai Hanura. Meski sudah di depak oleh Osman Sapta.
“Saya mantan Ketua Hanura, saya tahu aturan main di dalamnya. Walaupun ada isu bahwa Hanura mendukung calon tertentu, itu belum pasti. Karena kewenangan mutlak ada di ketua umum. Saya pikir semua parpol seperti itu,” sebutnya.
Bukan tidak mungkin, kata dia, Partai Hanura mendukung dirinya. Setelah melihat rekam jejaknya. “Ketua partai ditingkat provinsi belum tentu diusung. Maaf, contohnya Pak Milwan (Mantan Ketua Demokrat Sumut). Saat dia menjabat, malah Demokrat mengusung Amri Tambunan. Bukan tidak mungkin pak SBY dan Pak OSO juga mengusung saya, walaupun saya tidak mendaftar ke Hanura,” katanya penuh percaya diri.
Beranjak atau perpindahan dari Demokrat ke Partai Hanura waktu itu dianggapnya sebagai jalan Tuhan dan bukan sebagi tindakan penghianatan. “Ada hikmah dibalik itu semua. Jadi saya kenal teman-teman parpol lain. Tokoh nasional juga banyak pindah dari satu parpol ke parpol lain,”ungkapnya.
Tuani menyebut bahwa dirinya saat ini tidak tergabung dalam parpol manapun. Walaupun demikian, dia tetap yakin ada parpol yang mau mengusungnya.
“Sesaat sbelum terjun ke politik dan memutuskan maju Pilkada Tapteng priode pertama, saya adalah birokrat yang 7 tahun lagi baru akan pensiun. Waktu itu Demokrat datang meminang, setelah dipertimbangkan akhirnya saya menerima pinangan itu. Dan biar sejarah dan pengalaman yang bicara,”terangnya.