25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Berastagi Longsor, Awas Pelancong

LONGSOR: Warga berjalan di antara tebing yang longsor di Gundaling II Jalan Ikuten, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Minggu (1/12). Dalam peristiwa tersebut sedikitnya 9 orang warga tewas akibat tertimbun tanah.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
LONGSOR: Warga berjalan di antara tebing yang longsor di Gundaling II Jalan Ikuten, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Minggu (1/12). Dalam peristiwa tersebut sedikitnya 9 orang warga tewas akibat tertimbun tanah.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

Berastagi-Keinginan warga untuk menikmati pergantian tahun di Berastagi Kabupaten Karo tampaknya harus dipikirkan dengan matang. Selain aktivitas Gunung Sinabung yang belum berhenti bahkan malah meningkat, ancaman kemacetan luar biasa yang akan dihadapi pelancong pun diprediksi pasti terjadin
Pasalnya, longsor badan jalan di Jalan Jamin Ginting km 58 dekat Tugu Perjuangan Berastagi belum berhasil dibenahi.  Menurut Kapolsek Berastagi, Kompol Juben MS Sagala, longsor berlangsung di sekitar Gang Pokok Nangka, Lingkungan Listrik Bawah, Kelurahan Tambak Lau Mulgab I , dua kali saat hujan deras sejak siang mengguyur Berastagi. Yang pertama Minggu (29/12) pukul 08.45 WIB terdapat di titik trotoar jalan, baru berikutnya 15 menit kemudian badan jalan yang selama beberapa tahun terakhir aspalnya sudah kelihatan miring ikut turun ke bawah sepanjang 60 meter.

Kejadian ini sangat menganggu arus keluar masuk Berastagi. Pasalnya alan yang amblas selama ini seperti urat nadi perhubungan kota karena hanya berjarak sekitar 500 meter dari Tugu Perjuangan Berastagi. Sebagaimana diungkap Kompol Juben MS Sagala, langkah buka tutup arus lalu lintas kini menjadi prioritas utama.

Sementara dalam rangka arus balik tahun baru maupun wisata, jika nantinya model buka tutup tampak memakan waktu dan kemacetan, tentu masyarakat diimbau untuk melalui jalur jalan alternatif Tongkoh-Jaranguda untuk tiba di Berastagi. Sebaliknya bagi yang ingin menuju luar daerah Kab Karo seperti Dairi-Pakpak Bharat, Sumut, maupun Aceh diharapkan menggunakan jalur jalan lingkar Tongkoh-Tiga Panah.

“Saat ini tempatkan petugas kita guna mengatur arus lalu lintas dan menjaga rasa aman bagi pengguna jalan, selebihnya merupakan tanggung jawab pemerintah,” terang Kompol Juben .

Di sisi lain, Gunung Sinabung belum juga berhenti menggeliat. Erupsi Sinabung bukan hanya
mengeluarkan asap panas saja, tapi sudah mengeluarkan lava pijar bersamaan dengan api yang keluar dari perut gunung di Kabupaten Karo, Senin (30/12) kemarin.

Hingga pukul 18.00 WIB, pengungsi Gunung Sinabung terus bertambah hingga mencapai 19.126 jiwa (5.979 KK). Pengungsi ini  tersebar di 31 titik. Sebelumnya Minggu (29/12) pengungsi 18,821 jiwa (5.946 KK). “Bertambahnya pengungsi ini disebabkan aparat memerintahkan warga di dalam radius 5 Km segera mengungsi kembali setelah sebelumnya beberapa warga kembali ke rumahnya. Selain itu juga disebabkan ada peningkatan aktivitas gunung,”ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemprovsu Asren Nasution, pada wartawan Senin (30/12) di Kantor DPRD Sumut.

Pada hari ini, sambung Asren (Senin 30/12) terjadi luncuran awan panas dan tiga kali erupsi. Pada pagi pukul 07.45 WIB terjadi guguran awan panas ke arah Tenggara 1,5 km. Info warga Desa Tigapancur, awan panas cepat sekali luncurannya dan tanpa disertai kolom debu seperti saat erupsi yang biasanya.

“Pada 14:17 WIB terjadi erupsi tinggi kolom erupsi 4.000 meter dari puncak, arah angin ke Timur. Lama Gempa erupsi 152 detik.

Erupsi kedua terjadi pukul 14:33 WIB. Tinggi kolom erupsi 1.200 meter, tertiup arah angin ke Timur. Lama  erupsi 87 detik,” beber Asren.

Keterangan Asren sesuai pernyataan yang disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  Sutopo Purwo Nugroho kemarin. Sutopo menambahkan status Sinabung belum bias diturunkan.  “PVMBG masih menetapkan status Gunun Sinabung masih Awas. Warga di radius 5 km dari puncak kawah dilarang melakukan aktivitas karena berbahaya,” ujarnya.

Malam Tahun Baru Hujan
Tidak diketahui secara pasti sampai kapan pengungsi harus tetap berada di pengungsian karena tergantung dari aktivitas Gunung Sinabung. Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah memerintahkan melakukan langkah-langkah antisipasi dengan berpedoman pada skenario terburuk dari erupsi Gunung Sinabung. “Logistik dan titik-titik mana yang harus disiapkan jika ada pertambahan pengungsi. Jumlah ternak dan di mana saja ternak harus dievakuasi,” beber Sutopo.

Dikatakan, BNPB bersama kementerian/lembaga terus berkoordinasi untuk mendampingi kepada Pemda dalam penanganan Sinabung. Pemda Karo dan Pemda Prov Sumut terus didorong agar lebih berperan.

Sementara, Kota Medan hingga Januari 2014 diprediksi akan tetap diguyur hujan seperti yang terjadi beberapa hari ini. Namun intensitas yang dikeluarkan tidaklah sebanyak kemarin. Kepala Pusat data dan Informasi BMKG Wilayah I Sumut-Aceh, Hendra Swarta melalui Staf Informasi, Rika menyebutkan hujan yang turun dua hari terakhir volumenya mencapai 56 MM per hari.

Jumlah itu dikatakannya cukup besar, untuk itu dia mengimbau warga yang tinggal dibantaran sungai untuk segera meninggalkan tempat tinggalnya. “ Kalau keadaan normal curah hujan di berkisar 20-25 MM perhari, namun dimusim penghujan saat ini jumlah 56 MM dapat dikatakan sedang,” ujarnya kepada Sumut Pos, Senin (30/12).

Rika menuturkan malam tahun baru diprediksi akan tetap turun hujan, namun intensitas mulai dari ringan hingga sedang. Mengenai angin, dia mengaku kecepatan saat ini mencapai 15 Knot atau 30 KM perjam. “ Kalau keadaan normal kecepatan angin hanya berkisar diangka 5-15 Knot,” katanya. (riz/nng/smg/sam/rud/dik/rbb)

LONGSOR: Warga berjalan di antara tebing yang longsor di Gundaling II Jalan Ikuten, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Minggu (1/12). Dalam peristiwa tersebut sedikitnya 9 orang warga tewas akibat tertimbun tanah.//AMINOER RASYID/SUMUT POS
LONGSOR: Warga berjalan di antara tebing yang longsor di Gundaling II Jalan Ikuten, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Minggu (1/12). Dalam peristiwa tersebut sedikitnya 9 orang warga tewas akibat tertimbun tanah.//AMINOER RASYID/SUMUT POS

Berastagi-Keinginan warga untuk menikmati pergantian tahun di Berastagi Kabupaten Karo tampaknya harus dipikirkan dengan matang. Selain aktivitas Gunung Sinabung yang belum berhenti bahkan malah meningkat, ancaman kemacetan luar biasa yang akan dihadapi pelancong pun diprediksi pasti terjadin
Pasalnya, longsor badan jalan di Jalan Jamin Ginting km 58 dekat Tugu Perjuangan Berastagi belum berhasil dibenahi.  Menurut Kapolsek Berastagi, Kompol Juben MS Sagala, longsor berlangsung di sekitar Gang Pokok Nangka, Lingkungan Listrik Bawah, Kelurahan Tambak Lau Mulgab I , dua kali saat hujan deras sejak siang mengguyur Berastagi. Yang pertama Minggu (29/12) pukul 08.45 WIB terdapat di titik trotoar jalan, baru berikutnya 15 menit kemudian badan jalan yang selama beberapa tahun terakhir aspalnya sudah kelihatan miring ikut turun ke bawah sepanjang 60 meter.

Kejadian ini sangat menganggu arus keluar masuk Berastagi. Pasalnya alan yang amblas selama ini seperti urat nadi perhubungan kota karena hanya berjarak sekitar 500 meter dari Tugu Perjuangan Berastagi. Sebagaimana diungkap Kompol Juben MS Sagala, langkah buka tutup arus lalu lintas kini menjadi prioritas utama.

Sementara dalam rangka arus balik tahun baru maupun wisata, jika nantinya model buka tutup tampak memakan waktu dan kemacetan, tentu masyarakat diimbau untuk melalui jalur jalan alternatif Tongkoh-Jaranguda untuk tiba di Berastagi. Sebaliknya bagi yang ingin menuju luar daerah Kab Karo seperti Dairi-Pakpak Bharat, Sumut, maupun Aceh diharapkan menggunakan jalur jalan lingkar Tongkoh-Tiga Panah.

“Saat ini tempatkan petugas kita guna mengatur arus lalu lintas dan menjaga rasa aman bagi pengguna jalan, selebihnya merupakan tanggung jawab pemerintah,” terang Kompol Juben .

Di sisi lain, Gunung Sinabung belum juga berhenti menggeliat. Erupsi Sinabung bukan hanya
mengeluarkan asap panas saja, tapi sudah mengeluarkan lava pijar bersamaan dengan api yang keluar dari perut gunung di Kabupaten Karo, Senin (30/12) kemarin.

Hingga pukul 18.00 WIB, pengungsi Gunung Sinabung terus bertambah hingga mencapai 19.126 jiwa (5.979 KK). Pengungsi ini  tersebar di 31 titik. Sebelumnya Minggu (29/12) pengungsi 18,821 jiwa (5.946 KK). “Bertambahnya pengungsi ini disebabkan aparat memerintahkan warga di dalam radius 5 Km segera mengungsi kembali setelah sebelumnya beberapa warga kembali ke rumahnya. Selain itu juga disebabkan ada peningkatan aktivitas gunung,”ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemprovsu Asren Nasution, pada wartawan Senin (30/12) di Kantor DPRD Sumut.

Pada hari ini, sambung Asren (Senin 30/12) terjadi luncuran awan panas dan tiga kali erupsi. Pada pagi pukul 07.45 WIB terjadi guguran awan panas ke arah Tenggara 1,5 km. Info warga Desa Tigapancur, awan panas cepat sekali luncurannya dan tanpa disertai kolom debu seperti saat erupsi yang biasanya.

“Pada 14:17 WIB terjadi erupsi tinggi kolom erupsi 4.000 meter dari puncak, arah angin ke Timur. Lama Gempa erupsi 152 detik.

Erupsi kedua terjadi pukul 14:33 WIB. Tinggi kolom erupsi 1.200 meter, tertiup arah angin ke Timur. Lama  erupsi 87 detik,” beber Asren.

Keterangan Asren sesuai pernyataan yang disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  Sutopo Purwo Nugroho kemarin. Sutopo menambahkan status Sinabung belum bias diturunkan.  “PVMBG masih menetapkan status Gunun Sinabung masih Awas. Warga di radius 5 km dari puncak kawah dilarang melakukan aktivitas karena berbahaya,” ujarnya.

Malam Tahun Baru Hujan
Tidak diketahui secara pasti sampai kapan pengungsi harus tetap berada di pengungsian karena tergantung dari aktivitas Gunung Sinabung. Kepala BNPB, Syamsul Maarif, telah memerintahkan melakukan langkah-langkah antisipasi dengan berpedoman pada skenario terburuk dari erupsi Gunung Sinabung. “Logistik dan titik-titik mana yang harus disiapkan jika ada pertambahan pengungsi. Jumlah ternak dan di mana saja ternak harus dievakuasi,” beber Sutopo.

Dikatakan, BNPB bersama kementerian/lembaga terus berkoordinasi untuk mendampingi kepada Pemda dalam penanganan Sinabung. Pemda Karo dan Pemda Prov Sumut terus didorong agar lebih berperan.

Sementara, Kota Medan hingga Januari 2014 diprediksi akan tetap diguyur hujan seperti yang terjadi beberapa hari ini. Namun intensitas yang dikeluarkan tidaklah sebanyak kemarin. Kepala Pusat data dan Informasi BMKG Wilayah I Sumut-Aceh, Hendra Swarta melalui Staf Informasi, Rika menyebutkan hujan yang turun dua hari terakhir volumenya mencapai 56 MM per hari.

Jumlah itu dikatakannya cukup besar, untuk itu dia mengimbau warga yang tinggal dibantaran sungai untuk segera meninggalkan tempat tinggalnya. “ Kalau keadaan normal curah hujan di berkisar 20-25 MM perhari, namun dimusim penghujan saat ini jumlah 56 MM dapat dikatakan sedang,” ujarnya kepada Sumut Pos, Senin (30/12).

Rika menuturkan malam tahun baru diprediksi akan tetap turun hujan, namun intensitas mulai dari ringan hingga sedang. Mengenai angin, dia mengaku kecepatan saat ini mencapai 15 Knot atau 30 KM perjam. “ Kalau keadaan normal kecepatan angin hanya berkisar diangka 5-15 Knot,” katanya. (riz/nng/smg/sam/rud/dik/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/