BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, bekerja sama dengan Dinas Pertanian Tapanuli Selatan kembali menyelenggarakan Gelar Karya Tani Mandiri 2018 bertemakan “Merengkuh Asa Petani Untuk Mewujudkan Kesejahteraan dan Ketahanan Pangan”, 1-2 September 2018 di Sopo Daganak, Batangtoru.
Kegiatan yang bertujuan mendorong peningkatan kesejahteraan para petani, serta kemandirian dan ketahanan pangan di Batangtoru dan Muara Batangtoru ini digelar dalam bentuk seminar dan program peningkatan kapasitas bagi sekitar 500 orang petani.
Senior Manager Community, Pramana Triwahjudi, menuturkan 70 persen dari masyarakat Batangtoru memiliki mata pencarian bertani. Keberadaan para petani tidak dapat lagi dipandang sebelah mata karena kehadiran mereka sebagai tulang punggung ketahanan pangan nasional. Kendati demikian, keberhasilan para petani juga tak dapat dilepaskan dari peran para pemangku kepentingan.
“Di GKTM 2018 kami memberi penekanan pada pentingnya peranan dan kesamaan sudut pandang para pemangku kepentingan terkait seperti pemerintah daerah dan setempat, akademisi, dan lainnya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyamakan visi para pemangku kepentingan demi mewujudkan ketahanan pangan, merumuskan strategi kemitraan multi pihak yang berkelanjutan, dan menjadi media interaksi antara petani dengan pemangku kepentingan” jelas Pramana.
Para pembicara seminar yang mengambil tema “Peran Pemangku Kepentingan dalam Upaya Penguatan Rantai Usaha Tani” berasal dari UPT Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara, Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Selatan, PT BISI International Tbk., dan Fakultas Pertanian Universitas Graha Nusantara, Padangsidimpuan serta PT Agincourt Resources.
Program peningkatan kapasitas petani mengusung tema “Petani SUPRA (Sukses, Produktif dan Aktif)”. Adapun, petani sukses berarti petani mampu menerapkan pola kemandirian dan profesionalisme. Produktif menandakan petani yang terampil dalam budidaya dan inovasi yang menunjang produksi. Sedangkan aktif berarti keluwesan petani dalam memperkuat jaringan dan berpartisipasi aktif di masyarakat.
Adapun, sasaran dari GKTM 2018 yakni untuk mengupayakan kepastian rantai usaha tani yang berkelanjutan dengan terus meningkatkan daya saing teknologi dan ekonomi, mendorong semangat usaha tani untuk meningkatkan perekonomian domestik serta penyegaran mental dan jasmani para petani.
Selain para petani dari berbagai kelompok di Batangtoru dan Muara Batangtoru, GKTM 2018 juga mengundang kelompok usaha mitra dampingan Tambang Emas Martabe, dan perwakilan kelompok tani dari Sentra Pertanian Kabupaten Tapanuli Selatan meliputi dari Batang Angkola, Tana Tombangan dan Sayur Matinggi.
“Kami selalu membuka kesempatan luas untuk meningkatkan kapasitas para petani. Ini sangat penting untuk mendukung program pemerintah, yakni mampu menunjukkan kekuatan Indonesia sebagai salah satu negara agraris di dunia. Kedaulatan pangan telah menjadi salah satu visi pemerintah Indonesia untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Pencapaian visi ini tentu tidak bisa lepas dari peran tiap daerah untuk mendukung cita-cita nasional sehingga menciptakan pergerakan positif secara menyeluruh,” tutup Pramana. (rel)