32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Industri Komestik Tumbuh Positif

Salah satu etalase yang menjual kosmetik

JAKARTA,SUMUTPOS.CO – Industri kosmetik diyakini bisa tumbuh positif hingga akhir tahun ini seiring semakin banyaknya generasi milenial yang mengenal make-up.

Ketua Harian Perhimpunan Pengusaha dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPAKI) Solihi Sofian mengatakan, pertumbuhan bisnis kosmetik diprediksi mencapai 12 persen sampai akhir 2018.

Menurut dia, tidak hanya karena populasi usia muda yang semakin banyak.

Namun, juga didukung tren masyarakat sekarang yang menggandrungi produk kosmetik herbal.

”Tentu, hal itu menggairahkan market kosmetik dan membuka peluang munculnya produk kosmetik berbahan alami,” ujar Solihi, Jumat (28/9). Dia menjelaskan, pertumbuhan yang sangat signifikan dialami segmen kelas menengah yang memang didominasi generasi milenial.

Kosmetik di segmen tersebut rata-rata mengalami peningkatan hingga 30 persen.

”Masyarakat zaman sekarang semakin sadar untuk memprioritaskan perawatan wajah dan tubuhnya. Juga diiringi permintaan ekspor yang positif,” terang Solihi.

Pasar ekspor kosmetik saat ini mampu tumbuh delapan persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. ”Afrika Selatan masih menjadi tujuan utama ekspor produk sabun dan skincare Indonesia,” kata Solihi.

Di sisi lain, pelemahan rupiah dikhawatirkan semakin menekan kinerja sektor industri kosmetik. Sebab, industri tersebut masih mengandalkan bahan baku impor.

”Bahan baku kosmetik terdiri atas bahan baku kimia dan bahan baku penolong untuk kemasan. Dalam membuat satu produk kosmetik, dibutuhkan 15 komponen, 12 di antaranya kami dapatkan dari impor,” tutur Solihi. (car/c25/oki/jpnn/ram)

Salah satu etalase yang menjual kosmetik

JAKARTA,SUMUTPOS.CO – Industri kosmetik diyakini bisa tumbuh positif hingga akhir tahun ini seiring semakin banyaknya generasi milenial yang mengenal make-up.

Ketua Harian Perhimpunan Pengusaha dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPAKI) Solihi Sofian mengatakan, pertumbuhan bisnis kosmetik diprediksi mencapai 12 persen sampai akhir 2018.

Menurut dia, tidak hanya karena populasi usia muda yang semakin banyak.

Namun, juga didukung tren masyarakat sekarang yang menggandrungi produk kosmetik herbal.

”Tentu, hal itu menggairahkan market kosmetik dan membuka peluang munculnya produk kosmetik berbahan alami,” ujar Solihi, Jumat (28/9). Dia menjelaskan, pertumbuhan yang sangat signifikan dialami segmen kelas menengah yang memang didominasi generasi milenial.

Kosmetik di segmen tersebut rata-rata mengalami peningkatan hingga 30 persen.

”Masyarakat zaman sekarang semakin sadar untuk memprioritaskan perawatan wajah dan tubuhnya. Juga diiringi permintaan ekspor yang positif,” terang Solihi.

Pasar ekspor kosmetik saat ini mampu tumbuh delapan persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. ”Afrika Selatan masih menjadi tujuan utama ekspor produk sabun dan skincare Indonesia,” kata Solihi.

Di sisi lain, pelemahan rupiah dikhawatirkan semakin menekan kinerja sektor industri kosmetik. Sebab, industri tersebut masih mengandalkan bahan baku impor.

”Bahan baku kosmetik terdiri atas bahan baku kimia dan bahan baku penolong untuk kemasan. Dalam membuat satu produk kosmetik, dibutuhkan 15 komponen, 12 di antaranya kami dapatkan dari impor,” tutur Solihi. (car/c25/oki/jpnn/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/