MEDAN, SUMUTPOS.CO – Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumatera Utara (Sumut) pada bulan Juli 2020 berpeluang akan mengalami deflasi. Hal itu, dipicu sejumlah harga pangan atau kebutuhan pokok masyarakat terjadi penurunan harga. Namun, juga alami kenaikan.
”Jika merunut pada perkembangan harga tersebut, saya menilai Sumut masih berpeluang untuk mencetak deflasi,” ungkap Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Minggu (2/8).
Gunawan merincikan harga pangan mengalami penurunan di bulan Juli seperti ýdaging ayam turun 21%, bawang merah turun 31%, bawang putih turun 23%, minyak goreng turun 4% dan gula pasir turun 3%. Sedangkan, terjadi kenaikan harga, yakni telur ayam yang rata-rata naik 7%. Selanjutnya harga cabai merah naik rata rata 21%, dan cabai rawit naik sekitar 71%.
”Belum lagi memperhitungkan besaran penurunan pada komoditas tomat, dan ikan segar. Sumut sendiri, diperkirakan akan mencetak deflasi dikisaran 0.03%. Meskipun bukan kabar yang menggembirakan, namun sejumlah harga kebutuhan masyarakat sudah masuk dalam kondisi yang normal,” jelas Gunawan.
Kedepannya, Gunawan mengatakan tidak berharap ada kenaikan lanjutan terhadap harga komoditas masyarakat. Dengan itu, adanya kestabilan harga yang baik hingga pandemic ini berakhir. Jangan sampai terjadi lonjakan harga yang signifikan yang menggerus pertumbuhan ekonomi nantinya.
“Karena pertumbuhan ekonomi Sumut masih berpeluang minus di kuartal kedua 2020. Kalau ditambah inflasi, ini sama saja masyarakat Sumut akan merasakan pendapatan berkurang namun harga keutuhan cenderung naik,” tutur Gunawan.
Namun, ia menambahkan pemerintah harus memperhatikan jika terjadi lonjakan harga pangan.”ýJangan sampai menyisahkan masalah sebesar itu. Inflasi di tengah pertumbuhan minus ini tidak baik. Deflasi yang berkesinambungan juga tidak baik. Buruk bagi petani kita dan bisa membuat kenaikan harga pangan di pasar secara tiba tiba,” tandasnya. (gus/ram)