30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

PLTA Batang Toru Tekan Impor BBM Rp5,6 Triliun per Tahun

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru diklaim akan menghemat keuangan negara yang sedianya digunakan untuk impor Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai bahan baku pembangkit, hingga triliunan rupiah.

“Dengan adanya PLTA Batang Toru, tidak perlu lagi ada impor BBM. Penghematan USD400 juta atau sekitar Rp5,6 triliun per tahun. Pemerintah bisa merealokasikan anggaran impor tersebut pada program sosial lain,” kata Senior Advisor Lingkungan NSHE, Agus Djoko Ismamto, di Jakarta, Rabu (3/7/ 2019).

Selain berdampak bagi penghematan anggaran, proyek PLTA yang dibangun PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) itu diklaim bakal mengurangi dampak pencemaran lingkungan.

Agus mengatakan proyek pembangkit ini apabila telah beroperasi bisa menekan emisi karbon kurang lebih 1,6 juta ton dalam satu tahun. Dia mengatakan PLTA Batang Toru berasal dari energi bersih sehingga produk yang dihasilkan juga bersih pada saat digunakan serta tidak menimbulkan dampak lingkungan.

“Dengan energi bersih ini kalau disetarakan mengurangi emisi karbon 1,6 juta ton. Ini susah membayangkannya,” tutur dia.

Selain itu, Agus mengibaratkan untuk menekan emisi karbon dalam jumlah tersebut maka setara dengan menanamkan pohon saga di lahan seluas 120 ribu hektare. “Kalau mau menyerap itu (emisi) buat lah hutan seluas 120 ribu hektare,” jelas dia.

Lebih jauh, proyek PLTA Batang Toru ditargetkan akan beroperasi secara komersial atau Commercial Operation Date (COD) di 2022. Saat ini progres pembangunan proyek berkapasitas 510 megawatt (4 x 127,5 MW) telah memasuki tahap konstruksi. Agus mengatakan progres konstruksi proyek yang diklaim ramah lingkungan ini baru mencapai 11 persen.

Adapun nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun proyek PLTA Batang Toru yakni mencapai USD1,68 miliar atau setara Rp237,7 triliun. Pendanaan tersebut berasal dari ekuitas perusahaan dan pinjaman. (rel)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru diklaim akan menghemat keuangan negara yang sedianya digunakan untuk impor Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai bahan baku pembangkit, hingga triliunan rupiah.

“Dengan adanya PLTA Batang Toru, tidak perlu lagi ada impor BBM. Penghematan USD400 juta atau sekitar Rp5,6 triliun per tahun. Pemerintah bisa merealokasikan anggaran impor tersebut pada program sosial lain,” kata Senior Advisor Lingkungan NSHE, Agus Djoko Ismamto, di Jakarta, Rabu (3/7/ 2019).

Selain berdampak bagi penghematan anggaran, proyek PLTA yang dibangun PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) itu diklaim bakal mengurangi dampak pencemaran lingkungan.

Agus mengatakan proyek pembangkit ini apabila telah beroperasi bisa menekan emisi karbon kurang lebih 1,6 juta ton dalam satu tahun. Dia mengatakan PLTA Batang Toru berasal dari energi bersih sehingga produk yang dihasilkan juga bersih pada saat digunakan serta tidak menimbulkan dampak lingkungan.

“Dengan energi bersih ini kalau disetarakan mengurangi emisi karbon 1,6 juta ton. Ini susah membayangkannya,” tutur dia.

Selain itu, Agus mengibaratkan untuk menekan emisi karbon dalam jumlah tersebut maka setara dengan menanamkan pohon saga di lahan seluas 120 ribu hektare. “Kalau mau menyerap itu (emisi) buat lah hutan seluas 120 ribu hektare,” jelas dia.

Lebih jauh, proyek PLTA Batang Toru ditargetkan akan beroperasi secara komersial atau Commercial Operation Date (COD) di 2022. Saat ini progres pembangunan proyek berkapasitas 510 megawatt (4 x 127,5 MW) telah memasuki tahap konstruksi. Agus mengatakan progres konstruksi proyek yang diklaim ramah lingkungan ini baru mencapai 11 persen.

Adapun nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun proyek PLTA Batang Toru yakni mencapai USD1,68 miliar atau setara Rp237,7 triliun. Pendanaan tersebut berasal dari ekuitas perusahaan dan pinjaman. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/