22.8 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Open Source, Tren Branding Terkini

Salah satu eksekutif branding terkemuka dari Amerika Serikat, Mary Ellen Muckerman, berbagi pengalaman mengenai Tren Terkini dalam Strategi Branding dan Marketing, untuk para wirausahawan, professional dan mahasiswa di Medan.

Dame Ambarita/Sumut Pos OPEN SOURCE: Wakil Presiden perusahaan Mozilla dari Amerika Serikat Mary Ellen Muckerman, berbagi pengalaman mengenai tren terkini dalam strategi branding dan marketing, di Cocowork at Clapham, Komplek Ruko Centre Point Medan, Jumat (3/8) sore.

Dalam paparannya, Wakil Presiden perusahaan Mozilla dari AS ini mengatakan, tren branding terkini dan di masa depan adalah mengedepankan konsep Open Source.

“Konsep branding Open Source maksudnya merek bisnis sebagian besar dikendalikan oleh pelanggan atau pengguna. Perusahaan masih memiliki hak cipta terhadap merek, tetapi pengguna diberi kebebasan besar untuk mempengaruhi merek,” kata Mary Ellen, dalam presentasi dan diskusi dengan para anggota KADIN Sumatera Utara, mahasiswa, jajaran pemerintahan, komunitas non-profit, dan anggota dari co-working space Cocowork@Clapham serta publik Medan, di Cocowork at Clapham, Centre Point Medan, Jumat (3/8) sore.

Mary mencontohkan raksasa mesin pencari Google, yang membangun basis kodenya di atas software bebas dan Open Source. Cara ini menghemat sumber daya pengembangan software. Tak hanya Google, Mozilla juga menerapkan cara serupa. Yakni menyediakan kode-kode software gratis di internet, yang terbuka bagi publik untuk digunakan, didistribusikan dan dimodifikasi.

“Strategi software Open Source ini terbukti semakin diminati oleh kalangan pebisnis,” katanya.

Contoh lainnya adalah bisnis GoJek di Indonesia, yang memberi drivernya kebebasan besar untuk mempengaruhi merek GoJek.

“Dengan branding konsep open source, siapapun dapat mengadopsi dan memodifikasi merek yang mereka pilih. Tetapi pemilik merek tetap menempatkan kontrol untuk mencegah penyelewengan yang tidak diinginkan terhadap mereknya,” katanya.

Untuk strategi marketing, Mary menekankan pentingnya tiga konsep dalam open source mindset. Yakni Transparansi, Kolaborasi, dan Partisipasi, untuk mengamplifikasi brand yang ingin dipasarkan.

“Transparan itu baik untuk bisnis, karena membuat publik percaya pada brand yang dipasarkan dan pada akhirnya membuat pelanggan datang dan datang lagi,” sebutnya.

Salahsatu situs belanja online, Everlane misalnya, menerapkan keterbukaan tentang harga barang, dan berapa keuntungan yang ingin disumbangkan pembeli bagi situs tersebut. Juga ada histori tentang barang yang dijual. Keterbukaan ini membangun kepercayaan publik.

Kedua kolaborasi, yang menurutnya akan menciptakan network dan menjadi kekuatan pengganda bagi merek yang akan dipasarkan. Contoh bisnis yang sukses menerapkan konsep ini adalah bisnis Gojek, dengan para driver sebagai partner.

Ketiga partisipasi, yakni semua orang harus berkontribusi, baik bakat, waktu, atau uang . (mea/ala)

Salah satu eksekutif branding terkemuka dari Amerika Serikat, Mary Ellen Muckerman, berbagi pengalaman mengenai Tren Terkini dalam Strategi Branding dan Marketing, untuk para wirausahawan, professional dan mahasiswa di Medan.

Dame Ambarita/Sumut Pos OPEN SOURCE: Wakil Presiden perusahaan Mozilla dari Amerika Serikat Mary Ellen Muckerman, berbagi pengalaman mengenai tren terkini dalam strategi branding dan marketing, di Cocowork at Clapham, Komplek Ruko Centre Point Medan, Jumat (3/8) sore.

Dalam paparannya, Wakil Presiden perusahaan Mozilla dari AS ini mengatakan, tren branding terkini dan di masa depan adalah mengedepankan konsep Open Source.

“Konsep branding Open Source maksudnya merek bisnis sebagian besar dikendalikan oleh pelanggan atau pengguna. Perusahaan masih memiliki hak cipta terhadap merek, tetapi pengguna diberi kebebasan besar untuk mempengaruhi merek,” kata Mary Ellen, dalam presentasi dan diskusi dengan para anggota KADIN Sumatera Utara, mahasiswa, jajaran pemerintahan, komunitas non-profit, dan anggota dari co-working space Cocowork@Clapham serta publik Medan, di Cocowork at Clapham, Centre Point Medan, Jumat (3/8) sore.

Mary mencontohkan raksasa mesin pencari Google, yang membangun basis kodenya di atas software bebas dan Open Source. Cara ini menghemat sumber daya pengembangan software. Tak hanya Google, Mozilla juga menerapkan cara serupa. Yakni menyediakan kode-kode software gratis di internet, yang terbuka bagi publik untuk digunakan, didistribusikan dan dimodifikasi.

“Strategi software Open Source ini terbukti semakin diminati oleh kalangan pebisnis,” katanya.

Contoh lainnya adalah bisnis GoJek di Indonesia, yang memberi drivernya kebebasan besar untuk mempengaruhi merek GoJek.

“Dengan branding konsep open source, siapapun dapat mengadopsi dan memodifikasi merek yang mereka pilih. Tetapi pemilik merek tetap menempatkan kontrol untuk mencegah penyelewengan yang tidak diinginkan terhadap mereknya,” katanya.

Untuk strategi marketing, Mary menekankan pentingnya tiga konsep dalam open source mindset. Yakni Transparansi, Kolaborasi, dan Partisipasi, untuk mengamplifikasi brand yang ingin dipasarkan.

“Transparan itu baik untuk bisnis, karena membuat publik percaya pada brand yang dipasarkan dan pada akhirnya membuat pelanggan datang dan datang lagi,” sebutnya.

Salahsatu situs belanja online, Everlane misalnya, menerapkan keterbukaan tentang harga barang, dan berapa keuntungan yang ingin disumbangkan pembeli bagi situs tersebut. Juga ada histori tentang barang yang dijual. Keterbukaan ini membangun kepercayaan publik.

Kedua kolaborasi, yang menurutnya akan menciptakan network dan menjadi kekuatan pengganda bagi merek yang akan dipasarkan. Contoh bisnis yang sukses menerapkan konsep ini adalah bisnis Gojek, dengan para driver sebagai partner.

Ketiga partisipasi, yakni semua orang harus berkontribusi, baik bakat, waktu, atau uang . (mea/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/