31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Resesi Ekonomi, Apa Langkah Cerdas Mengelola Keuangan?

SUMUTPOS.CO – Tahun 1998 lalu, krisis moneter melanda perekonomian Indonesia. Saking hebohnya, kata ‘krismon’ menjadi sebuah tren percakapan saat itu, untuk menggambarkab situasi keuangan yang berat. Tahun 70-an, pun pernah terjadi inflasi parah dalam negeri yang membuat nilai Rupiah anjlok. Dan terkini, pandemi COVID-19 yang terjadi sejak 2020 kembali menciptakan resesi ekonomi di seluruh dunia.

Bercermin dari berbagai resesi ekonomi yang berkali-kali, dampak yang paling dirasakan adalah sektor finansial. Mulai dari bisnis yang sulit berkembang, pemotongan gaji yang meluas, kesempatan kerja yang berkurang, dan angka pengangguran yang bertambah.

Ancaman virus sekaligus ancaman resesi saat ini jelas mampu bikin jantung deg-degan. Tujuan dan rencana yang telah disusun matang dan rapi, kemungkinan harus berubah. Lantas, apa langkah adaptasi yang sebaiknya dilakukan agar tetap bertahan hidup, yakni menjaga kesehatan diri dan finansial tetap sehat?

Sambil tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19, setiap orang perlu menyadari situasi yang terjadi. Yakni, kita tidak dapat memprediksi masa depan. Hal apapun bisa saja terjadi besok. Termasuk situasi keuangan.

Bicara tentang situasi keuangan, ibarat sedia payung sebelum hujan, kita membutuhkan strategi perencanaan keuangan yang tepat menghadapi masa depan dengan manajemen risiko. Pertama, untuk pengaturan cash flow membayar kebutuhan rutin sehari-hari maupun persiapan darurat. Untuk tujuan jangka panjang, seperti membeli kendaraan, membeli rumah, menikah, liburan, dan masa pensiun/tua. Juga untuk memantau pola pendapatan dan belanja, agar tidak terjadi kesalahan dan atau mengulang kesalahan penggunaan dana.

Jadi, apa yang harus dilakukan untuk mengatur ulang keuangan di tengah situasi yang tidak menentu saat ini?

Jeffrey Kie, Chief Agency Officer Manulife Indonesia, mengatakan, ada 6 ‘obat’ financial yang bisa dilakukan setiap orang. Pertama, menghindari utang konsumtif dan menjaga rasio utang sehat.

“Ada orang yang menghabiskan 50% penghasilannya hanya untuk membayar kredit. Bayangkan jika orang tersebut mengalami pemutusan kerja saat ini, bagaimana ia bisa membayar utang kredit tersebut?” katanya belum lama ini.

Beban cicilan maksimal yang boleh ditanggung adalah 30% dari pendapatan rutin. Bila tanggungan cicilan Anda melebihi angka tersebut, itu berarti keuangan Anda kurang sehat. “Segera kurangi utang dan hindari mengambil utang konsumtif yang tidak mendesak seperti utang kartu kredit atau fasilitas paylater,” kata dia.

Kedua, perkuat dana darurat. Amankan dana darurat minimal sebesar 6 kali nilai pengeluaran rutin bulanan. Anda bisa menabung dana darurat dengan cara menyisihkan minimal 10% dari pendapatan rutin sampai nilai dana darurat memadai. Dana darurat bisa disimpan dalam bentuk rekening, deposito, logam mulia, atau reksa dana.

Ketiga, biasakan mencatat pengeluaran dan melakukan budgeting. Dengan mengetahui ke mana saja uang dipergunakan, Anda bisa melihat alokasi pos mana yang paling banyak menyedot pendapatan. Anda juga akan terbantu menyiapkan strategi tepat saat melakukan budgeting atau perencanaan anggaran rutin tiap bulan.

Keempat, miliki asuransi. Setahun sejak wabah Covid-19 dimulai, masyarakat Indonesia semakin aktif mengelola kondisi kesehatan diri dan keuangannya. Minat memiliki polis asuransi baru kesehatan, asuransi masa pensiun, asuransi jiwa, dan sebagainya pun meningkat, sebagai bagian dari persiapan menghadapi dampak jangka panjang pandemi.

 “Virus COVID-19 menyebabkan penyakit pernapasan akut, yang membutuhkan perawatan medis tingkat tinggi. Jangka waktu pengobatan biasanya berjalan selama beberapa minggu. Belum lagi dengan serangkaian tes untuk mendeteksi keberadaan virus. Untungnya, sampai saat ini, biaya medis virus Corona bagi pasien positif masih disubsidi oleh pemerintah. Bayangkan jika subsidi dihentikan, berapa tagihan rumah sakit jika harus menanggung semua biaya tersebut?” kata Jeffrey Kie.

Memiliki asuransi kesehatan menjadi salahsatu persiapan penting. Salahsatu asuransi kesehatan swasta untuk kondisi finansial yang lebih aman, kata dia, adalah produk Asuransi Kesehatan MiUltimate HealthCare dari Manulife Indonesia. Selain memberikan manfaat dasar perawatan rumah sakit, Anda juga bisa mendapatkan manfaat tambahan pilihan rawat jalan, rawat gigi, hingga manfaat tambahan melahirkan.

Kelima, diversifikasi portofolio investasi. Investor piawai selalu menyarankan satu hal: diversifikasi portofolio. Selama krisis finansial, ketika satu industri terkena dampak, yang lain biasanya naik. Misalnya saja, virus Corona telah mengerem laju moda transportasi, sehingga permintaan minyak turun drastis. Sebaliknya, pasar emas terus melonjak, yang membuat banyak investor berlindung pada minyak hitam ini.

“Ini hanyalah sedikit contoh bagaimana kondisi yang sama bisa memberikan dampak yang berbeda pada sektor yang berbeda. Jadi, sangat penting untuk mendistribusikan dana Anda ke berbagai instrumen investasi, seperti saham, komoditas, logam, dan lainnya,” katanya.

Dan keenam, pikirkan sumber pendapatan kedua. Untuk menjaga agar pundi pendapatan terus mengalir, pekerjaan sampingan dapat membantu Anda mempertahankan laju finansial Anda. Seiring dengan perubahan permintaan, orang dengan lebih dari satu pekerjaan dapat bertahan hidup lebih baik daripada mereka yang memiliki satu pendapatan tetap.

Anda bisa mencari side hustle yang bisa dijalankan di samping pekerjaan utama. Di era internet dan media sosial seperti saat ini, pendapatan tambahan dapat mudah didapatkan dengan menjual apa yang menjadi keahlian Anda.

Jadi, rencanakan kehidupan pribadi Anda untuk memiliki sumber pendapatan kedua dalam waktu dekat. Sama seperti investasi, mendiversifikasi penghasilan akan melindungi Anda dari segala krisis di masa depan.

 “Kesimpulannya, hindari utang konsumtif dan menjaga rasio utang sehat. Miliki punya dana darurat 6-12 kali pengeluaran. Lakukan budgeting. Miliki asuransi. Lakukan diversifikasi portofolio investasi. Dan terakhir, jangan mengandalkan 1 sumber pemasukan,” tutupnya.

R Utama, seorang karyawan perbankan yang sudah menerapkan beberapa strategi keuangan seperti disampaikan Jefrey, mengatakan dirinya merasa cukup stabil dengan kondisi keuangan pribadinya saat ini. Ia sudah menabung sejumlah dana darurat, dan melakukan portofolio investasi di beberapa sektor keuangan. “Dan yang penting, saya memiliki beberapa jenis asuransi. Ini sebagai manajemen keuangan saja mengingat hari esok tidak ada yang bisa memprediksi,” katanya. (dame ambarita)

SUMUTPOS.CO – Tahun 1998 lalu, krisis moneter melanda perekonomian Indonesia. Saking hebohnya, kata ‘krismon’ menjadi sebuah tren percakapan saat itu, untuk menggambarkab situasi keuangan yang berat. Tahun 70-an, pun pernah terjadi inflasi parah dalam negeri yang membuat nilai Rupiah anjlok. Dan terkini, pandemi COVID-19 yang terjadi sejak 2020 kembali menciptakan resesi ekonomi di seluruh dunia.

Bercermin dari berbagai resesi ekonomi yang berkali-kali, dampak yang paling dirasakan adalah sektor finansial. Mulai dari bisnis yang sulit berkembang, pemotongan gaji yang meluas, kesempatan kerja yang berkurang, dan angka pengangguran yang bertambah.

Ancaman virus sekaligus ancaman resesi saat ini jelas mampu bikin jantung deg-degan. Tujuan dan rencana yang telah disusun matang dan rapi, kemungkinan harus berubah. Lantas, apa langkah adaptasi yang sebaiknya dilakukan agar tetap bertahan hidup, yakni menjaga kesehatan diri dan finansial tetap sehat?

Sambil tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19, setiap orang perlu menyadari situasi yang terjadi. Yakni, kita tidak dapat memprediksi masa depan. Hal apapun bisa saja terjadi besok. Termasuk situasi keuangan.

Bicara tentang situasi keuangan, ibarat sedia payung sebelum hujan, kita membutuhkan strategi perencanaan keuangan yang tepat menghadapi masa depan dengan manajemen risiko. Pertama, untuk pengaturan cash flow membayar kebutuhan rutin sehari-hari maupun persiapan darurat. Untuk tujuan jangka panjang, seperti membeli kendaraan, membeli rumah, menikah, liburan, dan masa pensiun/tua. Juga untuk memantau pola pendapatan dan belanja, agar tidak terjadi kesalahan dan atau mengulang kesalahan penggunaan dana.

Jadi, apa yang harus dilakukan untuk mengatur ulang keuangan di tengah situasi yang tidak menentu saat ini?

Jeffrey Kie, Chief Agency Officer Manulife Indonesia, mengatakan, ada 6 ‘obat’ financial yang bisa dilakukan setiap orang. Pertama, menghindari utang konsumtif dan menjaga rasio utang sehat.

“Ada orang yang menghabiskan 50% penghasilannya hanya untuk membayar kredit. Bayangkan jika orang tersebut mengalami pemutusan kerja saat ini, bagaimana ia bisa membayar utang kredit tersebut?” katanya belum lama ini.

Beban cicilan maksimal yang boleh ditanggung adalah 30% dari pendapatan rutin. Bila tanggungan cicilan Anda melebihi angka tersebut, itu berarti keuangan Anda kurang sehat. “Segera kurangi utang dan hindari mengambil utang konsumtif yang tidak mendesak seperti utang kartu kredit atau fasilitas paylater,” kata dia.

Kedua, perkuat dana darurat. Amankan dana darurat minimal sebesar 6 kali nilai pengeluaran rutin bulanan. Anda bisa menabung dana darurat dengan cara menyisihkan minimal 10% dari pendapatan rutin sampai nilai dana darurat memadai. Dana darurat bisa disimpan dalam bentuk rekening, deposito, logam mulia, atau reksa dana.

Ketiga, biasakan mencatat pengeluaran dan melakukan budgeting. Dengan mengetahui ke mana saja uang dipergunakan, Anda bisa melihat alokasi pos mana yang paling banyak menyedot pendapatan. Anda juga akan terbantu menyiapkan strategi tepat saat melakukan budgeting atau perencanaan anggaran rutin tiap bulan.

Keempat, miliki asuransi. Setahun sejak wabah Covid-19 dimulai, masyarakat Indonesia semakin aktif mengelola kondisi kesehatan diri dan keuangannya. Minat memiliki polis asuransi baru kesehatan, asuransi masa pensiun, asuransi jiwa, dan sebagainya pun meningkat, sebagai bagian dari persiapan menghadapi dampak jangka panjang pandemi.

 “Virus COVID-19 menyebabkan penyakit pernapasan akut, yang membutuhkan perawatan medis tingkat tinggi. Jangka waktu pengobatan biasanya berjalan selama beberapa minggu. Belum lagi dengan serangkaian tes untuk mendeteksi keberadaan virus. Untungnya, sampai saat ini, biaya medis virus Corona bagi pasien positif masih disubsidi oleh pemerintah. Bayangkan jika subsidi dihentikan, berapa tagihan rumah sakit jika harus menanggung semua biaya tersebut?” kata Jeffrey Kie.

Memiliki asuransi kesehatan menjadi salahsatu persiapan penting. Salahsatu asuransi kesehatan swasta untuk kondisi finansial yang lebih aman, kata dia, adalah produk Asuransi Kesehatan MiUltimate HealthCare dari Manulife Indonesia. Selain memberikan manfaat dasar perawatan rumah sakit, Anda juga bisa mendapatkan manfaat tambahan pilihan rawat jalan, rawat gigi, hingga manfaat tambahan melahirkan.

Kelima, diversifikasi portofolio investasi. Investor piawai selalu menyarankan satu hal: diversifikasi portofolio. Selama krisis finansial, ketika satu industri terkena dampak, yang lain biasanya naik. Misalnya saja, virus Corona telah mengerem laju moda transportasi, sehingga permintaan minyak turun drastis. Sebaliknya, pasar emas terus melonjak, yang membuat banyak investor berlindung pada minyak hitam ini.

“Ini hanyalah sedikit contoh bagaimana kondisi yang sama bisa memberikan dampak yang berbeda pada sektor yang berbeda. Jadi, sangat penting untuk mendistribusikan dana Anda ke berbagai instrumen investasi, seperti saham, komoditas, logam, dan lainnya,” katanya.

Dan keenam, pikirkan sumber pendapatan kedua. Untuk menjaga agar pundi pendapatan terus mengalir, pekerjaan sampingan dapat membantu Anda mempertahankan laju finansial Anda. Seiring dengan perubahan permintaan, orang dengan lebih dari satu pekerjaan dapat bertahan hidup lebih baik daripada mereka yang memiliki satu pendapatan tetap.

Anda bisa mencari side hustle yang bisa dijalankan di samping pekerjaan utama. Di era internet dan media sosial seperti saat ini, pendapatan tambahan dapat mudah didapatkan dengan menjual apa yang menjadi keahlian Anda.

Jadi, rencanakan kehidupan pribadi Anda untuk memiliki sumber pendapatan kedua dalam waktu dekat. Sama seperti investasi, mendiversifikasi penghasilan akan melindungi Anda dari segala krisis di masa depan.

 “Kesimpulannya, hindari utang konsumtif dan menjaga rasio utang sehat. Miliki punya dana darurat 6-12 kali pengeluaran. Lakukan budgeting. Miliki asuransi. Lakukan diversifikasi portofolio investasi. Dan terakhir, jangan mengandalkan 1 sumber pemasukan,” tutupnya.

R Utama, seorang karyawan perbankan yang sudah menerapkan beberapa strategi keuangan seperti disampaikan Jefrey, mengatakan dirinya merasa cukup stabil dengan kondisi keuangan pribadinya saat ini. Ia sudah menabung sejumlah dana darurat, dan melakukan portofolio investasi di beberapa sektor keuangan. “Dan yang penting, saya memiliki beberapa jenis asuransi. Ini sebagai manajemen keuangan saja mengingat hari esok tidak ada yang bisa memprediksi,” katanya. (dame ambarita)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/