26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Masker Mulai Langka di Medan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepanikan masyarakat terhadap penyebaran virus corona, berdampak terhadap stok atau persediaan masker di Kota Medan. Stok masker di sejumlah apotik di Kota Medan pun mulai menipis karena tingginya permintaan.

Andi, pemilik Apotik Andi di Jalan Zainul Arifin, mengaku stok masker di apotiknya tersisa dua kotak lagi (satu kotak isi 50 masker). Harga jual satuan masker biasanya Rp1.000 hingga Rp2.000. “Saya sudah minta 50 kotak ke sales maskernya, tapi yang ada tinggal 19 kotak,” ungkapnya kepada wartawan, Selasa (5/2).

Ia menuturkan, meski permintaan tinggi, namun dirinya tidak ada menaikkan harga masker baik satuan ataupun perkotak. Sebab, jika harga dinaikkan maka pembeli akan protes dan kemungkinan tidak mau membeli. “Kalau harganya dinaikkan, mungkin bisa-bisa enggak jadi beli,” ucapnya.

Hal senada dikatakan Rudi, seorang pegawai Apotik Bintang yang juga di Jalan Zainul Arifin. Kata Rudi, sebulan terakhir ini penjualan masker cenderung meningkat sehingga stok semakin berkurang. “Tinggal tiga kotak lagi, biasanya stok kami puluhan kotak. Kemungkinan karena dampak wabah virus corona, sehingga permintaan masker meningkat,” ujarnya.

Tak jauh beda disampaikan J Tarigan, pegawai Apotik Nasional di Jalan Jaming Ginting, Padangbulan, Medan. Dikatakannya, stok masker di apotiknya tinggal dua kotak lagi. “Biasanya stok masker kami paling sedikit belasan, tapi semenjak adanya berita-berita virus corona stok yang ada menipis karena banyak yang beli masker,” tuturnya.

Sementara, Manajemen PT Antar Mitra Sembada (AMS) sebagai salah satu distributor masker di Sumut mengatakan, stok masker menipis dikarenakan permintaan dari mini market, apotik dan toko obat terus meningkat. “Stok masker di sini tidak memadai, kalaupun apotik meminta 50 kotak maka kami hanya memberikan cuma 19 kotak. Sebab, stoknya juga tinggal segitu,” ujar Supervisor Logistik PT AMS, Rena Vahwid Siregar.

Menurutnya, meningkatnya permintaan masker karena penyebaran virus corona yang belakangan ini terjadi di sejumlah negara. Meski permintaan melonjak, akan tetapi harga tidak ada kenaikan dari perusahaan. “Harga sudah terprogram secara nasional, enggak bisa seenaknya kami menaikkan harga dalam situasi seperti ini,” tukasnya.

Menyikapi meningkatnya permintaan masker ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Medan diminta untuk tidak main-main dalam mengeluarkan imbauan penggunaan masker kepada masyarakat sebagai langkah pencegahan Corona Virus. “Dinkes minta masyarakat pakai masker, tapi maskernya mulai langka. Ini tak boleh terjadi. Artinya, antara imbauan dan penyediaan masker tidak sejalan,” kata anggota Komisi II DPRD Medan, Wong Chun Sen kepada Sumut Pos, Rabu (5/2).

Dikatakan politisi PDIP ini, seharusnya pemerintah dapat memastikan ketersediaan masker dengan harga yang stabil untuk warga Medan. “Kalau mengeluarkan imbauan, seharusnya didukung dengan ketersediaan. Tugas pemerintah untuk memastikan ketersediaan masker di Kota Medan supaya imbauan bisa dijalankan dengan baik. Kalau tidak tersedia dan harganya mahal ya bagaimana bisa mengikuti imbauan,” ujarnya.

Untuk itu, Wong meminta agar Pemko Medan bersama OPD terkait memastikan ketersediaan masker dengan harga yang terjangkau. “Jangan dibiarkan ada oknum-oknum yang memanfaatakan kesempatan ini sebagai ajang bisnis dan mencari keuntungan secara pribadi. Kita tahu, semakin tinggi permintaan maka akan semakin tinggi penawaran, tapi tidak untuk kondisi-kondisi tertentu. Untuk masker yang menjadi imbauan, harusnya stok nya selalu ada dan harganya tetap stabil,” tegasnya.

Anggota Komisi II lainnya, Afif Abdillah mengatakan, bila memang ada imbauan untuk tetap menggunakan masker, maka pemerintah harus terus mengkampanyekan penggunaan masker berikut memastikan ketersediaannya. “Tetapi masyarakat juga diminta untuk tetap tidak khawatir secara berlebihan, masyarakat juga harus fokus untuk menjaga kesehatannya, terutama daya tahan tubuh dan jangan mudah termakan isu-isu negatif yang beredar. Sebab, hingga saat ini belum ditemukan satu pun kasus virus corona di Indonesia, terkhusus di Kota Medan. Ditambah lagi, mulai hari ini penerbangan dari dan ke Wuhan telah ditutup,” tandasnya.(ris/map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepanikan masyarakat terhadap penyebaran virus corona, berdampak terhadap stok atau persediaan masker di Kota Medan. Stok masker di sejumlah apotik di Kota Medan pun mulai menipis karena tingginya permintaan.

Andi, pemilik Apotik Andi di Jalan Zainul Arifin, mengaku stok masker di apotiknya tersisa dua kotak lagi (satu kotak isi 50 masker). Harga jual satuan masker biasanya Rp1.000 hingga Rp2.000. “Saya sudah minta 50 kotak ke sales maskernya, tapi yang ada tinggal 19 kotak,” ungkapnya kepada wartawan, Selasa (5/2).

Ia menuturkan, meski permintaan tinggi, namun dirinya tidak ada menaikkan harga masker baik satuan ataupun perkotak. Sebab, jika harga dinaikkan maka pembeli akan protes dan kemungkinan tidak mau membeli. “Kalau harganya dinaikkan, mungkin bisa-bisa enggak jadi beli,” ucapnya.

Hal senada dikatakan Rudi, seorang pegawai Apotik Bintang yang juga di Jalan Zainul Arifin. Kata Rudi, sebulan terakhir ini penjualan masker cenderung meningkat sehingga stok semakin berkurang. “Tinggal tiga kotak lagi, biasanya stok kami puluhan kotak. Kemungkinan karena dampak wabah virus corona, sehingga permintaan masker meningkat,” ujarnya.

Tak jauh beda disampaikan J Tarigan, pegawai Apotik Nasional di Jalan Jaming Ginting, Padangbulan, Medan. Dikatakannya, stok masker di apotiknya tinggal dua kotak lagi. “Biasanya stok masker kami paling sedikit belasan, tapi semenjak adanya berita-berita virus corona stok yang ada menipis karena banyak yang beli masker,” tuturnya.

Sementara, Manajemen PT Antar Mitra Sembada (AMS) sebagai salah satu distributor masker di Sumut mengatakan, stok masker menipis dikarenakan permintaan dari mini market, apotik dan toko obat terus meningkat. “Stok masker di sini tidak memadai, kalaupun apotik meminta 50 kotak maka kami hanya memberikan cuma 19 kotak. Sebab, stoknya juga tinggal segitu,” ujar Supervisor Logistik PT AMS, Rena Vahwid Siregar.

Menurutnya, meningkatnya permintaan masker karena penyebaran virus corona yang belakangan ini terjadi di sejumlah negara. Meski permintaan melonjak, akan tetapi harga tidak ada kenaikan dari perusahaan. “Harga sudah terprogram secara nasional, enggak bisa seenaknya kami menaikkan harga dalam situasi seperti ini,” tukasnya.

Menyikapi meningkatnya permintaan masker ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Medan diminta untuk tidak main-main dalam mengeluarkan imbauan penggunaan masker kepada masyarakat sebagai langkah pencegahan Corona Virus. “Dinkes minta masyarakat pakai masker, tapi maskernya mulai langka. Ini tak boleh terjadi. Artinya, antara imbauan dan penyediaan masker tidak sejalan,” kata anggota Komisi II DPRD Medan, Wong Chun Sen kepada Sumut Pos, Rabu (5/2).

Dikatakan politisi PDIP ini, seharusnya pemerintah dapat memastikan ketersediaan masker dengan harga yang stabil untuk warga Medan. “Kalau mengeluarkan imbauan, seharusnya didukung dengan ketersediaan. Tugas pemerintah untuk memastikan ketersediaan masker di Kota Medan supaya imbauan bisa dijalankan dengan baik. Kalau tidak tersedia dan harganya mahal ya bagaimana bisa mengikuti imbauan,” ujarnya.

Untuk itu, Wong meminta agar Pemko Medan bersama OPD terkait memastikan ketersediaan masker dengan harga yang terjangkau. “Jangan dibiarkan ada oknum-oknum yang memanfaatakan kesempatan ini sebagai ajang bisnis dan mencari keuntungan secara pribadi. Kita tahu, semakin tinggi permintaan maka akan semakin tinggi penawaran, tapi tidak untuk kondisi-kondisi tertentu. Untuk masker yang menjadi imbauan, harusnya stok nya selalu ada dan harganya tetap stabil,” tegasnya.

Anggota Komisi II lainnya, Afif Abdillah mengatakan, bila memang ada imbauan untuk tetap menggunakan masker, maka pemerintah harus terus mengkampanyekan penggunaan masker berikut memastikan ketersediaannya. “Tetapi masyarakat juga diminta untuk tetap tidak khawatir secara berlebihan, masyarakat juga harus fokus untuk menjaga kesehatannya, terutama daya tahan tubuh dan jangan mudah termakan isu-isu negatif yang beredar. Sebab, hingga saat ini belum ditemukan satu pun kasus virus corona di Indonesia, terkhusus di Kota Medan. Ditambah lagi, mulai hari ini penerbangan dari dan ke Wuhan telah ditutup,” tandasnya.(ris/map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/