28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Kementerian BUMN Pastikan MITRATEL Melantai di Bursa Tahun Ini

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Akhir tahun 2021 ini, Manajemen PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) berencana mengadakan Initial Public Offering (IPO). Kementerian BUMN memastikan baru MITRATEL –anak usaha BUMN– yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2021. Sedangkan anak usaha BUMN lainnya masih dalam proses persiapan.

Hal itu dikemukakan oleh Arya Sinulingga, selaku Staf Khusus Menteri BUMN secara daring di Jakarta, Selasa (5/10). Menurut Arya, IPO anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) itu akan sukses, dikarenakan mempunyai fundamental yang kuat di sektor industri telekomunikasi. “Yang pasti Mitratel –perusahaan pemilik tower terbesar—ini akan menjadi bintangnya perusahaan di industri ini,” ujar Arya dalam sesi virtual press conference.

Kata Arya, fundamental Mitratel dapat dilihat dari aset dan layanan yang dimiliki oleh Perseroan, yang tidak dimiliki oleh perusahaan sejenis di sektor bisnis menara telekomunikasi.

Tidak hanya bisnis menara telekomunikasi, Mitratel memiliki strategi pertumbuhan jangka panjang untuk meningkatkan kinerjanya, dengan masuk ke digital infrastruktur jaringan 5G yang sedang berkembang. Rencananya, Mitratel juga akan ekspansi di kawasan Asia Tenggara ataupun Asia Pasifik.

Mitratel saat ini memiliki 28 ribu menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Nilai tambah dari Mitratel bukan hanya kepemilikan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, namun juga didukung dengan jaringan kabel serat optik. “Mitratel disupport oleh fiber optik, sehingga tower-tower yang dimiliki Mitratel punya power yang kuat, bukan sekadar radio. Dan ini merupakan kelebihan yang dimiliki Mitratel. Dari tower memang bisa diimbangi oleh perusahaan yang lain, tapi dari sisi fiber optik, Mitratel ini powerful,” tambah Arya.

Perusahaan ini sebelumnya sudah menerima pengalihan 4.000 menara milik PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).

Vice President Investor Relations PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Andi Setiawan sebelumnya menjelaskan, Telkomsel pertama kali melakukan pengalihan Menara pada 14 Oktober 2020 sebanyak 6.050 unit. Kemudian Telkomsel melakukan pengalihan lagi 4.000 unit Menara pada 31 Agustus 2021. Pengalihan ini menurut Andi bertujuan untuk memperkuat fundamental bisnis dan menciptakan nilai tambah Mitratel. Sedangkan bagi Telkomsel pengalihan menara akan menjadikan Telkomsel lebih fokus pada bisnis utamanya.

Beberapa waktu lalu, Menteri BUMN Erick Thohir, juga menyampaikan akan menggabungkan tower-tower yang ada di Telkom atau tim lainnya jadi satu kesatuan di Mitratel.

Sementara itu, untuk rencana IPO anak usaha BUMN lainnya, seperti PT Pertamina Geothermal Energy sebagai anak usaha Pertamina yang telah ditunggu tunggu sejak lama masih harus bersabar menunggu waktu. “Kita masih menunggu persiapan Geothemal Energy,” ujar Arya.

Pembentukan holding BUMN panas bumi ditargetkan oleh pemerintah sebagai bentuk komitmen sumber daya energi baru dan terbarukan (EBT), dengan menggabungkan anak usaha Pertamina dan PLN. IPO perusahaan pembangkit tenaga listrik energi terbarukan dikabarkan akan bisa menggalang dana setidaknya mencapai US$500 juta atau setara Rp7,3 triliun. (rel)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Akhir tahun 2021 ini, Manajemen PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) berencana mengadakan Initial Public Offering (IPO). Kementerian BUMN memastikan baru MITRATEL –anak usaha BUMN– yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2021. Sedangkan anak usaha BUMN lainnya masih dalam proses persiapan.

Hal itu dikemukakan oleh Arya Sinulingga, selaku Staf Khusus Menteri BUMN secara daring di Jakarta, Selasa (5/10). Menurut Arya, IPO anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) itu akan sukses, dikarenakan mempunyai fundamental yang kuat di sektor industri telekomunikasi. “Yang pasti Mitratel –perusahaan pemilik tower terbesar—ini akan menjadi bintangnya perusahaan di industri ini,” ujar Arya dalam sesi virtual press conference.

Kata Arya, fundamental Mitratel dapat dilihat dari aset dan layanan yang dimiliki oleh Perseroan, yang tidak dimiliki oleh perusahaan sejenis di sektor bisnis menara telekomunikasi.

Tidak hanya bisnis menara telekomunikasi, Mitratel memiliki strategi pertumbuhan jangka panjang untuk meningkatkan kinerjanya, dengan masuk ke digital infrastruktur jaringan 5G yang sedang berkembang. Rencananya, Mitratel juga akan ekspansi di kawasan Asia Tenggara ataupun Asia Pasifik.

Mitratel saat ini memiliki 28 ribu menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Nilai tambah dari Mitratel bukan hanya kepemilikan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, namun juga didukung dengan jaringan kabel serat optik. “Mitratel disupport oleh fiber optik, sehingga tower-tower yang dimiliki Mitratel punya power yang kuat, bukan sekadar radio. Dan ini merupakan kelebihan yang dimiliki Mitratel. Dari tower memang bisa diimbangi oleh perusahaan yang lain, tapi dari sisi fiber optik, Mitratel ini powerful,” tambah Arya.

Perusahaan ini sebelumnya sudah menerima pengalihan 4.000 menara milik PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).

Vice President Investor Relations PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Andi Setiawan sebelumnya menjelaskan, Telkomsel pertama kali melakukan pengalihan Menara pada 14 Oktober 2020 sebanyak 6.050 unit. Kemudian Telkomsel melakukan pengalihan lagi 4.000 unit Menara pada 31 Agustus 2021. Pengalihan ini menurut Andi bertujuan untuk memperkuat fundamental bisnis dan menciptakan nilai tambah Mitratel. Sedangkan bagi Telkomsel pengalihan menara akan menjadikan Telkomsel lebih fokus pada bisnis utamanya.

Beberapa waktu lalu, Menteri BUMN Erick Thohir, juga menyampaikan akan menggabungkan tower-tower yang ada di Telkom atau tim lainnya jadi satu kesatuan di Mitratel.

Sementara itu, untuk rencana IPO anak usaha BUMN lainnya, seperti PT Pertamina Geothermal Energy sebagai anak usaha Pertamina yang telah ditunggu tunggu sejak lama masih harus bersabar menunggu waktu. “Kita masih menunggu persiapan Geothemal Energy,” ujar Arya.

Pembentukan holding BUMN panas bumi ditargetkan oleh pemerintah sebagai bentuk komitmen sumber daya energi baru dan terbarukan (EBT), dengan menggabungkan anak usaha Pertamina dan PLN. IPO perusahaan pembangkit tenaga listrik energi terbarukan dikabarkan akan bisa menggalang dana setidaknya mencapai US$500 juta atau setara Rp7,3 triliun. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/