25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

‘Kampanye Hitam’ CPO Mulai Mengkhawatirkan

Sawit diangkut pekerja kebun kee atas truk. Kampanye negatif soal kelapa sawit yang dilakukan di beberapa negara Eropa kian berdampak buruk bagi ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia.
Foto: Rasyid/Sumut Pos
Sawit diangkut pekerja kebun kee atas truk. Kampanye negatif soal kelapa sawit yang dilakukan di beberapa negara Eropa kian berdampak buruk bagi ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia.

MEDAN- Kampanye negatif soal kelapa sawit yang dilakukan di beberapa negara Eropa kian berdampak buruk bagi ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia. Apalagi berdasarkan amatan  Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), sejak ada kampanye hitam sawit tercatat ekspor komoditas ini ke Eropa turun 7 persen atau turun 3 juta ton. Hal ini ditegaskan Ketua DMSI Derom Bangun.

“Saat ini DMSI gencar melakukan sosialisasi green palm oil (hijau sawit). Pemerintah dan akademisi juga diminta untuk membantu sosialisasi dengan mencari bukti hasil penelitian ilmiah terkait kandungan minyak kelapa sawit. Kita sudah meminta pemerintah untuk menyiapkan anggaran dalam penelitian, seperti yang pernah  juga dilakukan pemerintah Malaysia dan Afrika,” kata Derom.

Dalam pelaksanaan penelitian, katanya, pemerintah dapat memanfaatkan dana yang diterima dari bea keluar sawit yang selama ini masuk ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penggunaan anggaran dari APBN ini, sambungnya, bisa dimanfaatkan oleh semua kementerian, baik pendidikan, kesehatan, industri atau perdagangan.

Dikatakannya, DMSI sendiri sudah melakukan berbagai langkah sosialisasi, di antaranya dengan memperlihatkan pengolahan lahan gambut yang tetap mempertahankan air, replanting tanpa pembakaran dan pengeluaran gas metana sudah dilengkapi dengan alat instalasi penanggap gas metana atau capture.”Kita ingin menunjukkan kepada dunia, sudah ada pengendalian yang siginifikan yang dilakukan sehingga sawit kita ramah lingkungan,” katanya.

Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Sumut Timbas Ginting mengatakan yang menjadi masalah bukan jumlah ekspor CPO ke Eropa , sebab volume ekspor ke Eropa sebenarnya tak terlalu besar. Namun, kampanye negatifnya yang merugikan eksportir, kemudian pengusaha ekspor menuding kampanye negatif sawit Indonesia ini punya kepentingan lain seperti persaingan bisnis minyak nabati internasional.

Menurutnya,  Sumatera Utara merupakan produsen pengekspor CPO terbesar di Indonesia  melalui dua pelabuhannya yakni Belawan setelah Pelabuhan Dumai di Riau. Hal ini setidaknya bisa dilihat dari kenaikan aktivitas ekspor CPO Sumut pada semester pertama di 2013. Selama kurun waktu tersebut  ekspor CPO mencapai 1.252.219 ton, jumlah ini naik sekitar 4,26 persen  dibandingkan periode serupa pada tahun 2012 yang jumlahnya 1.200.956 ton.

“Sebelumnya memang negara tujuan ekspor utana CPO Sumut adalah Amerika dan Eropa, tetapi belakangan ini kita punya pasar yakni China dan India. Hal ini semakin menggairahkan pengusaha di tengah fluktuasi harga komoditas itu akibat berbagai faktor termasuk black campain dari Eropa,” pungkasnya. (mag-9

Sawit diangkut pekerja kebun kee atas truk. Kampanye negatif soal kelapa sawit yang dilakukan di beberapa negara Eropa kian berdampak buruk bagi ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia.
Foto: Rasyid/Sumut Pos
Sawit diangkut pekerja kebun kee atas truk. Kampanye negatif soal kelapa sawit yang dilakukan di beberapa negara Eropa kian berdampak buruk bagi ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia.

MEDAN- Kampanye negatif soal kelapa sawit yang dilakukan di beberapa negara Eropa kian berdampak buruk bagi ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia. Apalagi berdasarkan amatan  Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), sejak ada kampanye hitam sawit tercatat ekspor komoditas ini ke Eropa turun 7 persen atau turun 3 juta ton. Hal ini ditegaskan Ketua DMSI Derom Bangun.

“Saat ini DMSI gencar melakukan sosialisasi green palm oil (hijau sawit). Pemerintah dan akademisi juga diminta untuk membantu sosialisasi dengan mencari bukti hasil penelitian ilmiah terkait kandungan minyak kelapa sawit. Kita sudah meminta pemerintah untuk menyiapkan anggaran dalam penelitian, seperti yang pernah  juga dilakukan pemerintah Malaysia dan Afrika,” kata Derom.

Dalam pelaksanaan penelitian, katanya, pemerintah dapat memanfaatkan dana yang diterima dari bea keluar sawit yang selama ini masuk ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penggunaan anggaran dari APBN ini, sambungnya, bisa dimanfaatkan oleh semua kementerian, baik pendidikan, kesehatan, industri atau perdagangan.

Dikatakannya, DMSI sendiri sudah melakukan berbagai langkah sosialisasi, di antaranya dengan memperlihatkan pengolahan lahan gambut yang tetap mempertahankan air, replanting tanpa pembakaran dan pengeluaran gas metana sudah dilengkapi dengan alat instalasi penanggap gas metana atau capture.”Kita ingin menunjukkan kepada dunia, sudah ada pengendalian yang siginifikan yang dilakukan sehingga sawit kita ramah lingkungan,” katanya.

Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Sumut Timbas Ginting mengatakan yang menjadi masalah bukan jumlah ekspor CPO ke Eropa , sebab volume ekspor ke Eropa sebenarnya tak terlalu besar. Namun, kampanye negatifnya yang merugikan eksportir, kemudian pengusaha ekspor menuding kampanye negatif sawit Indonesia ini punya kepentingan lain seperti persaingan bisnis minyak nabati internasional.

Menurutnya,  Sumatera Utara merupakan produsen pengekspor CPO terbesar di Indonesia  melalui dua pelabuhannya yakni Belawan setelah Pelabuhan Dumai di Riau. Hal ini setidaknya bisa dilihat dari kenaikan aktivitas ekspor CPO Sumut pada semester pertama di 2013. Selama kurun waktu tersebut  ekspor CPO mencapai 1.252.219 ton, jumlah ini naik sekitar 4,26 persen  dibandingkan periode serupa pada tahun 2012 yang jumlahnya 1.200.956 ton.

“Sebelumnya memang negara tujuan ekspor utana CPO Sumut adalah Amerika dan Eropa, tetapi belakangan ini kita punya pasar yakni China dan India. Hal ini semakin menggairahkan pengusaha di tengah fluktuasi harga komoditas itu akibat berbagai faktor termasuk black campain dari Eropa,” pungkasnya. (mag-9

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/